Sejak 2000 Tahun Lalu Sampai Sekarang Fosil Mungil Ini Disembah Umat Hindu dan Buddha, Kini Terancam Punah
Shaligram atau fosil batu yang ditemukan di wilayah pelosok Nepal dianggap perwujudan Dewa Wisnu.
Sejak 2000 Tahun Lalu Sampai Sekarang Fosil Mungil Ini Disembah Umat Hindu dan Buddha, Kini Terancam Punah
Sejak 2000 Tahun Lalu Sampai Sekarang Fosil Mungil Ini Disembah Umat Hindu dan Buddha, Kini Terancam Punah
Selama lebih dari 2.000 tahun, agama Hindu, Buddha, dan penganut Bon di Himalaya memuja Shaligram, fosil purba amonit, kelas makhluk laut punah yang berkerabat dengan cumi-cumi modern.
Shaligram berasal dari daerah terpencil di Nepal utara, Lembah Sungai Kali Gandaki di Mustang.
-
Mengapa fosil ini penting? Berkat temuan ini, para ilmuwan berhasil melengkapi siklus hidup katak yang menunjukkan bahwa mereka memiliki tahap kecebong selama setidaknya 161 juta tahun.
-
Dimana fosil itu ditemukan? Fosil Gondwanax paraisensis ditemukan oleh Pedro Lucas Porcels Aurelio di kota Paraiso do Sul, Brazil, pada 2014.
-
Siapa yang menemukan fosil hewan purba? Ekspedisi untuk mengumpulkan fosil-fosil ini dilakukan pada tahun 2011 dan 2014 oleh para ilmuwan dari Zoological Society of London (ZSL).
-
Apa itu fosil? Fosil adalah sisa-sisa organisme hidup yang telah mati dan terkubur di dalam batuan atau endapan selama ribuan hingga jutaan tahun.
-
Siapa yang menemukan fosil ini? Fosil ini ditemukan dalam formasi batu kapur Bear Gulch di Montana, Amerika Serikat, kawasan yang dahulu merupakan teluk laut dan dikenal dengan pelestariannya yang luar biasa sejak zaman Karbon.
-
Kenapa fosil ini penting? Ini mengubah pemahaman tentang usia nenek moyang gurita yang telah diketahui selama ini, dengan usia mencapai 82 juta tahun.
Batu Shaligram ini dianggap sebagai perwujudan dewa Hindu, Wisnu.
Foto: Amazon
Shaligram disimpan di rumah-rumah dan kuil, dianggap sebagai dewa yang hidup dan anggota masyarakat aktif. Foto: Dewa Wisnu Sumber Foto: Wikipedia
Ziarah Shaligram
Umat Hindu banyak yang melakukan perjalanan ziarah untuk mencari Shaligram ke Nepal. Antropolog Holly Walters dari Wellesley College Amerika Serikat juga pernah mengikuti para peziarah Hindu yang melakukan perjalanan mencari Shaligram di Nepal.
Langka dan Terancam Punah
Menurut Walters, saat ini semakin sulit mencari fosil batu ini akibat penambangan kerikil dan juga dampak perubahan iklim.
Mitologi Shaligram dikaitkan dengan dua legenda. Pertama dikisahkan dalam tiga teks suci Hindu; Varaha, Padma, dan Brahmavaivarta Puranas. Dalam setiap versi cerita ini, Dewa Wisnu, yang diyakini sebagai pencipta tertinggi, dikutuk oleh Dewi Tulsi, yang juga disebut Brinda, karena membahayakan kesuciannya. Menurut cerita, Wisnu menyamar sebagai suami Tulsi, Jalandhar agar dewa Siwa bisa membunuh iblis dalam perkelahian. Ini karena Jalandhar, lahir dari mata ketiga Siwa, sebelumnya telah memenangkan anugerah dari Dewa Brahma bahwa kesucian istrinya akan membuatnya tak terkalahkan dalam pertempuran apa pun.
Marah atas penipuan itu, Tulsi mengubah dirinya menjadi sungai – Kali Gandaki – dan mengubah Wisnu menjadi batu sungai, sebuah Shaligram. Dengan cara ini, Wisnu akan terus dilahirkan darinya, seperti anak kecil, sebagai pembayaran atas hutang karma membunuh suaminya dan menjadikannya seorang janda. Lanskap Mustang dengan demikian mewakili tubuh Tulsi dan Wisnu, menghasilkan batu Shaligram sebagai perwujudan perairan Kali Gandaki. Sumber: The Conversation
Waktu Ziarah Shaligram
Ziarah mencari Shaligram di Himalaya biasanya berlangsung pada April dan Juni, kemjudian antara akhir Agustus dan November. Para peziarah menyusuri Kali Gandaki dan mengamati dasar sungai apakah ada batu spiral hitam tersebut yang muncul dari dalam pasir.
Dampak Perubahan Iklim
Namun sayangnya, tulis Walters, Shaligram belakangan ini semakin langka. Perubahan iklim, mencairnya gletser dengan lebih cepat, dan penambangan kerikil di Kali Gandaki mengubah aliran sungai, sehingga semakin sedikit Shaligram yang muncul setiap tahun.
Ini utamanya karena Kali Gandaki dialiri oleh air lelehan dari Dataran Tinggi Tibet Selatan. Tetapi dengan menghilangnya gletser, sungai menjadi lebih kecil dan bergeser dari lapisan fosil yang mengandung amonit yang dibutuhkan untuk menjadi Shaligram. Namun untuk saat ini, mayoritas peziarah masih dapat menemukan setidaknya beberapa Shaligram setiap kali mereka melakukan perjalanan ke Mustang, tetapi semakin sulit.