Warga temukan lempengan batu diduga peninggalan Kerajaan Kahuripan
Merdeka.com - Struktur lempengan batu dipercaya sebuah situs, ditemukan sepanjang aliran sungai batu piring, perbukitan Asmoro, Lereng Gunung Anjasmoro, Desa Begagan Limo, Mojokerto, Jawa Timur. Masyarakat Desa setempat memercayai, batuan andesit ini, merupakan situs peninggalan Kerajaan Kahuripan, Prabu Airlangga, sebelum Zaman Majapahit.
Batu dengan struktur tumpukan lempengan setebal 5 cm, ini terletak di sisi selatan Dusun Begagan, Desa Begagan Limo. Tumpukan lempengan batu tertata di sepanjang aliran sungai batu piring mengalir dari timur ke barat, di perbukitan lereng Gunung Anjasmoro. Sisi utara terdapat tebing batu membentang sepanjang sekitar 30 meter dengan ketinggian sekitar 5 meter. Tebing batu ini, tampak seperti tumpukan lempengan batu yang tertata rapi.
Sementara di sisi selatan aliran sungai, di kaki Bukit Asmoro, terdapat tumpukan lempengan batu menyerupai candi. Tampak tanah bukit terkikis longsoran, terlihat tupukan lempengan batu setinggi 30 meter dengan kemiringan 45 derajat. Struktur batu ini, berada di bawah permukaan tanah bukit sedalam 2 meter.
-
Dimana artefak batu itu ditemukan? Senior menemukan batu pasir berwarna abu tua ketika sedang menyabit rumput di kebunnya.
-
Dimana penemuan batu kuno itu? Temuan itu terjadi di kawasan bernama Plakia di Pulau Kreta Yunani.
-
Dimana artefak batu tersebut ditemukan? Artefak batu kuno yang terbuat dari obsidian tersebut terletak sejauh 3.218 kilometer dari Oregon Tengah.
-
Di mana artefak batu ini ditemukan? Penemuan arkeologi misterius ditemukan di wilayah Akmola oleh dua petugas pemadam kebakaran Distrik Sandyktau dari Departemen Situasi Darurat Daerah; Nursultan Ashkenov and Akhmet Zaripo.
-
Di mana batu prasasti tersebut ditemukan? Arkeolog menemukan batu prasasti berbentuk manusia berusia 3.000 tahun di situs kuno pemakaman Las Capellanías di Cañaveral de León, Huelva, Spanyol.
-
Dimana batu itu ditemukan? Awalnya batu seberat 3,5 kilogram itu ditemukan di dasar sungai Colti di sebelah tenggara Rumania oleh seorang wanita tua.
Di sepanjang aliran sungai batu piring yang mengalir dari atas bukit asmoro menuju perkampungan warga, sepanjang sekitar 100 meter banyak air terjun dengan ketinggian 1 meter hingga 5 meter. struktur bebatuan di beberapa air terjun tumpukan lempengan batu.
Menurut Sauji, tokoh masyarakat Dusun Begagan, Desa Begagan Limo, mengatakan, tebing batu yang berada di sisi utara sungai sebelumnya dikira masyarakat batu biasa yang retak karena faktor alam. Sebab bebatuan sebagian tertutup tanah dan semak semak. Namun setelah banjir dua pecan lalu, terlihat banyak lempengan batu seperti ditata.
"Warga belum tau batu apa itu, tapi diyakini situs peninggalan zaman Raja Airlangga sebelum Kerajaan Majapahit," kata Sauji, Sabtu (8/4).
Keyakinan warga ini karena di sebelah sungai batu piring terdapat situs Watu Banjik, sebelumnya sudah ditetapkan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur menjadi cagar budaya. Situs Watu Banjik ini bentuknya seperti umpak, lumping dan batu lonjong. Puluhan batu situs ini terdapat di lahan berukuran 4 x4 meter di pinggir Sungai Begagan.
"Kami yakin, batu piring ini merupakan situs purbakala, karena disebelah selatan sekitar 100 meter ada situs Watu Banjik," terang Sauji.
Menurut Sauji, warga membersihkan tatanan lempengan batu piring yang tertutup tanah dan semak belukar. Pihak Desa juga sudah berkoordinasi dengan BPCB jawa Timur yang ada di Trowulan, supaya segera mengecek temuan ini, apakah benar situs atau hanya batu biasa.
"Kalau itu memang benar sebuah situs purbakala, warga ingin mengelola sebagai wisata budaya yang bisa dipakai sara belajar sejarah bagi generasi muda sekarang ini," terang Sauji.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dulunya kawasan lereng Merapi-Merbabu menjadi tempat orang-orang zaman dulu menimba ilmu
Baca SelengkapnyaKepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib
Baca SelengkapnyaKawasan hutan jati di Mojokerto, Jawa Timur diduga kampung kerajaan yang hilang. Di sana ditemukan bata merah, benda pusaka, hingga cincin.
Baca SelengkapnyaArtefak serupa juga ditemukan di Situs Trowulan, Mojokerto
Baca SelengkapnyaFenomena bumi terbelah berupa bungker kuno peninggalan Kerajaan Majapahit ditemukan di Gresik.
Baca Selengkapnyasitus ini ditemukan secara tidak sengaja oleh kelompok transmigran pada 1957.
Baca SelengkapnyaSeorang warga pengrajin batu bata di Mojokerto, Jawa Timur tidak sengaja menemukan puluhan sumur saat mencangkul tanah.
Baca SelengkapnyaSetiap hari, ada orang datang untuk mengambil air di batu lesung ini.
Baca SelengkapnyaDi dalam petilasan ini terdapat sebuah batu besar yang digunakan sebagai tempat bertapa Panembahan Senopati
Baca SelengkapnyaSebagian besar peninggalan kuno itu sudah tak utuh dan hanya meninggalkan sebuah teka-teki.
Baca SelengkapnyaPenemuan candi ini begitu misterius karena tidak ada bukti mengenai siapa yang membangun dan kapan dibangun.
Baca SelengkapnyaSitus ini menjadi situs candi tertua di Jawa Tengah
Baca Selengkapnya