Teknologi ini Dipakai Orang Mesir Kuno Membangun Piramida Raksasa
Ilmu fisika ternyata dipakai orang-orang Mesir Kuno untuk membangun piramida.
Ilmu fisika ternyata dipakai orang-orang Mesir Kuno untuk membangun piramida.
Teknologi ini Dipakai Orang Mesir Kuno Membangun Piramida Raksasa
Misteri bagaimana masyarakat Mesir Kuno membangun piramida merupakan salah satu teka-teki yang paling populer, bagi Egiptolog (ahli Mesir Kuno), fisikawan, dan insinyur.
Terbaru, peneliti dari Universitas Amsterdam mengungkapkan bahwa air memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembangunan Piramida Raksasa. Hal itu seperti dikutip dari UNILAD, Washington Post, dan Live Science, pada hari Senin (4/3).
-
Bagaimana cara Piramida Putih dibangun? Piramida ini setinggi 1.000 kaki berwarna putih yang menurut legenda tertutup permata.
-
Kapan orang Mesir kuno mulai membangun piramida? Untuk menempatkan tanggal 4.300 SM ke dalam konteksnya, ini adalah sekitar satu milenium sebelum orang Mesir mengembangkan hieroglif (tulisan dan abjad Mesir Kuno) sekitar 1.500 tahun sebelum mereka mulai membangun piramida.
-
Bagaimana orang Mesir kuno mengangkut balok-balok batu saat membangun piramida? Kemungkinan besar balok-balok batu ditarik di atas papan seluncur -- seperti yang terlihat pada gambar-gambar dari Mesir kuno yang memperlihatkan proses pemindahan benda-benda besar menggunakan metode tersebut," kata Salim, dilansir dari AFP.
-
Bagaimana cara orang Mesir kuno membuat bir? Cerita legenda mengisahkan dewa Osiris mengajarkan manusia bagaimana membuat bir.
-
Bagaimana cara pembuatan kaos kaki Mesir kuno itu? Teknik "Nålbindning" Menurut informasi, kaos kaki ini dibuat dengan teknik nålbindning, yang sering disebut sebagai jaring tanpa simpul atau rajutan jarum tunggal, sebuah teknik yang lebih mirip menjahit daripada merajut.
-
Bagaimana cara restorasi Piramida Menkaure dilakukan? Dalam salah satu video yang diunggah di Facebook, Sekjen Dewan Tertinggi Kepurbakalaan Mesir, Mostafa Waziri menyebut proyek tersebut sebagai "proyek abad ini", di mana para pekerja menyusun batu granit sebagai pondasi piramida.
Jawaban dari misteri besar tersebut ternyata cukup sederhana. Para pekerja yang membangun piramida membawa balok batu besar dengan menggunakan kereta luncur kayu, sebuah kereta luncur yang sederhana.
Kemudian, kereta luncur tersebut ditarik oleh para pekerja melewati padang gurun. Kereta luncur tersebut ternyata dapat berjalan dengan lancar, menurut penelitian Bonn, dkk., karena pasir yang dilewati dibasahi dengan menggunakan air.
Hal tersebut dilakukan dalam pembangunan super kompleks di masa, yang tentunya, belum terdapat peralatan canggih seperti yang dipakai dalam pembangunan masa sekarang, seperti forklif dan alat derek (crane).
Temuan ini didapatkan oleh para ilmuwan setelah mereka memfokuskan penelitiannya pada sebuah lukisan dinding yang memperlihatkan sebuah metode pembangunan.
Pada lukisan itu, terdapat gambaran para pekerja yang menarik kereta luncur yang menampung batu menggunakan tali. Yang unik, pada lukisan tersebut juga terdapat seseorang yang berdiri di atas kereta luncur sambil mengucurkan air ke pasir yang akan dilalui kereta luncur.
Apa yang dilakukan oleh orang tersebut pun menjadi pertanyaan dan perdebatan. Para ahli Mesir Kuno telah menafsirkan air yang dituangkan merupakan bagian dari sebuah ritual penyucian.
Akan tetapi, para ilmuwan telah menemukan alasan saintifik dari dilakukannya hal tersebut, yaitu untuk mengurangi friksi atau gesekan antara kereta luncur dan pasir.
Tim peneliti kemudian melakukan uji coba dengan mengulangi proses yang sama di laboratorium, dengan menggunakan kereta luncur dan pasir yang sudah dikeringkan dalam oven. Mereka juga menuangkan air pada pasir tersebut dan akhirnya dugaan mereka dapat terbukti.
- Teknologi ini Dipercaya Jadi Kunci Pembangunan Piramida Mesir Kuno
- 5 Inovasi Teknologi yang Menarik, Tapi Tidak Terlalu Penting dan Akhirnya Sia-sia
- Arkeolog Temukan Kamar Rahasia di Bawah Piramida Terbesar Mesir, Fungsinya Masih Jadi Tanda Tanya
- Tampak Gersang, Begini Penampakan Komplek Piramida Mesir Dipotret dari Luar Angkasa
“Gesekan yang ada saat pergeseran pada pasir akan sangat berkurang dengan penambahan sedikit – namun tidak terlalu banyak – air,”
tulis tim peneliti di laporannya.
Dengan hal tersebut, pasir akan menjadi, kira-kira, dua kali lebih kaku jika dibandingkan dengan pasir kering sehingga kereta dapat meluncur dengan lebih lancar.
“Jika anda menggunakan pasir kering, (pergeseran di atas pasir) tidak akan berjalan dengan terlalu baik, tetapi jika pasirnya terlalu basah, hal tersebut juga tidak akan berjalan. Terdapat tingkat kekakuan yang optimal,” ucap Bonn kepada Live Science.
“Saya sangat terkejut dengan seberapa besar gaya tarik yang bisa dikurangi—hingga 50 persen—yang berarti orang Mesir Kuno hanya membutuhkan setengah dari pekerja untuk menarik di atas pasir basah jika dibandingkan dengan pasir kering,” ujar Bonn kepada the Washington Post.