Ada Kemungkinan di Masa Depan Sumber Makanan Astronot Bisa dari Asteroid
Belakangan ini, para ilmuwan juga meneliti potensi makanan yang berasal dari asteroid.
Misi ke Mars yang dilakukan oleh rover Perseverance dan Curiosity telah menemukan indikasi bahwa mikroba mungkin pernah ada di planet merah tersebut. Dengan melakukan analisis terhadap tanah dan sampel batuan, para ilmuwan menemukan struktur mikroskopis yang menyerupai bakteri yang ditemukan di Bumi.
Temuan mengenai bakteri di permukaan Mars didukung oleh pengamatan geologis yang menunjukkan bahwa lingkungan di sana pernah kaya akan air, mineral, dan bahan organik. Penelitian lebih lanjut juga mengungkapkan adanya komponen kimia yang dapat menjadi indikator kehidupan, seperti metana, yang mungkin dihasilkan oleh aktivitas biologis.
-
Apa saja jenis makanan yang disediakan untuk astronot di luar angkasa? Mengutip laporan Space dan Royal Museums Greenwich, Selasa (24/10), menyatakan bahwa kini, variasi menu di luar angkasa sudah jauh lebih banyak, tetapi dulu tidak seperti ini. Berikut adalah menu makanan astronot saat di luar angkasa: Makanan segar Buah dan sayur didinginkan dalam pesawat ruang angkasa dan dikonsumsi para astronot dalam waktu yang cepat guna menghindari pembusukan. Makanan dengan Radiasi Daging dan susu diberi radiasi pengion sebelum dikemas, guna meningkatkan umur simpan barang. Makanan dengan Kelembapan Sedang Makanan-makanan dengan kelembapan sedang kandungan airnya sedikit, dan teksturnya lembut. Jadi proses yang dilakukan untuk makanan-makanan ini adalah penggaraman atau penjemuran. Makanan Alami Makanan seperti kacang-kacangan, biskuit, dan coklat batangan dikemas secara sederhana. Makanan yang Dapat Dihidrasi Ulang Menghilangkan air dari makanan atau minuman adalah metode standar yang dilakukan agar makanan terhindar dari perkembangbiakan bakteri dan dapat bertahan dengan lebih lama. TermostabilitasProses ini membunuh bakteri dengan cara memanaskannya. Selain itu, minuman seperti teh dan kopi harus diracik terlebih dahulu sebelum dikirimkan, karena tentu saja meracik bubuk krim, gula dan pemanis tidak mungkin dilakukan di luar angkasa. Merica dan garam dicairkan, untuk mengurangi resiko terhirup atau masuk ke dalam mata. Peralatan makan juga telah disediakan di ruang angkasa, dan menurut sebagian besar astronot, yang paling penting adalah sendok dan gunting.
-
Bagaimana cara agar makanan astronot di luar angkasa tahan lama? Makanan dengan Radiasi Daging dan susu diberi radiasi pengion sebelum dikemas, guna meningkatkan umur simpan barang. Makanan dengan Kelembapan Sedang Makanan-makanan dengan kelembapan sedang kandungan airnya sedikit, dan teksturnya lembut. Jadi proses yang dilakukan untuk makanan-makanan ini adalah penggaraman atau penjemuran. Makanan Alami Makanan seperti kacang-kacangan, biskuit, dan coklat batangan dikemas secara sederhana. Makanan yang Dapat Dihidrasi Ulang Menghilangkan air dari makanan atau minuman adalah metode standar yang dilakukan agar makanan terhindar dari perkembangbiakan bakteri dan dapat bertahan dengan lebih lama. TermostabilitasProses ini membunuh bakteri dengan cara memanaskannya. Selain itu, minuman seperti teh dan kopi harus diracik terlebih dahulu sebelum dikirimkan, karena tentu saja meracik bubuk krim, gula dan pemanis tidak mungkin dilakukan di luar angkasa. Merica dan garam dicairkan, untuk mengurangi resiko terhirup atau masuk ke dalam mata. Peralatan makan juga telah disediakan di ruang angkasa, dan menurut sebagian besar astronot, yang paling penting adalah sendok dan gunting.
-
Makanan apa yang berbahaya bagi astronot? Makanan ini “Haram” Bagi Astronot di Luar Angkasa, Kalau Dikonsumsi Membahayakan Nyawa Penelitian terbaru mengungkap bahaya astronot mengonsumsi makanan ini. Secara umum, salad baik untuk manusia, jadi menanam sayuran segar di orbit sepertinya merupakan cara terbaik bagi penjelajah luar angkasa untuk tetap sehat.
-
Siapa astronot pertama yang makan di luar angkasa? Gagarin menjadi manusia pertama di luar angkasa yang menghabiskan waktu sekitar 108 menit dalam orbit Bumi.
-
Bagaimana astronot di Bumi bisa memantau makanan yang dikonsumsi astronot di luar angkasa? Sekarang para astronot dapat memantau makanan mereka melalui aplikasi EveryWear yang bisa diakses melalui tabletnya. Dengan ini, tim di Bumi dapat memantau dan memberitahu para astronot apakah mereka makan dengan cukup. Caranya cukup mudah, para astronot tinggal memindai kode batang yang ada pada makanan mereka dengan kamera tablet. Dengan cara ini, mereka dapat mencatat apa yang mereka makan.
-
Kenapa astronot tidak boleh makan selada di luar angkasa? Sayangnya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa meskipun bergizi, salad luar angkasa bisa menimbulkan risiko bagi astronot. Mengapa? Mengutip ScienceAlert, Selasa (6/2), berdasarkan penelitian Universitas Delaware, Amerika Serikat (AS), tanaman berdaun seperti selada dan bayam di luar angkasa bisa menimbulkan bakteri.
Selain itu, para ilmuwan saat ini juga sedang menyelidiki potensi sumber makanan yang berasal dari asteroid. Sebuah studi inovatif ini mengeksplorasi kemungkinan bahwa astronaut dapat memanfaatkan sumber daya mineral yang ada di asteroid.
Penelitian ini mengusulkan gagasan bahwa material dari luar angkasa dapat diolah menjadi makanan bergizi. Makanan yang dihasilkan dari bakteri yang ada di asteroid ini akan sangat bermanfaat dalam misi jangka panjang ke Mars atau objek luar angkasa lainnya.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di The International Journal of Astrobiology pada 3 Oktober 2024, para peneliti menyelidiki kemungkinan bahwa astronaut di masa depan dapat mengonsumsi makanan bernutrisi yang dibuat dari bakteri yang dibudidayakan di asteroid untuk menghasilkan produk mirip yogurt.
Menurut laporan dari News Scientist pada Kamis (10/10), proses kimiawi yang dilakukan oleh bakteri akan mengurai materi asteroid dan komponen organik yang dihasilkan oleh senyawa hidrokarbon, yang kemudian akan diberikan kepada bakteri tersebut.
Setelah bakteri tersebut berkembang biak, para astronaut dapat mengonsumsi kumpulan mikroba yang dikenal sebagai "biomassa". Gagasan ini berasal dari proyek yang didanai oleh Defense Advanced Research Projects Agency, bagian dari Departemen Pertahanan AS.
- Seberapa Besar Kemungkinan Asteroid Menabrak Bumi dalam Waktu Dekat? Begini Kata Ilmuwan
- 4 Asteroid Besar Mendekati Bumi, Ada yang Seukuran Gedung Pencakar Langit, Bahaya jika Hantam Planet Ini
- Ilmuwan Bersukacita, 5 Asteroid ini akan Melintasi Bumi Tidak Lama Lagi
- 5 Asteroid Berbahaya yang Berpotensi Jatuh ke Bumi
Persediaan yang Tak Bertahan Lama
Walaupun para astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional telah mencoba menanam daun untuk salad, sebagian besar makanan yang mereka konsumsi masih diangkut dari Bumi. Namun, untuk misi antariksa yang lebih jauh dan lebih lama, membawa makanan dari Bumi menjadi tidak praktis.
Joshua Pearce, seorang peneliti dari Western University di Ontario, Kanada, bersama timnya, berinisiatif untuk mengeksplorasi pemanfaatan bakteri dalam mengubah senyawa karbon yang berasal dari asteroid menjadi makanan yang bisa dimakan.
Meskipun mereka belum melakukan proses ini dengan asteroid nyata, mereka telah melakukan eksperimen serupa dengan menggunakan bakteri untuk mengurai plastik dari sisa makanan tentara atau makanan darurat.
Dalam eksperimen tersebut, peneliti memanaskan plastik tanpa oksigen melalui proses yang dikenal sebagai pirolisis, dan kemudian mencampurkannya dengan bakteri yang dapat mengonsumsi karbon.
Bakteri Bertahan Hidup di Ruang Angkasa
Para peneliti telah lama berkeyakinan akan adanya mikroorganisme di luar Bumi, khususnya di permukaan Mars. Dalam serangkaian penelitian terbaru, mereka menemukan bahwa bakteri yang mengalami pengeringan atau pembekuan dapat bertahan hidup dalam kondisi Mars hingga 280 juta tahun.
Temuan ini memberikan harapan bagi para ilmuwan untuk mendapatkan bukti bahwa Mars pernah mendukung kehidupan. Sebagian besar penelitian yang dilakukan pada tahun 2022 bertujuan untuk menguji kemampuan mikroorganisme dalam menghadapi radiasi tinggi di Mars, dengan menggunakan bakteri terhidrasi pada suhu kamar yang diperkirakan dapat bertahan hingga satu juta tahun.
Dalam eksperimen yang bertujuan untuk menunjukkan cara bakteri bertahan di bawah permukaan Mars, Brian Hoffman dari Northwestern University di Illinois dan timnya menggunakan pendekatan yang berbeda. Mereka mengeringkan serta membekukan berbagai jenis bakteri dan ragi sebelum mengeksposnya pada radiasi di planet merah, lalu mengamati kerusakan yang terjadi.
Setelah analisis, peneliti menemukan bahwa sampel hanya mengalami kerusakan minimal akibat radiasi, sehingga mereka memperkirakan bakteri dapat bertahan di lingkungan permukaan Mars yang kering dan dingin selama 280 juta tahun. Jika bakteri yang beku dan kering tersebut terpapar air dalam jangka waktu itu, peneliti percaya mikroorganisme tersebut akan kembali aktif dari keadaan dorman mereka.