Ini Satu-satunya Makhluk Hidup yang Bisa Tinggal di Mars
Uji coba dilakukan di dua lokasi yang punya kesamaan dengan kondisi di Mars, yaitu The Mars Desert Research Station di Utah, AS, dan kawasan Nunavut, Kanada.
Para astronom dan ilmuwan astrobiologi telah melakukan serangkaian uji coba dan simulasi untuk meneliti kemungkinan adanya kehidupan mikroorganisme di Mars, yang dikenal memiliki kondisi ekstrem.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi kehidupan di Mars, baik di masa lalu maupun di masa depan, serta untuk memahami bagaimana mikroorganisme dapat bertahan hidup dalam lingkungan yang keras seperti yang ada di planet merah.
-
Siapa yang melakukan misi pencarian kehidupan di Mars? Misi Viking 1 NASA yang mulai mengorbit Mars di 1976 bertujuan mencari kehidupan di Mars. Pesawat tersebut dilengkapi dengan alat pendarat untuk melihat apakah ada bentuk kehidupan di tanah Mars.
-
Apa yang ditemukan di permukaan Mars? NASA mengklaim telah memecahkan misteri salah satu fenomena paling aneh di Mars. Mengutip BBC, Selasa (17/9), para ilmuwan dari badan antariksa AS tersebut berhasil merekonstruksi bentuk seperti laba-laba yang terlihat di permukaan Mars.
-
Apa saja objek aneh yang pernah disangka tanda kehidupan di Mars? Berikut adalah ilusi optik yang buat ilmuwan merasa tertipu. Planet Mars merupakan planet yang paling dekat dengan Bumi. Planet tersebut pun dianggap memiliki potensi kehidupan dan dapat dihuni. Karena hal ini, ilmuwan berbondong-bondong melakukan penelitian terhadap planet ini untuk menentukan apakah potensi kehidupan itu benar-benar ada. Sering kali dalam penelitiannya, para ilmuwan menemukan hal-hal menarik yang diduga sebagai tanda-tanda adanya kehidupan. Bahkan tak jarang mereka tertipu karena nyatanya benda-benda itu bukanlah tanda-tanda kehidupan sama sekali.
-
Apa saja jenis sampah yang ada di Planet Mars? Sampah yang memenuhi planet mars terdiri dari benda buatan manusia yang dikirim ke planet tersebut selama lima dekade terakhir. Dalam laman Earth, Rabu, (6/9), menurut Cagri Kilic, peneliti pasca doktoral Robotika, West Virginia University, jenis sampah yang menumpuk pada planet Mars berisikan puing-puing keras, pesawat ruang angkasa yang tidak aktif, dan pesawat ruang angkasa yang jatuh.
-
Mengapa logat manusia akan berubah saat mereka tinggal di Planet Mars? Saat manusia berusaha untuk hidup di Bulan dan Mars di masa depan, mereka yang tinggal di koloni terisolasi akan mengembangkan aksen atau logat mereka sendiri.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan mengenai kehidupan di Planet Mars? Asal usul kehidupan yang mengejutkan tentang permukaan planet Mars ditemukan para ilmuwan.
Uji coba ini dilakukan di dua lokasi yang memiliki kondisi mirip dengan Mars, yaitu The Mars Desert Research Station di Utah, Amerika Serikat (AS), dan kawasan Nunavut di Kanada yang terkenal dengan iklim ekstremnya. Berdasarkan informasi dari laman Science Tech Daily pada Jumat (8/11), misi penelitian yang dinamakan Mars 160 berlangsung selama satu tahun, dari 2016 hingga 2017.
Dalam misi ini, sekelompok ilmuwan yang terdiri dari astrobiolog, geolog, dan ahli ekologi melakukan survei mengenai keanekaragaman hayati lumut di lokasi-lokasi simulasi Mars tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai kemampuan spesies lumut dalam bertahan hidup di lingkungan yang sangat mirip dengan kondisi Mars, seperti suhu yang sangat rendah, radiasi tinggi, dan ketersediaan air yang terbatas.
Para peneliti juga mempelajari, mengeksplorasi, dan mendokumentasikan berbagai kemungkinan kehidupan mikroba yang terdapat di Mars, terutama spesies lumut kerak, yang diyakini dapat bertahan hidup di Mars. Hasil dari penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Check List yang terbit pada bulan Oktober 2024 lalu.
Lingkungan Ekstrem
Dari hasil penelitian, para ilmuwan menemukan bahwa lumut kerak merupakan organisme yang paling mungkin dapat bertahan di Mars. Organisme ini mampu hidup dalam kondisi lingkungan ekstrem dan di tengah keterbatasan sumber daya yang ada.
Dalam eksperimen tersebut, peneliti melakukan pengamatan terhadap habitat mikro di dua stasiun simulasi Mars. Mereka mengenakan pakaian antariksa untuk berinteraksi dan mempelajari berbagai habitat mikro yang terdapat di sekitar kedua stasiun, yang terletak di lingkungan padang pasir dan kutub Arktik, yang sangat mirip dengan kondisi di Mars.
Selain itu, para peneliti juga mengumpulkan berbagai spesies lumut yang dapat tumbuh di habitat mikro yang ditemukan di dua lokasi tersebut. Lebih dari 150 spesimen lumut berhasil dikumpulkan dan kemudian dianalisis lebih lanjut di Herbarium Nasional Kanada yang berada di Museum Alam Kanada.
Hasil penelitian ini mengidentifikasi sebanyak 35 spesies lumut dari The Mars Desert Research Station dan 13 spesies lainnya dari The Flashline Mars Arctic Research Station. Temuan ini sangat signifikan karena menunjukkan bahwa lumut kerak dapat tumbuh dan berkembang dalam kondisi yang menyerupai Mars, memberikan bukti kuat bahwa spesies ini bisa menjadi salah satu kandidat utama dalam pencarian kehidupan di Mars.
Dalam beberapa foto yang dirilis, terlihat sekumpulan lumut kerak yang melimpah tumbuh di padang pasir sekitar The Mars Desert Research Station. Ini menunjukkan bahwa organisme ini memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa dan mampu berkembang dalam kondisi yang sangat mirip dengan permukaan Mars.
Hal ini mendukung hipotesis bahwa lumut kerak mungkin bisa menjadi salah satu organisme yang dapat bertahan hidup di Mars, baik sebagai organisme individu maupun sebagai bagian dari ekosistem yang lebih luas, yang dapat memanfaatkan sedikitnya sumber daya alam yang tersedia.
Lumut kerak (lichen) termasuk salah satu dari 15.000 spesies organisme mirip tumbuhan yang tersebar di seluruh dunia dan dapat hidup dalam berbagai kondisi lingkungan. Sebagai kelompok organisme yang sangat beragam, lumut kerak dapat tumbuh pada berbagai permukaan seperti kulit pohon, batu terbuka, dan sebagai bagian dari kerak tanah biologis.
Namun, yang menarik adalah lumut kerak bukanlah organisme tunggal, melainkan hasil simbiosis antara jamur, alga, atau bahkan sianobakteri yang sangat stabil. Dalam hubungan simbiotik ini, jamur memberikan struktur dan perlindungan, sementara alga atau sianobakteri menyediakan makanan melalui fotosintesis atau proses lainnya.
Beberapa spesies jamur yang tidak berhubungan, tetapi berbeda dalam hal genetika, bisa bergabung dan membentuk lumut kerak. Selain peran ekologisnya yang penting, lumut kerak juga telah lama digunakan oleh manusia untuk berbagai keperluan, mulai dari makanan, obat-obatan, hingga bahan pewarna alami.
Selain itu, lumut kerak memiliki peran penting dalam ekosistem, terutama di wilayah utara Bumi, karena organisme ini menyediakan sekitar dua pertiga dari pasokan makanan untuk rusa kutub yang tinggal di wilayah tersebut. Penelitian tentang lumut kerak dan mikroorganisme lainnya yang mungkin dapat bertahan hidup di Mars menjadi sangat penting dalam pencarian kehidupan di luar Bumi.