Sejarah Benteng Baluwarti, Saksi Bisu Peristiwa Geger Sepoy di Jogja
Merdeka.com - Pada awal abad ke-19, pernah ada peristiwa pertempuran sengit di Kota Yogyakarta. Pertempuran itu dikenal dengan nama Geger Sepoy yang terjadi pada 19-20 Juni 1812.
Jejak sengitnya pertempuran itu masih berbekas sampai sekarang. Salah satu saksi bisunya adalah Benteng Baluwarti. Benteng ini berdiri mengelilingi kawasan kraton. Tak hanya istana raja, benteng ini dulunya juga melingkupi kawasan tempat tinggal kerabat Sultan dan permukiman abdi dalem. Kini daerah itu dikenal masyarakat dengan istilah “jeron benteng”.Lalu seperti apa sejarah salah satu bangunan ikonik di Kota Jogja ini? berikut selengkapnya:
Sejarah Benteng Baluwarti
-
Kapan Benteng Baluwarti dibuat? Benteng ini dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I dan selesai pada masa pemerintahan Sri Sultan HB II.
-
Kapan pertempuran besar di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
-
Dimana letak benteng kuno itu? Khaybar berada di bagian barat Arab Saudi.
-
Dimana benteng zaman besi itu? Benteng bukit kuno ini terletak di Gunung Wilzenberg di ketinggian 658 meter, situs ini telah ditinggali oleh orang-orang zaman besi sekitar 300 SM hingga kelahiran Yesus.
-
Bagaimana Benteng Baluwarti dibangun? Benteng ini dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono I dan selesai pada masa pemerintahan Sri Sultan HB II.
-
Dimana kota berbenteng ini berada? Kota ini terletak di oasis bertembok Khaybar, sebuah area hijau yang dikelilingi oleh gurun di bagian barat laut Jazirah Arab.
©YouTube/Agus Bintarto
Dilansir dari Liputan6.com, Benteng Baluwarti dibangun pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) I. Benteng ini selesai dibangun pada masa Sri Sultan HB II.
Pada awalnya, benteng ini dibuat sebagai pertahanan dari serangan yang dilakukan oleh penjajah. Oleh karena itu ada pintu-pintu keluar di benteng tersebut. Pintu-pintu itu dikenal dengan istilah “plengkung”.
Benteng itu memiliki bentuk yang mirip persegi empat, tetapi bagian timurnya lebih besar. Dari timur ke barat, benteng itu memiliki panjang 1.200 meter. Dari utara ke selatan, panjangnya 940 meter.
Saksi Bisu Geger Sepoy
©YouTube/Agus Bintarto
Pada masanya, benteng itu menjadi saksi bisu atas peristiwa Geger Sepoy. Saat itu Jawa dikuasai bala tentara Inggris yang menyerang Keraton Yogyakarta.
Pasukan Inggris di bawah pimpinan Kolonel James Watson meledakkan gudang mesiu yang berada di Pojok Beteng Timur Laut. Akibat peristiwa itu, Plengkung Madyasura ditutup permanen sebagai bagian dari strategi pertahanan. Langkah tersebut juga diambil setelah pihak Keraton Yogyakarta mendengar pasukan musuh berencana masuk melalui plengkung tersebut.
Pada akhirnya, ledakan yang dahsyat membuat Benteng Baluwarti hanya menyisakan Pojok Beteng Wetan, Pojok Beteng Kulon, dan Pojok Beteng Lor.
Jebolnya Benteng Baluwarti
©YouTube/Agus Bintarto
Pada 20 Juni 1812, terjadi serangan puncak dari pasukan koalisi Kerajaan Inggris. Saat fajar menyingsing, prajurit Inggris bersama prajurit Sepoy dan pasukan Pangeran Notokusumo menyebar untuk mengepung tembok keraton.
Beberapa dari mereka berhasil masuk ke Benteng Baluwarti. Mereka masuk dengan menggunakan tangga bambu yang telah disiapkan oleh Kapitan China, Tan Jin Sing, seorang tokoh masyarakat Tionghoa di Yogyakarta yang sangat mendukung serbuan Inggris.
Pada akhirnya, serangan itu mengakibatkan Sultan Hamengkubuwono II ditangkap dan ditawan oleh Inggris. Kini Benteng Baluwarti sering digunakan sebagai salah satu lokasi pelaksanaan kegiatan tradisi malam 1 Suro di Keraton Ngayogyakarta. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pagelaran dan Sitihinggil telah terbentuk walau masih sederhana.
Baca SelengkapnyaDalam sejarahnya, bregada Kraton Yogyakarta telah mengikuti beragam peperangan.
Baca SelengkapnyaBenteng de Kock, saksi bisu Perang Padri yang dimotori Tuanku Imam Bonjol di Bukittinggi.
Baca SelengkapnyaBenteng Kuto Besak, bangunan bersejarah yang digagas oleh Sultan Mahmud Badaruddin I.
Baca SelengkapnyaSitus tersebut dinamakan “Gembirowati” yang berarti “kegembiraan yang baik”.
Baca SelengkapnyaPertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947
Baca SelengkapnyaMenempati lahan seluas 5 hektare, benteng ini lokasinya sangat dekat dengan bibir pantai.
Baca SelengkapnyaKabupaten Malang merupakan kabupaten tertua di Provinsi Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaDanau buatan itu dibangun untuk berbagai macam keperluan, mulai dari tempat rekreasi hingga latihan perang.
Baca SelengkapnyaSri Sultan Hamengku Buwono I adalah pelopor dalam berdirinya Kesultanan Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaBenteng Anoi Itam, bangunan bersejarah milik tentara Jepang berada di Kota Sabang.
Baca SelengkapnyaDua prajurit Pangeran Diponegoro iseng ciptakan tari dari gerakan perang, ujung-ujungnya jadi terkenal.
Baca Selengkapnya