Fakta Mengejutkan di Balik Kecanduan Judi yang Jarang Diketahui
Judi diklasifikasikan sebagai gangguan kesehatan mental yang memerlukan bantuan dan bimbingan profesional untuk diatasi.
Kecanduan judi online merupakan sebuah penyakit dan dipastikan akan menimbulkan masalah baru.
Fakta Mengejutkan di Balik Kecanduan Judi yang Jarang Diketahui
Maraknya website judi online telah menjelma menjadi penyakit masyarakat. Pemerintah pun bergerak memberantas para pengelola judi online yang sampai saat ini beroperasi di Indonesia.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, kurang dari sebulan Polri bersama jajaran menangkap ratusan pengelola bisnis ilegal judi online.
-
Bagaimana judi menjadi candu? Judi menjadi candu ketika seseorang lepas kendali atau mengalami kompulsif.
-
Bagaimana cara mengatasi kecanduan judi online? Langkah pertama yang penting adalah mengakui bahwa ada masalah dengan perjudian online dan memiliki keinginan kuat untuk mengubah perilaku tersebut.
-
Bagaimana cara menyingkirkan kecanduan judi online? Hapus semua pengingat kecanduan dari rumah dan tempat kerja. Misalnya, pisahkan diri dari orang-orang yang mendorong untuk terlibat dengan kegiatan yang membuat Anda menjadi kecanduan.
-
Bagaimana cara menghindari jebakan judi online? Tentu dengan menghindari jeratan perjudian online memerlukan kesadaran diri yang kuat, disiplin, dan komitmen untuk hidup sehat secara mental dan finansial.
Kecanduan judi online merupakan sebuah penyakit dan dipastikan akan menimbulkan masalah baru. Sebenarnya, kecanduan judi yang mungkin ada pada diri Anda atau orang terdekat dapat dikenali dari berbagai tanda.
Dikutip dari medium, Jumat (21/6) inilah beberapa fakta yang kurang dikenal tentang kecanduan judi:
Sulit Dikenali
Masalah pertama dari kecanduan judi adalah mengenalinya. Berbeda dengan narkoba atau alkohol, kecanduan judi sulit dikenali, sehingga sering disebut "kecanduan tersembunyi".
Sulit membedakan antara judi kompulsif dan judi santai, bahkan bagi orang-orang terdekat sekalipun. Namun, dengan mengenali tanda-tanda kecanduan judi, Anda bisa memahami masalah yang mendasari keterlibatan seseorang dalam permainan kasino. Beberapa tanda umum kecanduan judi meliputi:
- Obsesi dengan judi
- Menghindari masalah nyata atau emosi dengan berjudi
- Menyembunyikan kebiasaan berjudi
- Memprioritaskan judi di atas teman dan keluarga
- Merasa bersalah atau malu karena berjudi
Pemain Jarang pun Bisa Kecanduan
Fakta menarik tentang judi adalah frekuensi berjudi tidak menjamin perilaku seseorang tidak menjadi kompulsif.
Meskipun Anda tidak berjudi setiap hari, Anda tetap bisa kecanduan. Kecanduan judi tidak terjadi dalam semalam, ini adalah proses yang melibatkan berbagai perilaku dan gejala.
Daripada mengabaikan kekhawatiran dengan berpikir bahwa Anda tidak mungkin memiliki masalah karena tidak berjudi setiap hari, tanyakan pada diri sendiri pertanyaan seperti, "Pernahkah saya berjudi untuk memenangkan kembali uang yang saya hilangkan?" atau "Apakah saya merasa perlu menghabiskan lebih banyak uang untuk merasakan sensasi yang sama?".
Kecanduan Judi Lebih Banyak Terjadi pada Pria daripada Wanita
Menurut studi, pria dua kali lebih mungkin berjudi dibandingkan wanita, yang secara alami menyebabkan prevalensi kecanduan judi lebih tinggi pada pria.
Alasannya tidak sepenuhnya jelas, tetapi studi menunjukkan bahwa pria cenderung terlibat dalam perilaku berisiko dan mungkin lebih rentan terhadap kecemasan sosial, yang bisa berkontribusi pada perkembangan kecanduan judi.
- Sejumlah Alasan Mengapa Seseorang Berjudi dari Sudut Pandang Psikologi
- Ini Dampak Paling Buruk Judi Online Terhadap Kesehatan Mental Menurut Psikolog
- 5 Ciri-Ciri Orang Kecanduan Judi Online, Banyak Utang hingga Gangguan Emosi
- Saat Jenderal Bintang Dua Ingatkan Prajurit dan Keluarganya Jauhi Judi Online: Saya Tindak Langsung
Selain itu, pria memiliki kemampuan lebih rendah untuk mengatasi perilaku impulsif.
Para peneliti percaya bahwa pencarian sensasi dan pengambilan risiko adalah dua aspek impulsif yang merupakan prediktor signifikan terhadap perilaku kecanduan.
Banyak Penjudi Memiliki Kecanduan Lain
Kecanduan judi sering terjadi bersamaan dengan kecanduan lainnya, seperti penyalahgunaan zat.
Statistik menunjukkan bahwa hingga 30 persen orang yang mencari pengobatan untuk penyalahgunaan zat juga memenuhi kriteria untuk kecanduan judi. Ini mungkin karena kedua kecanduan tersebut berbagi faktor risiko yang sama. Otak penjudi kompulsif bereaksi terhadap judi sama seperti terhadap narkoba, menghasilkan efek "high" psikologis yang meningkatkan partisipasi judi di masa depan.
Kecanduan Berkembang pada 3-5 Persen Penjudi
Di antara statistik kecanduan judi, persentase penjudi yang bermasalah juga patut dicatat.
Diperkirakan, 3-5 persen dari semua penjudi memiliki masalah judi.
Meskipun angka ini tampak rendah, jumlahnya menjadi signifikan ketika dilihat dalam konteks. Di Amerika Serikat, misalnya, dengan populasi 330 juta, angka ini berarti lebih dari 8,5 juta penjudi bermasalah atau 2,6 persen dari total populasi. Biaya ekonomi dari kecanduan judi diperkirakan sekitar USD 6 miliar atau setara Rp98,7 triliun (kurs dolar: Rp16.455) per tahun di AS.
Paling Umum Terjadi pada Usia 20-an dan 30-an
Studi menunjukkan bahwa kecanduan judi paling umum terjadi pada orang yang lebih muda dan paruh baya, khususnya yang berusia 25 hingga 45 tahun.
Meski tidak pasti, mungkin banyak orang yang berjudi antara usia 18 hingga 24 tidak mencari bantuan, yang mengakibatkan kecanduan di kemudian hari.
Logika dan emosi pada usia tersebut belum sepenuhnya terbentuk karena otak belum sepenuhnya berkembang, sehingga rentan terhadap bahaya judi.
Tidak Menunjukkan Kelemahan
Fakta penting terakhir tentang kecanduan judi adalah bahwa jika Anda kesulitan berhenti berjudi, Anda tidak harus menganggap diri Anda lemah.
Judi diklasifikasikan sebagai gangguan kesehatan mental yang memerlukan bantuan dan bimbingan profesional untuk diatasi.
Kecanduan judi bisa diobati melalui berbagai cara, termasuk terapi kelompok, sesi individu, dan pengobatan. Yang terpenting adalah mencari bantuan jika Anda merasa berisiko atau mengalami gejala kecanduan judi.
Berita ini ditulis reporter magang: Nur Pangesti.