5 Makam Keturunan Mangkunegara IV Berada di Dalam Rumah Warga Solo
Merdeka.com - Warga Solo dihebohkan dengan kabar di media sosial terkait penampakan lima batu nisan kuno di dalam rumah warga. Batu nisan tersebut tertata rapi di salah satu ruangan rumah warga yang beralamat di Kampung Kauman, Pasar Legi Jalan Sutan Syahrir No. 248, Kecamatan Banjarsari.
Berdasarkan penelusuran, rumah tersebut milik warga bernama Sutadi (73). Lima makam berukuran anak-anak tersebut berada di bagian barat rumah. Empat makam di antaranya berada di ruangan samping garasi mobil, sedangkan satu makam berada di luar namun masih dalam satu pekarangan rumah Sutadi.
Menurut dia, kelima makam tersebut merupakan keturunan Raja Istana Mangkunegaran, KGPAA (Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario) Mangkunegara IV. Dikatakannya, makam itu sudah ada sejak Mangkunegara IV memerintah atau sekitar tahun 1.800.
-
Di mana rumah batu itu ditemukan? Rumah bersejarah ini ditemukan dalam serangkaian penggalian arkeologi di gua Ulukoy, berlokasi di Lembah Gurs, daerah Qiziltepe, Mardin, seperti dilansir Anadolu.
-
Di mana rumah kuno ditemukan? Dua rumah mewah kuno ditemukan di situs arkeologi Kabah di Yucatan, Meksiko.
-
Siapa yang menemukan makam batu kuno? Arkeolog di Mesir menemukan kuburan batu kuno dan lubang pemakaman yang berasal dari 3.600 tahun yang lalu di dekat kota Luxor yang terkenal pada Rabu (8/1).
-
Dimana Rumah Bersejarah itu berada? Rumah sederhana itu berada di lereng Gunung Prau sebelah timur, tepatnya di Desa Purwosari, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
-
Apa yang ditemukan di makam batu kuno? Sejumlah artefak ditemukan di dalam makam ini seperti koin perunggu bergambar Alexander yang Agung berasal dari periode pemerintahan Ptolemy (367-283 CE), mainan anak-anak dari tanah liat, karton dan topeng penguburan yang menutupi mumi, scarab bersayap, manik-manik, dan jimat penguburan.
-
Di mana batu nisan ksatria ditemukan? Batu nisan tersebut ditanam untuk menghormati seorang ksatria, ditanam pertama kali pada 1627. Batu nisan ditutupi dengan ukiran cekungan (pernah diisi dengan tatahan kuningan) yang menggambarkan sosok seorang ksatria Inggris dengan pedang dan perisai. Sejak pertama kali dipasang pada 1627, nisan ini tetap ada sampai tahun 1640-an ketika pintu masuk selatan gereja dibangun. Batu nisan ditemukan kembali pada 1907 dan dalam kondisi rusak. Kemudian diperbaiki dan dipindahkan ke mimbar Gereja Memorial yang sekarang.
"Makam ini sudah ada sejak kakek saya menempati rumah ini. Dulu saat membeli tanah ini makam dalam keadaan rusak dan kemudian kita perbaiki," ujar Sutadi, Sabtu (10/9).
"Kami membangun rumah ini tahun 70-an. Sebelum bangun rumah, makam ini sudah ada. Kami hidup berdampingan, tidak ada apa-apa, tidak ada gangguan, keluarga juga tidak apa-apa. Makamnya dari dulu sudah rusak, ada yang posisinya miring terus diperbaiki sama bapak dan dibuatkan ruangan sendiri," imbuh istri Sutadi.
Menurutnya, hingga saat ini keluarga Pura Mangkunegaran masih sering berziarah terutama saat nyadran atau menjelang datangnya bulan puasa.
"Cerita yang saya dapat dari Pura Mangkunegaran, mereka ini meninggal sewaktu masih anak-anak," terangnya.
Ia menambahkan, tidak semua orang diizinkan untuk masuk ke ruangan tersebut. Trah atau keturunan Mangkunegaran biasanya memberi kabar bila akan berziarah.
"Saya tidak tahu namanya satu persatu, yang namanya masih terlihat jelas Raden Ayu Supartinah. Yang lainnya sudah tidak kelihatan namanya," katanya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaSeorang penjaga kebun mengaku sering melihat penampakan makhluk halus di sekitar rumah itu.
Baca SelengkapnyaBegini kisah unik Masjid An Nawier yang sudah ada sejak abad ke-18 di Tambora Jakarta Barat
Baca SelengkapnyaNdalem Kalitan dibeli Soeharto dari keluarga atau ahli waris Pura Mangkunegara.
Baca SelengkapnyaSeorang warga pengrajin batu bata di Mojokerto, Jawa Timur tidak sengaja menemukan puluhan sumur saat mencangkul tanah.
Baca SelengkapnyaTengkorak dan tulang-belulang manusia itu ditemukan warga yang sedang menguras sumur.
Baca SelengkapnyaProses penampakan pun hingga kini masih dilakukan oleh tim, agar dapat mengetahui identitas ketiga kerangka manusia tersebut.
Baca SelengkapnyaKini si pemiliknya telah berpulang, rumah nyaman tersebut diketahui tak berpenghuni.
Baca SelengkapnyaSebagian masyarakat yakin makam Sunan Kalijaga ada di Kadilangu Demak, tapi ada juga yang yakin makam sesungguhnya Sunan Kalijaga ada di Tuban.
Baca SelengkapnyaBekas permukiman elite zaman Majapahit ini ditemukan secara tidak sengaja oleh warga
Baca SelengkapnyaTemuan tiga kerangka manusia di area situs Kumitir, kompleks istana Majapahit, menyedot perhatian para peneliti.
Baca SelengkapnyaPotret makam para Pejuang Indonesia terbengkalai di pelosok desa Sumedang, Jawa Barat.
Baca Selengkapnya