Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Hidup Mbah Gendhon, Sang Wali dari Pekalongan yang Ditakuti Belanda

Kisah Hidup Mbah Gendhon, Sang Wali dari Pekalongan yang Ditakuti Belanda Ilustrasi kisah Mbah Gendhon. ©YouTube/Sarang Demit

Merdeka.com - Muhammad Arsal atau lebih dikenal dengan nama Mbah Gendhon merupakan ulama sakti dari Pekalongan. Saking saktinya, Belanda takut padanya. Siapa sangka, saat kecil, Mbah Gendhon terkenal sangat pendiam. Kedua orang tuanya bingung dan cemas kalau sifatnya itu tak berubah saat dewasa. Dan ternyata benar, saat dewasa, Mbah Gendhon tetaplah menjadi seorang pendiam.

Orang-orang di sekitarnya menganggap Mbah Gendhon sebagai sosok yang misterius. Meski begitu, orang tua Mbah Gendhon tidak tinggal diam. Ia didorong untuk membuka diri dan bergaul dengan orang-orang di sekitarnya. Namun usaha kedua orang tuanya gagal.

Hingga pada suatu ketika mereka berpikir untuk menjodohkan Mbah Gendhon dengan seorang kembang desa. Siapa tahu, sikap Mbah Gendhon yang pendiam bisa berubah.Lalu seperti apa kelanjutan cerita ulama satu ini? Berikut selengkapnya, dikutip dari kanal YouTube Sarang Demit:

Keinginan Mbah Gendhon

ilustrasi kisah mbah gendhon

©YouTube/Sarang Demit

Mbah Gendhon menyetujui pernikahan tersebut. Prosesi pernikahan berlangsung meriah. Kedua mempelai diarak warga kampung menuju rumah mempelai putri. Saat prosesi pernikahan selesai, para warga pulang ke rumah masing-masing. Namun yang mengejutkan adalah, Mbah Gendhon ikut pulang ke rumah orang tuanya. Kedua orang tuanya kecewa terhadap sikap anak laki-laki satu-satunya itu. Mereka menanyakan sebenarnya apa keinginan dari Mbah Gendhon.

Di depan kedua orang tuanya, Mbah Gendhon menyatakan keinginan yang sama sekali tidak dibayangkan. Ia ingin menuntut ilmu agama dan berguru pada para ulama besar. Harapannya ia punya ilmu yang berguna untuk masyarakat.

Mengetahui keinginan sang anak, mula-mula kedua orang tua Mbah Gendhon agak keberatan. Tetapi mereka juga tidak bisa melarang. Setelah mempertimbangkan baik buruknya, kedua orang tua Mbah Gendhon mengizinkan sang anak untuk pergi ke pondok pesantren.

Berguru di Pondok Pesantren

ilustrasi kisah mbah gendhon

©YouTube/Sarang Demit

Selanjutnya Mbah Gendhon berguru di Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin, Cirebon. Lima tahun ia belajar di sana. Namun pada suatu ketika, wabah gatal-gatal datang. Mbah Gendhon dan para santrinya diminta sang guru untuk berendam di kolam yang ada di pegunungan. Mereka mandi di kolam tersebut. Tetapi Mbah Gendhon tidak ikut mandi. Ia hanya melihat teman-temannya dari pinggir kolam.

Namun teman-temannya itu usil. Mereka menarik tubuh Mbah Gendhon sampai tercebur ke dalam kolam. Mereka pun bersorak gembira. Namun tubuh Mbah Gendhon tak kunjung muncul ke permukaan. Semuanya panik. Mereka sibuk mencari, namun Mbah Gendhon tak kunjung ditemukan. Air kolam dikuras. Tapi Mbah Gendhon hilang entah ke mana.

Kemunculan Mbah Gendhon

ilustrasi kisah mbah gendhon

©YouTube/Sarang Demit

Kabar hilangnya Mbah Gendhon sampailah ke kedua orang tuanya. Mereka merasa kehilangan. Tahun demi tahun berganti, Mbah Gendhon tak kunjung ditemukan. Hingga akhirnya Mbah Gendhon muncul di depan rumah kedua orang tuanya. Keduanya menangis tersedu-sedu. Mereka tak percaya bahwa anaknya itu masih hidup.

Mbah Gendhon bercerita, saat hilang, ia dibawa oleh sosok misterius ke sebuah goa. Di goa itu, Mbah Gendhon berteman dengan hewan-hewan liar. Ia makan seadanya saja.

Mendengar cerita Mbah Gendhon, kedua orang tuanya keheranan. Bahkan setelah itu, Mbah Gendhon tidak memilih tinggal di rumah orang tuanya, melainkan tinggal di sebelah pohon kelapa.

Perjuangan Melawan Belanda

ilustrasi kisah mbah gendhon

©YouTube/Sarang Demit

Pada masa kolonial, Mbah Gendhon juga terlibat dalam usaha melawan penjajah Belanda. Tempat hunian Mbah Gendhon sempat dijadikan tempat bersembunyi bagi para pejuang kemerdekaan. Mula-mula, tentara kompeni tidak pernah mengetahui tempat tersebut. Hingga pada suatu saat mereka berhasil menemukan tempat persembunyian itu.

Para tentara Belanda menembakkan tempat persembunyian Mbah Gendhon dengan peluru. Anehnya, peluru mereka tidak mempan. Padahal tempat persembunyian Mbah Gendhon hanyalah sebuah gubuk. Mereka heran kenapa peluru mereka tidak tembus. Mereka kemudian lari ketakutan. Para pejuang selamat di persembunyian itu.

Haul Mbah Gendhon

ilustrasi kisah mbah gendhon

©YouTube/Sarang Demit

Mbah Gendhon merupakan salah seorang penyebar Islam di Pekalongan. Diperkirakan ia hidup pada rentan tahun 1868-1960. Di balik keanehannya, ia tetaplah seorang ulama yang disegani.

Hingga saat ini, masyarakat sekitar rutin mengadakan haul untuk memperingati hari kelahiran Mbah Gendhon. Makam Mbah Gendhon tak luput dari para peziarah yang datang dari berbagai kota. (mdk/shr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ditembak saat Kumandangkan Azan, Begini Kisah Perjuangan Teungku Peukan Gelorakan Semangat Lawan Belanda
Ditembak saat Kumandangkan Azan, Begini Kisah Perjuangan Teungku Peukan Gelorakan Semangat Lawan Belanda

Sosoknya dikenal sebagai ulama karismatik yang memiliki rasa cinta yang begitu besar dengan agama dan negerinya.

Baca Selengkapnya
Kisah Perjuangan Kyai Makmur, Pahlawan Kemerdekaan dari Pemalang yang Tewas Tertembak Belanda
Kisah Perjuangan Kyai Makmur, Pahlawan Kemerdekaan dari Pemalang yang Tewas Tertembak Belanda

Kyai Makmur ditembak Belanda karena tidak mau diajak bekerja sama.

Baca Selengkapnya
Tak Ingin Kekuasaan, Pangeran Keturunan Majapahit Ini Pilih Hidup Jadi Warga Biasa
Tak Ingin Kekuasaan, Pangeran Keturunan Majapahit Ini Pilih Hidup Jadi Warga Biasa

Pangeran keturunan Majapahit ini lebih senang dekat dengan warga biasa. Bahkan, ia menyembunyikan identitasnya sebagai bangsawan di hadapan warga.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok KH Sochari, Ulama Karismatik yang Namanya Diabadikan Jadi Nama Jalan di Serang
Mengenal Sosok KH Sochari, Ulama Karismatik yang Namanya Diabadikan Jadi Nama Jalan di Serang

Karena kiprahnya, sosok KH Sochari diabadikan menjadi sebuah jalan di Kota Serang, Banten.

Baca Selengkapnya
Sosok Datuk Mujib Guru Spiritual Soekarno yang Disebut Keramat, Keturunan Raja Sulawesi
Sosok Datuk Mujib Guru Spiritual Soekarno yang Disebut Keramat, Keturunan Raja Sulawesi

Datuk Mujib, seorang guru spiritual Presiden Soekarno yang merupakan keturunan Raja Bone Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya
Kisah Ki Bagus Rangin, Pejuang Rakyat dari Cirebon di Zaman Penjajah Belanda
Kisah Ki Bagus Rangin, Pejuang Rakyat dari Cirebon di Zaman Penjajah Belanda

Pemberontakan yang ia pimpin menjadi pemberontakan besar terhadap Belanda yang pertama di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Kerto Pengalasan Panglima Perang Diponegoro, Kecanduan Opium hingga Bisa Menunaikan Ibadah Haji
Sisi Lain Kerto Pengalasan Panglima Perang Diponegoro, Kecanduan Opium hingga Bisa Menunaikan Ibadah Haji

Selain di Jawa, namanya muncil dalam catatan buku harian seorang syekh di Pulau Pinang

Baca Selengkapnya
Sosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat
Sosok Guru Somalaing Pardede, Panglima Perang Sisingamangaraja XII yang Terkuat

Pria panglima perang ini dianggap penjajah Belanda sangat berbahaya dan kuat dibandingkan dengan pemimpinnya sendiri.

Baca Selengkapnya
Kesaktian Mbah Soleh Semendi Menyembuhkan Berbagai Penyakit serta Menghadapi Tantangan Ekstrem dari Adipati Winongan
Kesaktian Mbah Soleh Semendi Menyembuhkan Berbagai Penyakit serta Menghadapi Tantangan Ekstrem dari Adipati Winongan

Meskipun menghadapi tantangan, Mbah Soleh tetap konsisten dalam menyebarkan ajaran Islam. Ia bahkan berani menerima tantangan adu kesaktian.

Baca Selengkapnya
Sosok KH Zainal Mustafa, Pemimpin Pergerakan Lawan Penjajah di Jawa Barat
Sosok KH Zainal Mustafa, Pemimpin Pergerakan Lawan Penjajah di Jawa Barat

Dalam setiap ceramah dan khotbahnya, ia selalu menentang kebijakan politik Belanda.

Baca Selengkapnya
Kisah Heroik Kerto Pengalasan, Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang Kecanduan Opium
Kisah Heroik Kerto Pengalasan, Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang Kecanduan Opium

Setelah masa Perang Jawa, ia menikmati masa pensiun dengan kehidupan yang damai di Semarang hingga wafat pada tahun 1856.

Baca Selengkapnya
Dendam Ambarwati, Melarang Pejabat Pemerintah TNI-Polri Masuk Wilayah Tales Kediri
Dendam Ambarwati, Melarang Pejabat Pemerintah TNI-Polri Masuk Wilayah Tales Kediri

Kepercayaan masyarakat itu ke bermula dari cerita seorang wanita nernama Ambarwati yang telah disakiti hatinya oleh pejabat tinggi Belanda di awal abad 19.

Baca Selengkapnya