Tragis, bayi Naila meninggal saat tunggu antrean nomor 115 di RS
Merdeka.com - Malang benar bayi Naila. Dia mengembuskan napas terakhir karena tak segera mendapatkan pertolongan dari Rumah Sakit Umum (RSU) Lasinrang, Pinrang. Padahal sakit sesak napas yang dideritanya sudah cukup memprihatinkan.
Cerita pilu itu bermula ketika Naila yang baru berusia dua bulan sepuluh hari mendadak sesak napas, sejak Senin 28 Oktober lalu. Melihat kondisi buah hatinya tak kunjung membaik, Mustari dan Nursia lantas berpikir membawa Naila berobat.
Karena keterbatasan biaya, mulanya Naila hanya diperiksa seorang bidan di dekat tempat tinggal mereka di Dusun Patommo, Desa Kaliang, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Karena melihat kondisi Naila, si bidan meminta Mustari dan Nursia membawa ke Puskesmas Lampa, yang ada di perkampungan mereka.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
-
Siapa yang sering memberi perhatian lebih kepada anak terakhir? Karena mereka merupakan yang termuda, orang tua dan saudara-saudara mereka sering memberikan perhatian lebih pada mereka.
-
Siapa yang diprioritaskan dalam hidup? Family and God – that is what’s important. Money, cars, those are things that come and go.
-
Siapa yang terdampak saat bayi menangis? Selain itu, membiarkan bayi menangis terus-menerus juga dapat memengaruhi hubungan emosional antara bayi dan orang tua.
-
Mengapa orangtua menitipkan anak? Menitipkan anak kepada pengasuh, kerabat, atau di tempat penitipan seperti daycare sudah menjadi praktik umum di kalangan orangtua. Hal ini sering kali dilakukan karena tuntutan pekerjaan yang membuat orangtua tidak bisa selalu berada di rumah untuk mendampingi anak.
Naila dibawa ke puskesmas, pada Rabu pagi. "Sampai di sana, diperiksa sama dokternya tapi tidak dikasih pertolongan apapun malah dikeluarkan surat rujukan ke Rumah Sakit Umum Lasinrang, Pinrang," cerita Mustari kepada merdeka.com, Jumat (1/11).
Akhirnya, mereka menuruti rujukan itu. Dalam keadaan sekarat tanpa bantuan tabung oksigen, bayi itu dibawa menggunakan mobil pribadi milik tetangga Mustari.
"Jarak dari puskesmas ke rumah sakit sekitar 30 menit," ungkapnya.
Sesampainya di rumah sakit, Mustari malah disuruh ikut mengambil nomor antrean. Padahal kondisi Naila semakin menurun.
"Saya sudah mohon-mohon anak saya duluan, saya bilang kondisi anak saya sudah parah, saya bilang kasihani kami, tapi petugas loket bilang nggak bisa begitu harus tetap mengantre. Akhirnya saya ambil antrean, nomor 115. Sementara yang diperiksa baru antrean 95," keluh pria yang berprofesi sebagai petani ini.
Melihat kondisi Naila semakin memburuk, Mustari kembali mendatangi loket dan meminta diberikan prioritas. Tapi malah ditanya segala macam surat menyurat yang menerangkan Mustari berasal dari keluarga miskin.
"Ditanya kartu keluarga, tapi saya bilang di Lampa. Saya bilang tolong dulu anak saya, kalau sudah nanti pasti saya ambil surat-surat itu. Tapi mereka menolak," tambahnya.
Tak kunjung mendapat pertolongan karena berbagai persyaratan administrasi harus dipenuhi, akhirnya Naila yang terbaring lemah di pangkuan ibunya mengembuskan napas terakhir.
"Sekitar dua jam habis waktu ngurus surat-surat, sekitar pukul 10 lewat, Naila meninggal. Saat itu baru ada suster menolong, ya mau apa lagi," pungkasnya.
Oleh rumah sakit, Mustari hanya diberi jatah ambulans untuk membawa jenazah putri kecilnya pulang ke rumah untuk dimakamkan.
"Naila sudah dimakamkan Zuhur kemarin," tandasnya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ibu bayi yang meninggal diduga akibat pelayanan buruk klinik bersalin di Tasikmalaya angkat bicara mengenai apa yang sudah dialaminya.
Baca SelengkapnyaCurhatan ibu bayi viral diduga jadi korban kelalaian pihak rumah sakit.
Baca SelengkapnyaNadya Shavira berziarah ke makam putrinya yang meninggal dunia setelah lahir secara prematur.
Baca SelengkapnyaPasien tidak dibersihkan dan penanganan terhadap bayi prematur itu juga tidak maksimal.
Baca SelengkapnyaTengah viral, bayi prematur ini meninggal usai dibuat konten 'baby born' oleh klinik.
Baca SelengkapnyaDalam surat tertulis bagaimana cara merawat sang bayi dan kebiasaannya.
Baca SelengkapnyaIbu hamil, lansia, hingga disabilitas harusnya mendapatkan pelayanan prioritas di fasilitas umum.
Baca SelengkapnyaSingkat cerita, pada saat bayi LAH dirawat di RS tersebut pihak nakes sempat meminta biaya menebus obat dan alat medis kepada Chintia.
Baca SelengkapnyaDikatakan bahwa foto dan video dikirimkan pihak klinik pada Kamis (16/11) atau setelah bayi sudah meningga dunia
Baca SelengkapnyaPerkembangan kasus bayi Nala yang diduga jadi korban kelalaian perawat.
Baca SelengkapnyaDinkes mengatakan proses pengambilan foto harus dilakukan dengan izin dari pihak keluarga.
Baca SelengkapnyaSi ibu juga menjelaskan maksud dari dirinya melakukan hal tersebut lantaran dirinya tak memiliki biaya untuk membesarkan anaknya.
Baca Selengkapnya