Potret Petilasan Prabu Hayam Wuruk, Lambang Kemakmuran Desa di Mojokerto
Merdeka.com - Situs Reco Banteng yang diyakini sebagai petilasan Prabu Hayam Wuruk berada di Dusun/Desa Panggih, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Saat pertama kali ditemukan, wujudnya adalah tugu batu dan di dekatnya terdapat arca berbentuk Banteng.
Kini, arca Banteng itu sudah tidak ada di sana. Pasalnya, pada masa kolonial Belanda, arca di petilasan tersebut diboyong ke negeri kincir angin itu.
Lambang Kemakmuran Desa
-
Kenapa masyarakat Sukoharjo percaya Batu Punden Keramat bisa memberikan kesejahteraan? Konon apabila berhasil dipindahkan, punden tersebut bakal memberikan keamanan dan kesejahteraan untuk semua warga. Hal ini sesuai dengan ucapan ilham yang didengar sesepuh desa waktu itu.'Nek gelem ngopeni aku, ngerawat aku, aku sanggup gawe aman lan sejahtera warga,' begitulah suara bisikan itu.
-
Kenapa hutan jati di Mojokerto diduga kampung kerajaan? Dari struktur dan pola batu-bata yang ditemukan di tengah hutan jati, kawasan tersebut diduga merupakan salah satu kampung besar era Kerajaan Majapahit.
-
Mengapa Desa Bejijong disebut Kampung Majapahit? Desa Bejijong di Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur diduga kuat merupakan lokasi ibu kota Kerajaan Majapahit pada masa silam. Kini, desa ini merupakan kawasan konservasi warisan Majapahit dan pariwisata strategis.
-
Apa nama pedukuhan Probolinggo zaman Majapahit? Seiring berjalannya waktu, daerah yang merupakan kawasan perbatasan dua kerajaan besar ini berkembang pesat. Sejarah Pada zaman Pemerintahan Prabu Radjasanagara (Sri Nata Hayam Wuruk), raja Majapahit yang ke IV (1350-1389), Probolinggo dikenal dengan nama Banger.
-
Dimana monumen Hargorejo dibangun? Di Desa Hargorejo, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri, terdapat sebuah tugu monumen peringatan.
-
Apa yang istimewa dari masyarakat Jawa Kristen di Mojowarno? Masyarakat Jawa Kristen di Desa Mojowarno pada zaman itu dikenal pandai berbahasa Belanda, meski demikian mereka juga tetap memegang teguh bahasa Jawa sebagai jati diri mereka.
©2021 Merdeka.com/Dok. Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Mojokerto
Masyarakat setempat memperlakukan situs Reco Banteng layaknya makam, yakni dengan membangun cungkup dan kijing. Hal itu tidak lepas dari keyakinan mereka bahwa tempat tersebut adalah makam atau petilasan Prabu Hayam Wuruk.
Di dekat petilasan, ada sebuah pohon besar yang di bawahnya terdapat seonggok batu. Masyarakat setempat menganggap batu itu sebagai benda keramat, sebagaimana dikutip dari Buku Informasi Pariwisata Kabupaten Mojokerto (2011, hlm. 27) yang diterbitkan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto.
Oleh penduduk setempat tugu batu tersebut diperlakukan layaknya makam dengan membangun cungkup dan kijing. Hal ini dikarenakan lokasi ditemukannya tugu diyakini sebagai makam atau petilasan Prabu Hayamwuruk. Sedang Di dekat petilasan, terdapat pohon besar yang di bawahnya terdapat seonggok batu. Oleh penduduk batu inipun dianggap keramat.
Petilasan Prabu Hayam Wuruk dianggap masyarakat sebagai lambing kemakmuran desa. Tak heran jika pemegang jabatan juru kunci selalu merangkap jabatan sebagai Tuwo-wo alias petugas pengatur irigasi tradisional. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pesona sejarah, alam, dan budaya membuat wisatawan merasakan kemegahan masa lampau sekaligus keceriaan masa kini
Baca SelengkapnyaDaerah-daerah terluar kerajaan ini punya ciri khusus yang unik
Baca SelengkapnyaDi prasasti ini menceritakan proyek besar di zaman Kerajaan Pajajaran.
Baca SelengkapnyaMbah Kiai Jangkrik merupakan seorang pendekar yang sakti. Kesaktiannya antara lain suara siulannya yang mirip suara jangkrik sehingga bisa mengecoh lawan
Baca SelengkapnyaAkta kelahiran Raja Hayam Wuruk ditemukan tertimbun di bawah reruntuhan abu gunung api.
Baca SelengkapnyaTempat yang diyakini sebagai lokasi moksa Raja Kediri ini sering dikunjungi peziarah.
Baca SelengkapnyaFenomena bumi terbelah berupa bungker kuno peninggalan Kerajaan Majapahit ditemukan di Gresik.
Baca Selengkapnyabanyak dari makam di kompleks makam kuno itu yang berasal dari tahun 1400-an akhir hingga 1500-an awal.
Baca SelengkapnyaPotret terbaru tempat istirahat Raja Hayam Wuruk saat mengembara keliling Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaPeninggalan masa Kerajaan Sriwijaya berupa kawasan permukiman sekaligus barang-barang yang digunakan manusia pada saat itu.
Baca SelengkapnyaArtefak serupa juga ditemukan di Situs Trowulan, Mojokerto
Baca SelengkapnyaDiduga pada abad ke 8-9 Masehi peradaban di tempat itu sudah sangat maju.
Baca Selengkapnya