Teknologi Ini Bantu Arkeolog Temukan Sebab Kematian Mumi Wanita Mesir Kuno yang Mulutnya Terbuka Mengerikan
Mumi ini dikenal sebagai Wanita Menjerit. Kematiannya misterius. Arkeolog pun ramai memperdebatkan sebab kematiannya.
Wajah mumi Mesir kuno yang dikenal sebagai Wanita Menjerit telah lama membingungkan para peneliti. Wajahnya, yang membeku mulutnya menganga seperti menjerit, menandakan kematian yang begitu menyiksa hingga otot-ototnya terkunci di tempatnya.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh ahli radiologi Sahar Saleem dari Universitas Kairo dan antropolog Samia El-Merghani dari Kementerian Pariwisata dan Purbakala Mesir telah memberikan pencerahan baru mengenai teka-teki ini.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Kenapa arkeolog meneliti kotoran mumi? Lewat penelitian kotoran mumi, arkeolog bisa mengetahui pola makan manusia ribuan tahun lalu.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di kotoran mumi? Penelitian ini mengungkap penduduk Karibia kuno memakan berbagai macam tanaman, tembakau, bahkan kapas.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir? Arkeolog di Mesir menemukan situs yang berisi lebih dari 300 makam mumi.Situs yang ditemukan oleh tim yang bekerja di kota kuno Aswan ini dijuluki 'Kota Orang Mati,' berisi 36 makam yang masing-masing berisi 30 hingga 40 mumi.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Mesir? Saat menggali sebuah kuburan kuno di Mesir, para arkeolog membuat penemuan langka. Penemuan langka ini benar-benar mengejutkan ahli yang melakukan penggalian. Lantas, apa yang mengejutkan?Sebuah tumor ovarium yang tersemat di panggul seorang wanita yang meninggal lebih dari 3000 tahun.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
Mengutip IndiaToday, Sabtu (3/8), penelitian ini dipublikasikan di Frontiers in Medicine menawarkan pemahaman lebih dalam tentang bagaimana momen terakhir Screaming Woman dilestarikan selama ribuan tahun. Wanita Berteriak, dimakamkan lebih dari tiga milenium lalu di makam Semnut, arsitek kerajaan dinasti ke-18 Ratu Hatshepsut. Ditemukan pada tahun 1935.
Penguburannya yang mewah termasuk peti mati kayu, cincin perak dan emas dengan ukiran jasper scarab, dan wig yang dikepang, menunjukkan bahwa mumifikasinya dilakukan dengan hati-hati dan bahan yang mahal. Bertentangan dengan kepercayaan sebelumnya yang mengaitkan ekspresi suramnya dengan mumifikasi yang buruk, studi baru ini menunjukkan sebaliknya.
“Dia dibalsem dengan bahan pembalseman impor yang mahal. Hal ini dan penampilan mumi yang terpelihara dengan baik, bertentangan dengan kepercayaan tradisional bahwa kegagalan untuk mengeluarkan organ dalam berarti mumifikasi yang buruk,” kata dia.
Dengan menggunakan teknik pencitraan canggih, termasuk CT scan, pemindaian mikroskop elektron, spektroskopi inframerah transformasi Fourier, dan analisis difraksi sinar-X, para peneliti melakukan pemeriksaan rinci terhadap jenazahnya. Mereka menemukan bahwa wanita tersebut tingginya hanya sekitar 1,5 meter, meninggal sekitar usia 48 tahun, dan menderita radang sendi.
Hebatnya, otak, diafragma, jantung, paru-paru, hati, limpa, ginjal, dan ususnya semuanya utuh, suatu hal yang jarang terjadi dalam praktik mumifikasi Mesir kuno. Penelitian tersebut juga mengungkapkan bahwa tubuhnya diberi bahan juniper dan kemenyan, yang masing-masing diimpor dari Afrika dan Arab.
- Arkeolog Temukan Peti Mati Berisi Peti Mati Lainnya Berusia 4.000 Tahun, Isinya Jenazah Pendeta Wanita Mesir Kuno
- Arkeolog Amatir Temukan Kepala Wanita Berukir di Kolam Pemandian Kuno dari Abad ke-4, Begini Wujudnya
- Arkeolog Temukan Makam Sosok Wanita Misterius di Pemakaman Berusia 6.500 Tahun, Diduga Seorang Pejuang dan Dikubur Bersama Anak Panah
- Peti Mati Mesir Kuno Berusia 1.500 Tahun Akhirnya Dibuka, Isinya Bikin Arkeolog Merinding
Rambut aslinya diwarnai dengan juniper dan henna, dan wignya diberi kristal kuarsa, magnetit, dan albite untuk mengeraskan serat dan mewarnainya menjadi hitam. Temuan ini menunjukkan bahwa mulut Wanita yang Menjerit itu tidak terbuka karena kelalaiannya.
Sebaliknya, para peneliti berpendapat bahwa dia mengalami kejang kadaver, suatu kondisi langka di mana otot-otot terkunci pada saat kematian, sering kali disebabkan oleh rasa sakit atau tekanan yang luar biasa.
“Ekspresi wajah mumi yang berteriak dalam penelitian ini dapat dibaca sebagai kejang kadaver, yang menyiratkan bahwa wanita tersebut meninggal sambil berteriak karena kesakitan,” tulis para peneliti.
Meskipun penyebab pasti kematiannya masih belum diketahui, penelitian ini memberikan gambaran sekilas tentang adat istiadat kuno dan kemungkinan keadaan di sekitar kematiannya.