Lahan relokasi korban banjir Manado dipermasalahkan pemilik tanah
Merdeka.com - Lokasi Perumahan Pemukiman Relokasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Kota Manado di Kelurahan Pandu, Kecamatan Bunaken, yang diperuntukkan bagi korban banjir 2014 silam diduga bermasalah.
Lahan dengan luas sekitar 1000 hektar itu diklaim sebagai tanah milik dari keluarga Karengkeng-Karungu yang dikuasai dan dimasuki oleh Belanda sejak tahun 1919.
"Mereka menerbitkan HGU, tetapi kita tahu HGU itu bersyarat, bertanggal dan bertahun, ternyata HGU itu berakhir di 2005," ujar Sofie A Bawuna, ahli waris dari Karengkeng-Karungu, Jumat (3/2).
-
Mengapa Belanda ingin menguasai Manado? Belanda menginginkan kekuasaan penuh atas Manado, namun rakyat menolak dan melakukan perlawanan.
-
Siapa yang memimpin penyerbuan markas Belanda di Manado? Penyerbuan ini dipimpin langsung oleh Charles C. Taulu, S.D. Wuisan, dan juga Bernard Wilhelm Lapian.
-
Siapa yang memiliki rumah itu dulu? Rumah yang dulu ditempati oleh almarhumah Nike Ardilla dan kini diubah menjadi museum, berlokasi di Komplek Arya Graha, Jalan Aria Utama No. 5, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jawa Barat.
-
Apa peninggalan Belanda di Tapanuli Selatan? Salah satu jejak peninggalan kolonial Belanda ada di Tapanuli Selatan berupa kolam renang.
-
Siapa yang menjual sebagian lahan rumah? Sebagai hasilnya, keduanya sepakat untuk memecah lahan yang mereka miliki dan menjual lebih dari sebagian lahan tersebut kepada keluarga yang sekarang menjadi tetangga.
-
Bagaimana Belanda menguasai wilayah? Sistem baru ini mengubah cara Belanda dalam menguasai daerah dengan menerapkan kolonialisme dan imperialisme dengan melakukan politik ekspansi.
Menurut dia, seharusnya tahun 2005, tanah tersebut sudah harus kembali kepada keluarga, namun tiba-tiba dari BNPB masuk mendirikan perumahan korban banjir, entah mereka membeli tanah tersebut dari siapa.
"Setelah berembuk dengan keluarga, sebagai delapan ahli waris, yang mana kami harus tindak lanjuti ini, dengan sekian tahun kami urus tapi tidak ada hasilnya," jelas Bawuna.
Bawuna mengaku telah menyurat kepada Gubernur Sulut Olly Dondokambey dengan tembusan BNPB Provinsi, Walikota Manado, Kapolda dan Kapolsek. Bawuna mengaku sudah sempat ke Jakarta ingin bertemu dengan Presiden Joko Widodo, tapi tidak ketemu, dirinya hanya bertemu dengan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan membuat surat perjanjian.
Copian surat dari Kementerian Dalam Negeri kepada Pertanahan Provinsi Sulut menurut Bawuna, sudah sampai kepadanya dan sudah ada disposisi dimana mereka meminta waktu untuk ditunda sampai bulan Februari 2017.
"Harus diuangkan, kalau boleh hitung berapa banyak yang ada terpakai sekarang dan sisanya kami minta, kepada pemerintah harus dikembalikan seluruhnya karena itu adalah milik kami. Baik dalam bentuk uang, dalam bentuk tanah kalau masih kosong harus dikembalikan. Ini ilegal, saya tidak tahu dari mana sampai BNPB pusat bisa masuk memfasilitisasi perumahan bagi korban banjir di tanah kami," pungkasnya. (mdk/rnd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu jejak peninggalan kolonial Belanda ada di Tapanuli Selatan berupa kolam renang.
Baca SelengkapnyaMereka berharap bisa mendapatkan penghasilan besar di sana dan suatu saat bisa kembali ke Bojonegoro.
Baca SelengkapnyaBendungan ini dulu jadi lokasi prewedding favorit para penjajah Belanda.
Baca SelengkapnyaMakam di Wlingi Kabupaten Blitar ini dulunya adalah kompleks makam mewah. Kini lokasinya dijadikan areal persawahan.
Baca SelengkapnyaPlisi menemukan bahwa ada perseteruan tanah ulayat antara Kaum Saogo dan Kaum Sakerebeu.
Baca SelengkapnyaKejati Sulsel menemukan dugaan mafia tanah dalam pembangunan Bendungan Passeloreng di Kabupaten Wajo yang merugikan negara hingga Rp75,6 miliar.
Baca SelengkapnyaDulunya kampung ini indah banyak pohon buah dan bioskop. Namun sekarang hampir tenggelam.
Baca SelengkapnyaSelain kopi, perkebunan itu punya berbagai komoditas yang dikembangkan.
Baca SelengkapnyaWarga salah satu desa di Kabupaten Jombang Jawa Timur ini tidak menggunakan bahasa Jawa. Begini sejarahnya.
Baca SelengkapnyaKini rumah hingga masjid di Kampung Sindah hanya tersisa bagian atapnya saja setelah waduk digenangi air
Baca SelengkapnyaAir laut yang terus meninggi diduga merupakan dampak dari pembangunan.
Baca SelengkapnyaRibuan warga asli melakukan transmigrasi demi pembangunan Waduk Sermo
Baca Selengkapnya