Cerita Prasasti Dinoyo 2 Peninggalan Kerajaan Kanjuruhan Hancur oleh Martil Kuli Batu
Merdeka.com - Prasasti Dinoyo 2, peninggalan era kerajaan Kanjuruhan dalam kondisi pecah dan hancur menjadi beberapa bagian. Prasasti terbagi menjadi puluhan serpihan-serpihan kecil dan satu bagian bongkahan lebih besar.
Saat ini, prasasti itu disimpan di Museum Mpu Purwa Kota Malang setelah dilakukan pengeleman oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Mojokerto. Prasasti tersebut hancur oleh martil kuli batu yang saat itu hendak membangun selokan air di dekat lokasi.
Prasasti Dinoyo 2 ditemukan di Jalan MT Haryono Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Prasasti berbahan batu Andesit berukuran 75 Cm X 57 Cm dengan ketebalan 30 Cm. Prasasti ditemukan di sekitar Polsek Lowokwaru pada pertengahan 1985 oleh kuli bangunan yang sedang mengerjakan pembangunan gorong-gorong atau selokan air.
-
Dimana penemuan batu kuno itu? Temuan itu terjadi di kawasan bernama Plakia di Pulau Kreta Yunani.
-
Dimana batu itu ditemukan? Awalnya batu seberat 3,5 kilogram itu ditemukan di dasar sungai Colti di sebelah tenggara Rumania oleh seorang wanita tua.
-
Siapa yang menemukan struktur batu tersebut? Struktur kuno ini ditemukan Dr. Mark Holley, profesor arkeologi bawah air terkemuka di Universitas Northwestern Michigan.
-
Dimana artefak batu itu ditemukan? Senior menemukan batu pasir berwarna abu tua ketika sedang menyabit rumput di kebunnya.
-
Siapa yang menemukan batu berukir itu? Seorang guru geografi asal Inggris, Graham Senior menemukan artefak kuno saat berkebun di rumahnya.
"Saat itu tidak mengira kalau batu tersebut merupakan prasasti, karena memang tulisannya begitu tipis dan lembut," kata Arkeolog Universitas Negeri Malang (UM), Professor Dwi Cahyono kepada Merdeka.com, Kamis (10/1).
Penemuan tersebut tidak disengaja. Pekerja proyek menemukan batu menghalangi jalur pembangunan selokan air. Posisi batu sendiri diperkirakan berada sekitar satu meter di kedalaman tanah.
Batu besar tersebut dihantam martil sebelum kemudian disadari ada tulisan dengan huruf Jawa Kuno. Proses penghancurannya masih setengah jalan, karena itu terbagi bagian besar dan bagian kepingan atau belahan-belahan lebih kecil.
Butuh proses panjang dari penemuan hingga dapat membawa prasasti tersebut menjadi koleksi Mpu Purwa. Benda cagar budaya tersebut, awalnya diserahkan ke polisi, kemudian dibawa ke BPCB Trowulan, Mojokerto dan dilakukan tinjauan dan pembacaan isi prasasti tersebut.
Prasasti kemudian diserahkan pada museum Mpu Purwa pada 2004 melalui sebuah surat ketetapan, setelah adanya permintaan oleh Pemkot Malang. Akhirnya dilakukan rekonstruksi (pengeleman) oleh BPCB Trowulan agar lebih mudah dan dapat dilihat publik.
"Sekarang sudah bisa dibaca, walaupun bagian-bagiannya sedikit hilang, relatif bisa dibaca," tegasnya.
Namun dalam proses tersebut, ahli sejarah asal Universitas Negeri Malang, M. Habib Mustopo sempat melakukan pembacaan aksara Jawa kuno dalam prasasti tersebut. Prasasti tersebut dikenal sebagai prasasti Dinoyo 2, karena sebelumnya pernah ditemukan prasasti Dinoyo dengan angka tahun 760 M. Keduanya merupakan peninggalan kerajaan Kanjuruhan yang pernah hidup dan berjaya pada abad 8 M.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang warga pengrajin batu bata di Mojokerto, Jawa Timur tidak sengaja menemukan puluhan sumur saat mencangkul tanah.
Baca SelengkapnyaMasih banyak ditemukan peninggalan pondasi rumah dan perabotan rumah tangga di bekas desa yang hilang itu
Baca SelengkapnyaPintu masuk Kabupaten Banyuwangi ini memiliki sejumlah kisah terkenal
Baca SelengkapnyaTelah lama hilang, namun jejak-jejak yang menjadi bukti keberadaan Selat Muria di masa lampau masih dapat dijumpai kini.
Baca SelengkapnyaPihak kontraktor asing sempat ingin membuat jalan di sana, namun alat berat justru rusak.
Baca SelengkapnyaSitus peninggalan era Mataram Kuno ini pernah jadi sasaran para pemburu harta karun.
Baca SelengkapnyaSelain perannya yang dianggap tidak tergantikan, batu ini konon juga memiliki kisah misteri yang sampai sekarang belum terpecahkan.
Baca SelengkapnyaSelain saluran air, ada juga sumur kuno yang ditemukan secara tidak sengaja oleh warga.
Baca SelengkapnyaBangunan bersejarah ini masih sering dikunjungi untuk ritual
Baca SelengkapnyaPrasasti itu diduga dipindahkan ke Belanda antara tahun 1822-1825.
Baca SelengkapnyaPenemuan candi ini begitu misterius karena tidak ada bukti mengenai siapa yang membangun dan kapan dibangun.
Baca SelengkapnyaPrasasti ini sering dikaitkan dengan penemuan situs kampung kuno di Liyangan
Baca Selengkapnya