Ilmuwan Ceritakan Ada Fenomena Langka Dua Lubang Hitam Bergabung di Luar Angkasa: Itu Nenek Moyang Galaksi Bima Sakti
NASA berhasil mengamati dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan dalam galaksi kerdil, sebuah temuan langka.
Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
Peristiwa ini menjadi pengamatan pertama lubang hitam besar yang terlihat dalam proses penggabungan di galaksi kerdil. Temuan langka ini ditangkap oleh Observatorium Sinar-X Chandra milik NASA, yang memungkinkan para astronom melihat detail yang belum pernah disaksikan sebelumnya.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
-
Apa yang ditemukan NASA saat mengamati luar angkasa? Para astronom NASA telah menemukan "sinyal" yang tidak dapat dijelaskan datang dari luar galaksi ini. Mereka sedang melihat data selama lebih dari satu dekade dari salah satu teleskop utama NASA ketika mereka menangkap sinyal tersebut. “Ini adalah sesuatu yang tidak terduga dan belum dapat dijelaskan di luar galaksi kita,” kata Francis Reddy dari Goddard Space Flight Center NASA, dikutip Indy100, Sabtu (20/1).
-
Siapa astronot Indonesia yang nyaris ikut misi NASA? Sosok inspiratif ini bernama Pratiwi Sudarmono, yang pada Oktober tahun 1985 terpilih oleh badan antariksa Amerika Serikat, NASA, untuk bergabung dalam misi pesawat ulang-alik ke luar angkasa.
Masing-masing galaksi kerdil tersebut memiliki dua lubang hitam supermasif di intinya, dengan satu pasang berada di galaksi yang berjarak 760 juta tahun cahaya dan pasangan lainnya pada jarak 3,2 miliar tahun cahaya dari Bima Sakti.
Mengutip Indy100, Selasa (24/9), penemuan ini dimulai ketika para astronom mendeteksi radiasi sinar-X yang dipancarkan dari cakram akresi, yakni lingkaran plasma superpanas yang mengelilingi lubang hitam saat ia menyedot materi di sekitarnya.
Berkat kemampuan khusus Observatorium Chandra dalam mendeteksi sinar-X, fenomena ini berhasil diidentifikasi dan direkam, memberikan pandangan baru tentang bagaimana lubang hitam besar bisa terbentuk.
Fenomena ini juga memberikan wawasan penting tentang proses evolusi galaksi. Para ilmuwan berspekulasi bahwa galaksi kerdil adalah "batu bata" awal dalam pembentukan galaksi besar seperti Bima Sakti.
Seiring berjalannya waktu dan terjadinya penggabungan antar galaksi, galaksi-galaksi kerdil ini kemungkinan terus bertambah besar dan akhirnya berkembang menjadi galaksi yang lebih matang.
- Ahli Astronomi Temukan Lubang Hitam Terkecil di Alam Semesta, Berada 110 Juta Tahun Cahaya dari Bumi
- Misteri Suara Ledakan dari Langit yang Belum Sanggup Dipecahkan Ilmuwan selama Berabad-abad
- Ilmuwan Temukan Lima Lubang Hitam di Galaksi, Diameternya Ada yang Mencapai 520 Miliar Kilometer
- Ilmuwan Heran Lautan Es Sebesar 10 Kali Wilayah Inggris Tiba-tiba Menghilang
Brenna Wells, salah satu penulis studi ini, menjelaskan bahwa lubang hitam dan galaksi kerdil pada masa awal alam semesta kemungkinan telah tumbuh jauh lebih besar sekarang, berkat penggabungan berulang.
"Galaksi kerdil adalah leluhur galaksi kita, yang berkembang selama miliaran tahun hingga menghasilkan galaksi besar seperti Bima Sakti," katanya.
Teori ini mendukung gagasan bahwa galaksi besar, seperti yang kita tinggali saat ini, dibangun melalui penggabungan galaksi-galaksi yang lebih kecil. Dengan kata lain, proses penggabungan lubang hitam supermasif yang diamati ini adalah salah satu langkah dalam evolusi alam semesta menuju pembentukan galaksi yang lebih besar dan kompleks.