Garut Akan Punya Event Sepak Bola Api Rutin, Siap Digelar Ramadan Tahun Depan
Merdeka.com - Kabupaten Garut, Jawa Barat memiliki tradisi unik sepak bola api yang dimainkan oleh para santri. Olahraga ini sebelumnya sempat hilang dan terakhir populer di tahun 1965. Rencananya, kegiatan tersebut akan kembali dihidupkan dan menjadi kegiatan rutin di bulan Ramadan tahun depan.
Sebelumnya, ekshibisi Sepak Bola Api Kemenag Garut Cup Ramadan 1444 Hijriah digelar di lapangan Otto Iskandar Di Nata pada Kamis (13/4) lalu. Acara ini didukung oleh pihak Pemkab Garut, serta forum pondok pesantren sebagai upaya pelestarian budaya khas setempat.
"Kami sudah sepakat dengan Forum Pondok Pesantren bahwa ini adalah olahraga tradisional, di mana santri itu menjaga budaya, dan saya yakin bahwa ini adalah sesuatu talenta, karena di Garut itu hampir semua pesantren, nanti bisa 50 pesantren (pesertanya)," kata Bupati Garut, Rudy Gunawan, mengutip laman Pemprov Jabar, Sabtu (15/4).
-
Tradisi unik apa yang ada di Palembang? Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang unik dalam menyambut datangnya Idulfitri. Seperti halnya di Bumi Andalas atau Palembang yang memiliki tradisi bernama rumpak-rumpakan.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Kapan tradisi melompati api dilakukan? Melompati api merupakan tradisi yang dilakukan pada saat perayaan Tahun Baru Imlek.
-
Kapan tradisi bakar gunung api dilakukan? Pelaksanaan tradisi bakar gunung api ini berlangsung pada malam takbiran.
-
Kapan tradisi kupatan di Serang? Tradisi ini biasanya hadir saat Isra Miraj dan diikuti oleh segenap masyarakat di wilayah pedesaan.
-
Apa yang terjadi di Sukamulya, Garut? Dari hasil pantauan, retakan membentang sejauh sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter. Terlihat retakan juga membesar, dan membelah tanah-tanah di sekitar permukiman warga sehingga tidak layak untuk ditinggali.
Diproyeksikan Jadi Agenda Wisata Religi Khas Garut
Sepak bola api oleh santri di Garut ©2023 jabarprov.go.id/Merdeka.com
Kegiatan sepak bola api antar santri ini merupakan tradisi yang unik karena mengandung kreativitas. Rudy kemudian berharap agar permainan khas ini bisa terus lestari dan dijadikan sebagai agenda rutin dari Kabupaten Garut.
"Kami akan jadikan ini agenda rutin oleh KORMI (atau) Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia, karena ini adalah inisiatif dari Kemenag juga, sehingga nanti didukung oleh pemerintah daerah, oleh Forkopimda, ini kegiatan yang bagus sekali," kata Rudy.
Pada Kamis lalu, pertandingan sepak bola api ini diadakan antara Pondok Pesantren (Ponpes) Fauzan versus Ponpes Darul Huda. Keduanya bertarung merebutkan posisi utama di klasemen final.
Ini menjadi titik awal kebangkitan olahraga rekreasi religi yang sebelumnya mati suri.
Mewadahi Kreativitas Santri
Sementara itu, Kepala Kantor Kemenag Garut, Cece Hidayat, turut mengapresiasi langkah pemkab untuk menjadikannya sebagai agenda rutin Ramadan.
Ia menilai jika tradisi ini bisa menjadi sejarah di akhir masa kepemimpinan bupati saat ini. Sebabnya tradisi sepak bola api oleh santri di Garut merupakan tradisi yang sudah dikenal bahkan hingga ke luar negeri.
Ini sekaligus menjadi wadah kreativitas para santri sehingga menyalurkan hobi keolahragaannya secara positif.
"Garut memang bikin aneh-aneh, Insyaallah aneh-anehnya bukan hal yang negatif, tapi aneh-aneh di bidang positif, dan terbukti hari ini 2 klub ini membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan, bukan untuk ugal-ugalan, ini bagaimana mengangkat tradisi yang sekian lama hilang," ucapnya.
Bisa Jadi Tradisi Khas Garut
Diharapkan event unik ini bisa identik dengan Garut, dan menjadi agenda wisata religi di sana.
Sebelumnya, ekshibisi Sepak Bola Api Kemenag Garut Cup Ramadan 1444 H ini sudah mulai berlangsung sejak Sabtu (1/4). Saat itu pertandingan diisi oleh masing-masing 5 pemain, di babak final dimenangkan telak oleh Ponpes Fauzan lewat skor 4-1 atas Ponpes Darul Huda.
Kegiatan ini total diikuti oleh 12 pondok pesantren se-Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ini turut diinisiasi oleh Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Korda Garut dan Forum Ponpes Garut yang didukung oleh Kemenag setempat.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sepak bola api merupakan tradisi di kala Bulan Ramadan
Baca SelengkapnyaTradisi turun-temurun ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi warga Batukarut dan Lebakwangi yang berada di luar kota.
Baca SelengkapnyaTak sekedar menyambut Tahun Baru Islam, tradisi Malam 1 Suro ini juga sebagai bentuk pelestarian budaya yang sudah mengakar di masyarakat.
Baca SelengkapnyaTradisi syawalan di Pulau Jawa telah berlangsung lintas generasi.
Baca SelengkapnyaTradisi ini sudah ada sejak tahun 1743 dan diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaDi Provinsi Sumatra Utara, masyarakat menyambut bulan suci ini dengan ragam tradisi yang berbeda-beda dan tentunya penuh makna.
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaSetiap wilayah di Indonesia punya caranya masing-masing dalam menyambut Hari Lebaran
Baca SelengkapnyaTradisi yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya ini sudah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Bengkulu dalam menyambut Tahun Baru Islam.
Baca SelengkapnyaAda sekitar 150-an peserta yang juga mengikuti Festival Iraw Tengkayu, Penurunan Padaw Tuju Dulung di Pantai Amal.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaMelalui Sekaten, kita dapat melihat eratnya kaitan antara peristiwa ini dengan sejarah penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.
Baca Selengkapnya