Lonceng Gempa Besar di Mentawai-Siberut Berbunyi
Merdeka.com - Deretan gempa bumi mengguncang wilayah Siberut, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, selama dua minggu terakhir. Gempa di segmen Mentawai-Siberut ini dikhawatirkan menjadi pertanda akan terjadi gempa berkekuatan lebih besar.
Pakar Gempa dan Tsunami GNS Science, Aditya Gusman menjelaskan, segmen Mentawai-Siberut termasuk daerah rawan gempa. Hal ini dikarenakan segmen tersebut merupakan salah satu bagian dari zona subduksi Sumatera. Zona subduksi adalah zona di mana terdapat pertemuan dua lempeng yang salah satu lempeng menunjam ke bawah lempeng lainnya.
Di segmen Mentawai-Siberut, lempeng samudera Indo-Australia menunjam ke bawah lempeng benua Eurasia. Proses subduksi inilah yang kemudian menghasilkan akumulasi energi bakal sumber gempa.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Dimana gempa bumi terjadi? Gempa tersebut persisnya berada di wilayah lautan Samudera Hindia, dengan kedalaman 10 kilometer, titik koordinat 105,9 BT dan 7,61 LS, berjarak sekitar 85,7 km barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
-
Dimana lempeng tektonik saling bertabrakan? Teori ini menggambarkan kerak Bumi yang terus bergerak. Kerak Bumi terbagi menjadi potongan-potongan besar yang mengelilingi waktu.
-
Dimana zona bahaya bencana di Sumut? Identifikasi dan penentuan zona-zona bahaya bencana seperti gempa bumi, banjir, atau letusan gunung berapi. Ini membantu dalam perencanaan perkotaan dan pengembangan yang meminimalkan risiko terhadap bencana.
-
Bagaimana gempa bumi memicu letusan? Gempa ini terjadi ketika terjadi pergeseran lempeng tektonik di bawah permukaan bumi. Akibat pergerakan ini, magma yang tersimpan di dalam bumi dapat naik ke permukaan dan menyebabkan gunung meletus.
"Zona subduksi rawan gempa karena ada gesekan lempeng, pergesakan membuat akumulasi energi," ujar Aditya saat dihubungi merdeka.com, Senin (12/9).
Gempa Susulan Akibat Energi di Zona Subduksi
Gempa terjadi ketika akumulasi energi di zona subduksi tersebut sudah tidak mampu ditahan lagi. Energi kemudian dilepaskan dalam bentuk gempa. Sedangkan untuk mencapai gempa besar membutuhkan waktu akumulasi energi yang lama.
"Di lepas pantai Sumatera Barat ini tipe pertemuan lempengnya subduksi. Jadi energi terakumulasi di situ. Akumulasi energi ini pada gilirannya akan lepas dalam bentuk gempa. Semakin lama akumulasinya, semakin besar gempa yang bisa terjadi," kata Aditya.
Sehingga, dia melihat gempa-gempa kecil berkisar magnitude 5 hingga 6 mengguncang Mentawai merupakan bentuk pelepasan energi secara perlahan. Rangkaian gempa skala kecil ini dapat mengurangi akumulasi energi di segmen tersebut.
Namun, dia menekankan, meskipun mengurangi akumulasi energi, potensi gempa besar masih tetap ada. Bahkan, ungkap Aditya, di beberapa kasus justru terjadinya gempa besar diawali gempa kecil sebelumnya. Misalnya gempa bumi di Tohoku, Jepang tahun 2011.
"Jadi energi yang terakumulasi dilepaskan (dari beberapa gempa kecil). Berkurang akumulasinya. Tetapi tidak langsung berarti mengurangi kemungkinan terjadinya gempa besar,” ucap dia.
Potensi Gempa Magnitudo 8,8
Hal senada disampaikan pakar geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas. Dia mengatakan, rentetan gempa mengguncang segmen Mentawai bisa dianggap prekursor. Yakni pertanda adanya gempa besar mendatang.
"Peneliti sudah melihatnya sebagai prekursor. Jadi kan sebelum gempa besar, secara teori, biasanya ada gempa-gempa kecil mendahuluinya," kata Heri kepada merdeka.com, Senin (12/9).
Bahkan, lanjut dia, sudah ada penelitian yang memperhitungkan kekuatan gempa besar mengancam segmen Mentawai-Siberut ini. Hasil penelitian menargetkan kekuatan gempa mencapai Magnitudo 8,8 akan mengguncang Kepulauan Mentawai.
"Hitungannya gempa besar itu masih ada potensi energi untuk gempa (magnitude) 8,8 yang di segmen Mentawai," kata dia.
Terkait waktu terjadinya gempa Magnitudo 8,8 di segmen Mentawai-Siberut tersebut Heri masih belum dapat memprediksi. Hanya saja, apabila benar terjadi demikian, maka kemungkinan gempa besar tersebut akan diikuti tsunami.
"Waktunya belum ada peneliti yang bisa menentukan. Tetapi kalau kira-kira nanti gempa disertai tsunami bisa diprediksikan. Karena gempa lebih dari magnitude 6,5 biasanya ada tsunami kalau terjadinya di segmen megathrust," kata Heri.
Diketahui, megathrust merupakan lajur zona subduksi lempeng yang kedalamannya dangkal kurang dari 50 km. Megathrust sendiri berasal dari kata mega yang artinya besar dan thrust dimaknai dorongan naik.
Posisi Kepulauan Mentawai
Lebih lanjut, ahli vulkanologi Surono menjelaskan, Mentawai termasuk dalam megathrust. Di Indonesia terdapat 13 megathrust. Salah satunya megathrust segmen Mentawai-Siberut yang menjadi posisi rangkaian gempa belakangan ini.
Dia mengatakan, gempa terjadi di megathrust kebanyakan tergolong gempa berkekuatan besar. Selain itu, gempa tersebut ada potensi diikuti tsunami.
"Megathrust itu memang gempa bumi yang besar sekali dimensinya. Karena pertemuan dua lempeng. Dan dalam mekanisme tertentu bisa membangkitkan tsunami," kata Surono saat berbincang dengan merdeka.com (12/9).
Namun demikian, hal lebih penting, kata Surono, adalah bagaimana persiapan masyarakat menghadapi ancaman bencana tersebut. Salah satu caranya melalui pemahaman mitigasi yang benar. Menurutnya, menjadi tanggung jawab pemerintah untuk melakukan sosialisasi mitigasi bencana kepada seluruh lapisan masyarakat.
"Bila terjadi gempa bumi itu suatu hal yang bisa terjadi dan sangat wajar. Yang diperlukan adalah kesiapan masyarakat. Kunci utama mitigasi itu manusianya," tutup Surono.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat pada Senin 29 Agustus lalu terjadi gempa bumi Magnitudo 6,4. Diikuti gempa susulan sebanyak 13 kali.
Kemudian pada Minggu (11/9) pagi, gempa berkekuatan Magnitudo 6,1 kembali terjadi di wilayah yang sama. Setelahnya, tercatat ada empat kali gempa susulan berkisar Magnitudo 4,2 sampai 5,3.
Reporter Magang: Michelle Kurniawan
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketahui zona wilayah megathrust di Indonesia yang berpotensi terjadinya gempa bumi serta Tsunami berskala besar.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang apa itu gempa megathrust, penyebab, dan dampaknya yang perlu diketahui.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mewaspadai risiko gempa megathrust yang terjadi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah gempa Megathrust yang pernah terjadi di dunia.
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan potensi terjadinya di gempa megathrust di Indonesia sangat bisa saja terjadi
Baca SelengkapnyaBahkan menurut BMKG, potensi terjadinya megathrust hanya tinggal menunggu waktu saja.
Baca SelengkapnyaMengingat potensi bahaya yang ditimbulkannya, penting bagi negara-negara yang berada di zona rawan megathrust untuk mempersiapkan diri dengan baik.
Baca SelengkapnyaPatahan ini membentang dari Pulau Sumatera bagian utara hingga selatan mulai dari Aceh hingga Teluk Semangka di Lampung serta membentuk Pegunungan Barisan.
Baca SelengkapnyaSaat ini belum ada laporan kerusakan dari warga dan fasilitas umum.
Baca SelengkapnyaGempa magnitudo 5,8 mengguncang Bengkulu tadi malam sekitar pukul 22.32 WIB. Pagi ini gempa dengan skala lebih dari magnitudo 5 kembali terjadi di wilayah itu.
Baca SelengkapnyaContohnya pernah terjadi pada tahun 2000 di Pulau Sumatera hingga tahun 2007 dengan range 7,9 Skala Ritcher (SR) sampai dengan paling besar 9,2 SR.
Baca SelengkapnyaPotensi gempa ini harus diwaspadai masyarakat maupun pemerintah untuk menghindari risiko besar dampak dari kejadian bencana tersebut.
Baca Selengkapnya