Ilmuwan Yakin Manusia Bisa Buat Mesin Waktu, Tapi Ada Syaratnya
Keyakinan itu tak lepas dari pro dan kontra. Namun bagi ilmuwan yang meyakininya itu bisa terjadi, tetap butuh syarat.
Keyakinan itu tak lepas dari pro dan kontra. Namun bagi ilmuwan yang meyakininya itu bisa terjadi, tetap butuh syarat.
Ilmuwan Yakin Manusia Bisa Buat Mesin Waktu, Tapi Ada Syaratnya
Ronald Mallett, seorang Profesor Emeritus Fisika di Universitas Connecticut, telah mengklaim menemukan solusi untuk persamaan mesin waktu setelah melakukan penelitian selama bertahun-tahun.
Obsesinya terhadap perjalanan waktu berakar pada masa kecilnya, terutama setelah kehilangan ayahnya pada usia 10 tahun, sebuah peristiwa yang mengubah arah hidupnya secara drastis.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti lukisan gua tersebut? Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Indonesia Adhi Augus Oktaviana menggunakan teknik yang disebut pencitraan seri U ablasi laser, yang menurut mereka dalam penelitian tersebut adalah “aplikasi baru dari pendekatan ini”.
-
Apa yang diuji oleh ketiga ilmuwan tersebut? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
Buku The Time Machine karya H.G. Wells menjadi sumber inspirasi bagi Mallett. Kata-kata pertama dalam buku tersebut memicu minatnya yang mendalam terhadap kemungkinan perjalanan waktu.
"Buku ini mengubah hidup saya. Paragraf pertama yang mengubah hidup saya. Saya masih ingat kutipan 'Orang-orang ilmiah tahu betul bahwa waktu hanyalah sejenis ruang. Dan mengapa kita tidak bisa bergerak di dalam waktu sebagaimana kita bergerak di dimensi lain dari ruang?"
Ronald Mallett, Profesor Emeritus Fisika dari Universitas Connecticut, AS.
Sebagai seorang ilmuwan, Mallett menghabiskan karirnya meneliti teori lubang hitam dan relativitas umum Albert Einstein. Namun, momen pencerahan datang saat ia terbaring di rumah sakit karena penyakit jantungnya, ia menyadari potensi lubang hitam dalam menciptakan medan gravitasi yang memungkinkan perjalanan waktu ke masa lalu.
Mengutip NDTV & Earth, Kamis (28/3), visi Mallett tentang mesin waktu disebut sebagai "Berkas cahaya yang berputar secara intens dan terus menerus" untuk memanipulasi gravitasi. Mesin ini akan menggunakan cincin laser untuk meniru efek distorsi ruang-waktu dari lubang hitam.
Namun, tantangan terbesarnya adalah memperoleh "Energi dalam jumlah besar" yang diperlukan untuk menjalankan alat tersebut, serta tidak pastinya seberapa besar alat itu harus dibuat agar berfungsi.
Walau begitu kritikus skeptis tentang kemungkinan kesuksesan proyeknya, Mallett tetap optimis bahwa suatu hari mesin waktu ini dapat direalisasikan.
Meskipun demikian, ia tidak dapat memastikan kapan atau apakah hal itu akan terjadi, namun ia yakin bahwa secara teori, perjalanan waktu adalah suatu kemungkinan.
Dengan demikian, sembari menyadari tantangan teknis yang dihadapinya, Mallett terus mengejar visinya untuk menciptakan mesin waktu yang menjadi obsesinya sejak masa kecilnya.
- Inti Bumi Berputar Lebih Lambat, Ilmuwan Mulai Bingung Menjelaskannya
- Ilmuwan Temukan Artefak Berusia 500.000 Tahun, Menunjukkan Manusia Purba yang Lebih Canggih
- Ilmuwan Dunia yang Akhirnya Memeluk Islam setelah Melakukan Penelitian Bertahun-tahun
- Ilmuwan Temukan Alasan Manusia Simpan Ingatan yang Paling Menjijikan