Mencicipi Geti Wijen, Camilan Tradisional Khas Wonogiri yang Mulai Langka
Biasanya permintaan camilan ini akan meningkat pada hari-hari besar.

Geti Wijen merupakan salah satu kuliner tradisional dari Wonogiri. Camilan ini banyak diproduksi di Dusun Geneng, Desa Purwosari, Kecamatan Wonogiri Kota. Salah satu pembuat kudapan tradisional ini adalah Endar.
“Di sini ada tiga varian rasa yaitu original, kacang, sama mete. Kalau original itu resep warisannya nenek saya, Mbah Atmo. Kalau kacang itu resep warisannya ibu saya, Bu Yati. Terus kalau mete varian saya sendiri,” kata Endar seperti dikutip dari kanal YouTube Wonogiren.
Berikut selengkapnya:
Proses Pembuatan Geti Wijen

Melalui sebuah video yang diunggah pada 12 Mei 2024 lalu, tim kanal YouTube Wonogiren berkesempatan mengunjungi pabrik rumahan pembuatan Geti Wijen di Dusun Geneng. Saat itu, Endar tampak sedang membuat camilan berbahan utama biji wijen.
“Tidak usah dikeringkan, tinggal disangrai selama 10 menit. Habis disangrai terus dikasih cairan campuran gula Jawa dan gula pasir. Pencampuran antara wijen dan gula ini namanya proses penjenangan,” kata Endar.
Endar menjelaskan, dalam sehari, ia menghabiskan 25 kilogram biji wijen dan 5 kilogram kacang, tergantung permintaan pasar.
Sudah Diwariskan Tiga Generasi

Setelah disangrai, campuran wijen dan gula Jawa itu sudah bisa dimakan. Namun sebaiknya campuran itu didiamkan terlebih dahulu sampai padat. Setelah itu baru dipotong-potong, dikemas, lalu dijual. Endar mengatakan biasanya Geti Wijen yang ia buat dipasarkan di daerah-daerah sekitar seperti Solo dan Pacitan.
“Saya ini generasi ketiga dari tahun 2012. Kesulitan dalam membuat kuliner ini salah satunya adalah harga wijen yang makin hari makin mahal. Itu artinya modalnya harus terus bertambah,” keluhnya.
Ingin Kembangkan Varian Baru

Endar mengatakan, biasanya permintaan camilan ini akan meningkat pada hari-hari besar. Dengan adanya media sosial, ia mengakui bahwa penjualan Geti Wijen semakin mudah. Apalagi selama ini Ia sudah punya pelanggan tetap.
Harga Geti Wijen yang ia jual bervariasi tergantung besar kemasan. Kemasan paling kecil ia hargai Rp6 ribu, sedangkan kemasan paling besar dijual Rp55 ribu.
“Rencana ke depan aku ingin mengembangkan varian rasa cokelat, biar anak-anak muda itu suka. Tapi sampai sekarang belum kesampaian,” tutup Endar dikutip dari kanal YouTube Wonogiren.