Mencicipi Geti Wijen, Camilan Tradisional Khas Wonogiri yang Mulai Langka
Biasanya permintaan camilan ini akan meningkat pada hari-hari besar.
Geti Wijen merupakan salah satu kuliner tradisional dari Wonogiri. Camilan ini banyak diproduksi di Dusun Geneng, Desa Purwosari, Kecamatan Wonogiri Kota. Salah satu pembuat kudapan tradisional ini adalah Endar.
“Di sini ada tiga varian rasa yaitu original, kacang, sama mete. Kalau original itu resep warisannya nenek saya, Mbah Atmo. Kalau kacang itu resep warisannya ibu saya, Bu Yati. Terus kalau mete varian saya sendiri,” kata Endar seperti dikutip dari kanal YouTube Wonogiren.
-
Apa yang ditawarkan oleh wisata di Wonogiri? Berbagai wisata di Wonogiri populer ini menyuguhkan pemandangan alam yang indah dan memesona. Cocok untuk Anda yang ingin melepas rasa penat dari aktivitas padat harian.
-
Apa saja wisata alam di Wonogiri? Wonogiri adalah sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang menawarkan ragam keindahan alam memesona. Ini dapat dilihat dari berbagai wisata alam yang ditawarkan daerah yang terkenal dengan sebutan Kota Gaplek.
-
Kerajinan limbah kayu apa yang dibuat di Wonogiri? Eko Lukistyanto punya kemampuan unik yang tak banyak dimiliki orang lain, yaitu mengolah limbah kayu jati menjadi produk seni bernilai tinggi.
-
Apa kuliner khas yang dijual di warung legendaris ini? Warung legendaris yang hanya menjual nasi sambal dengan lauk tongkol ini tak pernah sepi pembeli.
-
Apa aja olahan lele Widiati? Disampaikan Widiati bahwa mulanya ia fokus di bisnis abon ikan lele yang dimulai pada 2018 lalu.
-
Kenapa wisata di Wonogiri menarik? Bukan hanya itu, kabupaten yang berbatasan dengan Ponorogo, Magetan, dan Pacitan ini juga terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau.
Berikut selengkapnya:
Proses Pembuatan Geti Wijen
Melalui sebuah video yang diunggah pada 12 Mei 2024 lalu, tim kanal YouTube Wonogiren berkesempatan mengunjungi pabrik rumahan pembuatan Geti Wijen di Dusun Geneng. Saat itu, Endar tampak sedang membuat camilan berbahan utama biji wijen.
“Tidak usah dikeringkan, tinggal disangrai selama 10 menit. Habis disangrai terus dikasih cairan campuran gula Jawa dan gula pasir. Pencampuran antara wijen dan gula ini namanya proses penjenangan,” kata Endar.
Endar menjelaskan, dalam sehari, ia menghabiskan 25 kilogram biji wijen dan 5 kilogram kacang, tergantung permintaan pasar.
Sudah Diwariskan Tiga Generasi
Setelah disangrai, campuran wijen dan gula Jawa itu sudah bisa dimakan. Namun sebaiknya campuran itu didiamkan terlebih dahulu sampai padat. Setelah itu baru dipotong-potong, dikemas, lalu dijual. Endar mengatakan biasanya Geti Wijen yang ia buat dipasarkan di daerah-daerah sekitar seperti Solo dan Pacitan.
“Saya ini generasi ketiga dari tahun 2012. Kesulitan dalam membuat kuliner ini salah satunya adalah harga wijen yang makin hari makin mahal. Itu artinya modalnya harus terus bertambah,” keluhnya.
Ingin Kembangkan Varian Baru
Endar mengatakan, biasanya permintaan camilan ini akan meningkat pada hari-hari besar. Dengan adanya media sosial, ia mengakui bahwa penjualan Geti Wijen semakin mudah. Apalagi selama ini Ia sudah punya pelanggan tetap.
Harga Geti Wijen yang ia jual bervariasi tergantung besar kemasan. Kemasan paling kecil ia hargai Rp6 ribu, sedangkan kemasan paling besar dijual Rp55 ribu.
“Rencana ke depan aku ingin mengembangkan varian rasa cokelat, biar anak-anak muda itu suka. Tapi sampai sekarang belum kesampaian,” tutup Endar dikutip dari kanal YouTube Wonogiren.