Menyusuri Jejak Peninggalan Belanda-Jepang di Kota Tarakan
Merdeka.com - Memiliki luas lebih dari 250 kilometer persegi, Kota Tarakan di Kalimantan Utara memiliki jejak sejarah yang patut ditelusuri. Berkunjung ke kota ini, wisatawan bisa melihat langsung lokasi masuknya Jepang ke Indonesia melalui Pantai Amal di Kecamatan Tarakan Timur.
Ya, pertama kali Jepang mendarat di Indonesia melalui pantai tersebut, meski saat itu ada pihak Belanda. Tujuan mereka ialah mendapatkan ladang minyak di kota tersebut. Karenanya, tidak heran jika wisatawan menemukan banyak pompa pengeboran minyak saat berkunjung ke Bumi Paguntaka. Berikut deretan peninggalan sejarah di Kota Tarakan:
Rumah Bundar
-
Dimana pasukan Belanda mendarat? Kabupaten Tuban, Jawa Timur menjadi lokasi pendaratan pasukan agresi militer Belanda ke-II.
-
Mengapa Belanda membangun pertahanan di Banten? Meriam tersebut turut menggambarkan adanya jejak pertahanan militer di wilayah perairan laut Jawa, di mana ketika itu Daendels membangun antisipasi militer di selat Sunda untuk menghalau pasukan Inggris.
-
Di mana Jepang pertama kali mendarat di Indonesia? Kota yang pertama kali diduduki Jepang saat memasuki Indonesia adalah Tarakan.
-
Bagaimana Belanda menguasai wilayah? Sistem baru ini mengubah cara Belanda dalam menguasai daerah dengan menerapkan kolonialisme dan imperialisme dengan melakukan politik ekspansi.
-
Kapan Belanda pertama kali datang ke Banten? Dilandir dari laman bataviadigital.perpusnas.go.id, pasukan Belanda mulanya mendarat di Pelabuhan Banten pada 1596.
-
Mengapa Belanda menangkap orang Jerman di Hindia Belanda? Latar belakang penangkapan ini diawali dengan serangan Jerman ke Belanda pada tahun 1940 yang takluk dalam hitungan hari.
Rumah Bundar menjadi lokasi yang disebut-sebut bekas barak prajurit perang ketika itu. Disebut rumah bundar ialah karena model bangunannya yang membentuk setengah lingkaran.
Di Jalan Danau Jempang, Kota Tarakan ada sejumlah rumah bundar. Satu di antaranya milik Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan yang kini menjadi museum dengan berbagai macam koleksi benda sejarah seperti peluru, baling-baling pesawat, hingga sepatu peninggalan tentara Jepang.
Pompa Angguk
©2015 Merdeka.com/haris kurniawanTak terlalu jauh dari Rumah Bundar, terdapat puluhan pompa angguk yang hingga kini masih bisa digunakan. Di mana pompa ini sudah beroperasi sejak zaman Belanda dan terus dilestarikan.
Pompa-pompa ini dapat ditemui tak jauh dari pusat Kota Tarakan. Mereka memiliki jarak yang tak saling berjauhan sehingga layaknya sebuah kompleks perminyakan. Masih di sekitar kawasan yang sama terdapat sebuah tangki warna hitam bertuliskan 'Wash Tank'. Tangki ini penyok hampir di seluruh bagian atasnya akibat di bom oleh tentara Jepang.
Bandar Udara Juwata
Selanjutnya, Bandar Udara (Bandara) Juwata yang letaknya hanya 10 menit dari pusat Kota Tarakan. Bandara ini sudah aktif sejak lama. Bahkan keberadaannya juga sejak masa pendudukan Belanda.
Ya, Belanda memang yang membangun bandara sekaligus sebagai pangkalan militer. Tiga tahun jelang kemerdekaan RI tentara Jepang mendarat di bandara ini untuk merebut pemerintahan Hindia-Belanda.
"Jadi, kami ada bungker, senjata, meriam dan lain-lain yang bisa ditemukan jika berkunjung ke Tarakan, belum lagi ada makam tentara sekutu, Jepang yang juga bisa. Saat ini kami juga tengah upayakan restorasi untuk jadi cagar budaya dan jadi destinasi wisata yang tidak seluruh Indonesia memiliki," kata Wali Kota Tarakan, Khairul, belum lama ini. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.
Baca SelengkapnyaGua ini jadi saksi kekuasaan Belanda dan Jepang di masa silam. Kini jadi wisata yang hits dan instagramable.
Baca SelengkapnyaPerjanjian Kalijati adalah awal mula era penjajahan Jepang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaProvinsi Sumatra Barat dulunya salah satu wilayah yang menjadi incaran Kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaBandara Husein Sastranegara memiliki peran penting saat penjajahan Jepang.
Baca SelengkapnyaPenjara ini juga jadi saksi pembantaian para pemuda pejuang kemerdekaan Indonesia
Baca SelengkapnyaJauh sebelum ada Bandara YIA, Yogyakarta ternyata sudah punya bandara udara yang dibangun pada masa pemerintahan Belanda. Kini jejaknya hilang tak bersisa
Baca SelengkapnyaKedatangan mereka yang tiba-tiba membuat gempar masyarakat pesisir Tuban
Baca SelengkapnyaMenguak sejarah Pulau Onrust yang berada di antara Kepulauan Seribu yang konon menjadi titik penting ketika masa kolonial.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1983, pPelabuhan ini dinobatkan jadi pelabuhan terbesar di Hindia Belanda.
Baca SelengkapnyaTepat hari ini, 21 Juli pada tahun 1947 silam, Belanda melancarkan Agresi Militer I di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBekas landasan pacu bandara kini telah padat oleh rumah-rumah penduduk dan bangunan lainnya.
Baca Selengkapnya