Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Isak Tangis dan Pekik Doa Iringi Ketegangan Pengosongan SDN Pondokcina 1

Isak Tangis dan Pekik Doa Iringi Ketegangan Pengosongan SDN Pondokcina 1 sd pondokcina 1. ©2022 Merdeka.com/istimewa

Merdeka.com - Setelah sempat bersitegang lebih dari lima jam, akhirnya upaya Satpol PP melakukan pengosongan SDN Pondokcina 1 gagal, Minggu (11/12). Sejak pagi, petugas sudah berupaya melakukan komunikasi dengan wali murid yang bertahan sejak semalam. Namun tak menemui titik sepakat terkait pengosongan lahan.

Wali murid yang ada di dalam area sekolah tidak memperbolehkan petugas masuk. Satpol PP Kota Depok mendapat perintah untuk melakukan pendampingan pengamanan, pemusnahan bangunan aset SDN Pondokcina 1 yang dipimpin langsung oleh Kepala Satpol PP Depok, Lienda Ratnanurdianny.

"Ditunda dulu melihat situasi kondisi, arahan pimpinan kemudian masukan dari aparat keamanan. Dan Kami juga sangat menjaga jangan sampai ada tindakan yang tidak kondusif. Jangan sampai ada tindakan represif," katanya, Minggu (11/12).

Lienda menuturkan, pihaknya hanya sebagai pendamping dari Dinas Pendidikan yang ditugaskan melakukan pengosongan lahan aset. Lienda sudah dengan berbagai upaya berbicara dengan wali murid agar bisa masuk. Namun tidak selangkah pun dirinya bisa masuk.

Sejak mulai datang sekitar pukul 05.47 WIB, petugas sudah berupaya melakukan dialog. Di sisi lain, wali murid juga bersatu agar barisan tidak ditembus petugas.

Dialog Jadi Panas

Dialog yang mulanya berjalan pelan, tiba-tiba menjadi panas ketika perwakilan Dinas Pendidikan Kota Depok datang untuk menemui wali murid. Ketegangan pun terjadi ketika pihak Pemerintah Kota Depok menyampaikan bahwa mereka akan melakukan pengosongan lahan. Hingga akhirnya Lienda pun harus berhadapan sendirian dengan wali murid melalui pagar gerbang sekolah.

"Kami bukan orang aset. Saya panggil orang aset ke sini ya karena bukan kewenangan saya menerangkan soal aset," ujarnya pada wali murid.

Namun penjelasan Lienda sama sekali tidak digubris wali murid. Mereka tetap tidak membukakan pintu gerbang untuk petugas. Bahkan Lienda diminta untuk mundur dan pergi.

"Saya sudah sampaikan, kepentingan saya adalah mengawal Disdik," tegasnya.

Dikatakan dia, dialog alot yang terjadi hari ini karena wali murid memiliki persepsi masing-masing mengenai aset lahan sekolah tersebut. Sehingga ada bagian yang tidak sinkron dan harus dibuat satu persepsi terlebih dahulu.

"Dialog sudah alot dari tadi, ini kan harus melihat kondisinya. Kalau persepsi masing-maisng belum nyambung, ini harus ada yang disambungkan lagi, harus ada media forum untuk bisa berdialog," ujarnya.

Tak Pakai Cara Represif

Lienda akhirnya menarik mundur pasukannya karena melihat situasi yang sudah tidak memungkinkan. Pihaknya memang punya kuasa untuk memaksa masuk karena lahan tersebut adalah aset pemerintah. Namun hal itu tidak dilakukan dengan alasan menghindari kejadian yang tidak diinginkan.

"Kalau kita dipaksakan masuk, kalaupun kita punya kewenangan karena ini aset pemerintah, kita aparat pemerintah yang resmi. Namun melihat kondisi dan menjaga situasi tetap kondusif, maka kita buka komunikasi, daripada sekarang komunikasinya di jalan tidak ada ujungnya. Oleh karena itu, setelah mendapatkan arahan harapan mereka untuk diajak dialog itu diakomodir. Tentang waktu pelaksanaannya kapan, mereka (wali murid) juga akan berdialog dulu. Kami siap saja," ungkapnya.

Lienda menuturkan, pengosongan lahan ini adalah persiapan untuk pemusnahan aset. Pemusnahan aset itu harus dilakukan karena aset atau bangunan ini (SDN Pondokcina 1) berdiri di atas lahan yang sudah beralihperuntukannya. Dari peruntukan pendidikan ke peruntukan masjid.

"Intinya, kami di sini mengawal menjaga dan mengupayakan Disdik untuk bisa mengamankan aset yang masih ada di ruang kelas itu untuk dipindahkan ke SD yang nanti dipergunakan untuk belajar anak-anak," ujarnya.

Sementara itu, wali murid sudah berjaga sejak beberapa hari sebelum eksekusi pengosongan lahan hari ini. Terlebih semalam, sangat banyak wali murid yang berjaga bahkan menginap di lokasi. Mereka tidak ingin kecolongan ada petugas yang masuk dan mengambil aset dari sekolah tersebut.

Anak Dibully

Hendro, salah satu wali murid mengaku tidak keberatan dengan relokasi. Hanya saja dia meminta agar Pemkot Depok menyediakan tempat belajar yang representatif untuk siswa SDN Pondokcina 1. Selain itu juga, wali murid meminta siswa tidak dipindah di dua sekolah berbeda. Karena hal itu menimbulkan tindakan perundungan.

"Anak saya di bully. Dikatain sekolahnya digusur. Ini sudah mempengaruhi psikologi anak," katanya.

Lokasi tersebut rencananya akan dijadikan masjid. Wali murid tidak menolah dengan rencana pemerintah tersebut. Hanya saja, sekali lagi, permintaan mereka adalah disediakan gedung sekolah yang nyaman dan aman untuk siswa belajar.

"Kami tidak menolak pembangunan masjid, tapi bangun sekolah dulu. Pemintaan kami tidak sulit, berikan kami keadilan. Bangun sekolah juga ibadah. Apakah anak bapak ibu tidak pernah sekolah," teriak seorang ibu dari salah satu siswa SDN Pondokcina 1.

Isak tangis terlihat sepanjang ketegangan terjadi antara wali murid dengan petugas. Mereka ingin agar pintu hati pemerintah terketuk dan tidak egois dengan mengesampingkan kepentingan siswa didik. Para wali murid yang berjaga di depan gerbang pun membacakan doa yang diiringi dengan lantunan istighfar.

"Allah sedang mengawasi kalian (pejabat Depok)," teriak wali murid lainnya.

Doa yang dipanjatkan wali murid adalah agar mereka dilindungi dan dijauhkan dari pemimpin yang zalim. Doa tersebut membuat wali murid lainnya menangis.

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PTUN Bandung Tolak Gugatan untuk Wali Kota Depok, Begini Reaksi Kecewa Orang Tua Murid SDN Pocin 1
PTUN Bandung Tolak Gugatan untuk Wali Kota Depok, Begini Reaksi Kecewa Orang Tua Murid SDN Pocin 1

Orang tua murid SDN Pocin 1 merasa kecewa dengan putusan PTUN Bandung yang menolak gugatan mereka.

Baca Selengkapnya
Duduk Perkara Ahli Waris Segel SD Inpres di Makassar Usai Menang Gugatan Berujung Siswa Tak Bisa ke Sekolah
Duduk Perkara Ahli Waris Segel SD Inpres di Makassar Usai Menang Gugatan Berujung Siswa Tak Bisa ke Sekolah

Penutupan SD Inpres Pajjaiang dilakukan hingga tiga hari karena menunggu hasil perundingan antar ahli waris.

Baca Selengkapnya
Potret Pilu Sekolah di Ponorogo Ludes Terbakar, Guru Menangis Puluhan Siswa Mengungsi
Potret Pilu Sekolah di Ponorogo Ludes Terbakar, Guru Menangis Puluhan Siswa Mengungsi

Miris, sekolah di Ponorogo ludes terbakar tak tersisa. Para guru menangis mengetahui musibah itu.

Baca Selengkapnya
Momen Haru Sekolah di Surabaya Dibuka usai Disegel Tujuh Bulan, Siswa Sujud Syukur Peluk Polisi
Momen Haru Sekolah di Surabaya Dibuka usai Disegel Tujuh Bulan, Siswa Sujud Syukur Peluk Polisi

Para guru, siswa, hingga wali murid tak kuasa menahan haru bahagia saat SMK Prapanca 2 Surabaya kembali dibuka.

Baca Selengkapnya
Warga Buka Jalan di Jambi Usai 19 Jam Diblokir, Desak Polisi Tangkap Pelaku Tawuran 3x24 Jam
Warga Buka Jalan di Jambi Usai 19 Jam Diblokir, Desak Polisi Tangkap Pelaku Tawuran 3x24 Jam

Polisi menambahkan, permasalahan dua desa ini yakni Desa Mandiangin dan Desa Rengkiling sudah lama terjadi.

Baca Selengkapnya
Kecewa Anak Dikeluarkan, Puluhan Orang Tua Siswa SMKN 1 Tambun Utara Nekat Kunci Gerbang Sekolah
Kecewa Anak Dikeluarkan, Puluhan Orang Tua Siswa SMKN 1 Tambun Utara Nekat Kunci Gerbang Sekolah

Puluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).

Baca Selengkapnya
SD Inpres Pajjaiang Makassar Disegel, Ahli Waris Minta Ganti Rugi Rp14 Miliar
SD Inpres Pajjaiang Makassar Disegel, Ahli Waris Minta Ganti Rugi Rp14 Miliar

Pihak ahli waris tetap akan menutup sekolah hingga Pemkot Makassar mengganti rugi lahan tersebut

Baca Selengkapnya
Menteri Abdul Mu’ti Telusuri Viral Tiga Siswa SD Dipulangkan Karena Nunggak
Menteri Abdul Mu’ti Telusuri Viral Tiga Siswa SD Dipulangkan Karena Nunggak

Abdul Mu'ti berharap kasus yang dialami tiga siswa SDIT ICMA tersebut dapat menemui jalan keluar secepatnya.

Baca Selengkapnya
Viral Siswa Kelas 1 SMKN 5 Makassar Dikeroyok Senior, Begini Endingnya
Viral Siswa Kelas 1 SMKN 5 Makassar Dikeroyok Senior, Begini Endingnya

Phaknya langsung memanggil seluruh siswa yang terlibat untuk mendamaikan.

Baca Selengkapnya
Malam Mencekam di Dago: Warga Panik, Rumah Didobrak Polisi, Bayi Disembunyikan di Atap
Malam Mencekam di Dago: Warga Panik, Rumah Didobrak Polisi, Bayi Disembunyikan di Atap

Kapolrestabes Bandung, Kombes Budi Sartono menjelaskan bahwa penggunaan gas air mata hanya dilakukan untuk membubarkan massa yang memblokade jalan.

Baca Selengkapnya
Isak Tangis Haru Sambut Siswa SMK Lingga Kencana Depok yang Selamat dari Kecelakaan
Isak Tangis Haru Sambut Siswa SMK Lingga Kencana Depok yang Selamat dari Kecelakaan

Dua bus yang selamat tiba di Depok sekitar pukul 04.59 WIB. Bus dikawal Satuan Lalulintas Polres Metro Depok.

Baca Selengkapnya
Bangunan SD Negeri di Lumajang Ambruk Diterjang Hujan dan  Angin Kencang
Bangunan SD Negeri di Lumajang Ambruk Diterjang Hujan dan Angin Kencang

Bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri Pandansari 1, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang ambruk akibat dihantam hujan dan angin kencang.

Baca Selengkapnya