Ini Penyebab Waktu di Bulan Lebih Cepat Dibandingkan di Bumi
Fenomena ini terjadi karena Bulan memiliki gravitasi yang lebih rendah daripada Bumi, sehingga waktu di Bulan berjalan lebih cepat.
Para peneliti telah berhasil mengungkap misteri mengenai cara kerja waktu di permukaan Bulan. Dalam penelitian terbaru, fisikawan mengonfirmasi bahwa waktu di Bulan berjalan lebih cepat dibandingkan dengan waktu di Bumi.
Menurut laporan dari Live Science pada Jumat (27/12), fenomena ini sejalan dengan teori relativitas umum yang dikemukakan oleh Albert Einstein, yang menyatakan bahwa gravitasi memengaruhi aliran waktu.
-
Planet kesembilan itu seperti apa? Planet kesembilan kemungkinan berada 20 kali lebih jauh dari matahari dibandingkan Neptunus. Selain itu, objek langit yang misterius ini diperkirakan memiliki massa sepuluh kali lipat dari bumi, dan cahaya memerlukan waktu empat hari untuk menjangkaunya.
-
Apa yang sering terjadi di planet lain selain Bumi? Kini, terungkap bahwa hujan berlian jauh lebih sering terjadi di planet lain daripada yang dibayangkan.
-
Kapan planet ini ditemukan? Pada awal tahun 2000-an, data yang diperoleh dengan menggunakan instrumen Ultra-Violet-Visual Echelle Spectrograph (UVES) pada Very Large Telescope milik European Southern Observatory menunjukkan bahwa WD0032-317 sedang bergerak dan nampak seperti ditarik-tarik oleh bintang yang mengorbit.
-
Planet seperti bola mata manusia itu seperti apa? Planet ekstrasurya yakni planet yang keberadaannya di luar tata surya Bima Sakti. Planet seperti bola mata raksasa ini tidak “berubah” seperti Bumi. Jika Bumi ada siang dan malam, planet bola mata tidak ada.
-
Siapa yang yakin Planet Kesembilan itu ada? Dalam jurnal yang akan dimuat di The Astrophysical Journal Letters, Michael Brown, seorang profesor astronomi planet di California Institute of Technology, menyatakan bahwa kemungkinan besar planet sembilan memang ada.
-
Kenapa planet Bumi diberi nama 'Bumi'? Bumi dalam pemahaman bahasa Anglo-Saxon merujuk pada tanah tempat kita hidup, tempat kita menanam tanaman, dan tempat kehidupan muncul.
Semakin kuat gravitasi di suatu lokasi, maka waktu akan berjalan lebih lambat. Fenomena ini dikenal dengan istilah "dilatasi waktu gravitasi." Karena Bulan memiliki gravitasi yang lebih lemah dibandingkan dengan Bumi, maka waktu di Bulan bergerak lebih cepat.
Namun, penelitian yang dipublikasikan dalam Astronomical Journal juga mengungkap bahwa gerakan relatif Bulan terhadap Bumi memberikan efek tambahan, yang menyebabkan waktu di Bulan sedikit lebih lambat.
Kedua efek ini saling berkompetisi, tetapi pada akhirnya menghasilkan perbedaan waktu sebesar 56 mikrodetik per hari, di mana waktu di Bulan tetap lebih cepat secara keseluruhan.
Meskipun perbedaan 56 mikrodetik per hari tampak kecil, dampaknya sangat signifikan, khususnya dalam misi luar angkasa yang memerlukan tingkat presisi yang tinggi. Salah satu contoh konkret adalah misi Artemis NASA, yang bertujuan untuk melakukan eksplorasi lebih mendalam terhadap Bulan.
Dalam konteks komunikasi dan navigasi antara Bumi dan Bulan, perbedaan waktu ini menjadi faktor yang sangat penting. Dengan menggunakan kecepatan cahaya sebagai acuan, selisih waktu sebesar 56 mikrodetik dapat menyebabkan kesalahan navigasi hingga 17 kilometer per hari.
Kesalahan ini jauh melampaui toleransi yang diizinkan dalam misi luar angkasa modern seperti Artemis, yang memerlukan akurasi posisi hingga 10 meter. Selain aspek teknis, temuan ini juga membawa implikasi ilmiah yang mendalam.
Penelitian ini membantu ilmuwan untuk lebih memahami bagaimana relativitas umum memengaruhi lingkungan luar angkasa dan membuka peluang untuk pengembangan teknologi navigasi yang lebih akurat di masa mendatang.
Saat ini, badan antariksa di seluruh dunia sedang bersaing untuk menciptakan zona waktu yang khusus untuk Bulan, yang dikenal dengan nama Coordinated Lunar Time (LTC). Proyek ini ditargetkan untuk selesai pada akhir tahun 2026.
Dengan adanya Coordinated Lunar Time, diharapkan misi antariksa dapat lebih terkoordinasi dan terorganisir. Selain itu, pembuatan zona waktu di Bulan juga bertujuan untuk mengembangkan metode baru dalam pengukuran waktu, khususnya di lingkungan Bulan.
Nasa bukanlah satu-satunya lembaga yang berusaha mewujudkan konsep waktu Bulan. Badan Antariksa Eropa (ESA) juga telah melakukan pengembangan terhadap sistem waktu baru selama beberapa waktu terakhir.
Untuk saat ini, kesepakatan antara negara-negara dan badan koordinasi pusat sedang dilakukan oleh Biro Berat dan Ukuran Internasional untuk pengaturan waktu di Bumi. Saat ini, Waktu Universal Terkoordinasi (UTC) digunakan sebagai acuan karena orbitnya yang stabil di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Selain itu, terdapat elemen lain yang perlu disepakati oleh negara-negara terkait, yaitu menentukan dari mana kerangka waktu baru ini akan dimulai dan sejauh mana kerangka waktu tersebut akan diperluas. Zona waktu Bulan atau LTC dipastikan tidak akan sama dengan zona waktu yang ada di Bumi.
Di Bumi, penetapan zona waktu didasarkan pada Waktu Universal Terkoordinasi atau Coordinated Universal Time (UTC). UTC sendiri adalah hasil dari pengukuran rata-rata yang diambil dari ratusan jam atom yang sangat akurat dan tersebar di berbagai lokasi di seluruh dunia.