Pengenalan Tekstur Jadi Hal Penting dalam Kenalkan MPASI pada Anak
Merdeka.com - Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) merupakan hal yang tak bisa disepelekan dan butuh persiapan matang. Jenis makanan serta waktu pemberian makanan merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua.
tentunya harus dipersiapkan dengan matang. Mulai dari memilih jenis makanan yang tepat hingga waktu pemberiannya yang tak boleh terlewat.
Berkaitan dengan hal ini, Dr dr Dian Pratamastuti, SpA mengungkapkan bahwa MPASI merupakan fase ketika anak akan mulai belajar tentang hal baru. Seperti belajar makan, eksplorasi indera pengecap, penglihatan, dan peraba.
-
Bagaimana MPASI membantu bayi belajar berbagai rasa? AAP menekankan pentingnya menawarkan berbagai tekstur dan jenis makanan, seperti sayuran, buah-buahan, sereal bayi yang diperkaya zat besi, dan daging yang dihaluskan untuk membantu bayi mengembangkan selera, mendapatkan nutrisi penting, dan belajar menyukai berbagai jenis makanan.
-
Kapan anak mulai boleh makan MPASI? Ketika bayi memasuki usia enam bulan, mereka mulai diperkenalkan dengan berbagai tekstur dan rasa makanan melalui Makanan Pendamping ASI (MPASI).
-
Kapan bayi harus mulai makan MPASI? Menurut WHO, pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) sebaiknya dimulai pada usia 6 bulan.
-
Kapan harus mulai berikan MPASI untuk bayi? Bagi ibu yang memiliki bayi di tahap Makanan Pendamping ASI (MPASI), memperhatikan asupan si kecil setiap hari penting dilakukan. Terlebih, di awal-awal MPAS mungkin Anda mendapati anak tidak mau atau susah makan.
-
Kapan MPASI harus dimulai? Pemberian MPASI sebaiknya dimulai pada usia 6 bulan, ketika ASI saja sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan gizi anak.
-
Kapan bayi mulai butuh MPASI? MPASI tak lain merupakan singkatan dari makanan pendamping ASI yang mulai dibutuhkan si kecil sejak berusia 6 bulan.
Serta, MPASI turut menjadi fase anak akan berkenalan dengan tekstur makanan untuk pertama kalinya. Menurut Dian, pengenalan pada tekstur makanan anak inilah yang menjadi salah satu tahap terpenting dan jangan sampai terlambat.
Hal tersebut lantaran bila terlambat, anak berisiko mengalami gangguan oromotor. Akibatnya, tantangan pemberian MPASI menjadi bertambah dan berujung pada risiko stunting yang meningkat.
"Anak makan terlalu lama, susah mengunyah karena gangguan oromotor. Lho, kok bisa? Ya, karena pengenalan MPASI naik teksturnya terlambat," ujar Dian beberapa waktu lalu.
"Sudah umur enam bulan, bubur saring. Tujuh delapan bulan harus bubur kasar, eh enggak, ini masih bubur halus saja. Maka 12 bulan sudah harus makan nasi keluarga, nasi biasa. Eh, masih makan bubur saja (karena gangguan oromotor)," tambahnya.
Seperti diketahui, MPASI masuk dalam satu tahapan terpenting untuk mencegah stunting. Pasalnya, stunting dapat dicegah lewat 1.000 hari pertama kehidupan anak, yang mana MPASI termasuk dalam periode waktu itu.
Kenalkan Tekstur Makanan pada Anak
Lebih lanjut Dian mengungkapkan, mengenalkan tekstur makanan pada anak harus didasari oleh usia. Bukan dilihat berdasarkan faktor lain seperti gigi.
"Kenaikan tekstur makanan anak tidak berdasarkan tumbuhnya gigi, tapi berdasarkan usia. Semakin anak cepat makan padat, maka kandungan makanan padatnya akan membentuk ototnya lebih baik dibandingkan kelamaan makan bubur halus," kata Dian.
Dian menambahkan, masalah lainnya yang biasa ditemui saat MPASI adalah anak memiliki alergi pada makanan tertentu. Namun, saat mengetahui anak memiliki alergi, bukan berarti anak tidak boleh diberikan makanan lain yang serupa.
"Tantangan lainnya dalam pemberian MPASI adalah bayi mengalami alergi makanan tertentu. Nah, kalau yang ini segera konsultasikan ke dokter spesialis anak untuk sama-sama dipilihkan, dicarikan makanan yang cocok untuknya," kata Dian.
"Ingat, jangan mentang-mentang anaknya alergi makanan tertentu, langsung dipantang seterusnya, enggak. Kita masih punya jenis protein lain untuk digantikan sebagai pengganti makanan yang diduga alergi," tambahnya.
Hal Penting Saat Memberikan MPASI
Dalam kesempatan yang sama, DIan mengungkapkan masih ada sederet tantangan lain yang biasanya ditemui saat proses memberikan MPASI. Seperti soal pemberian ASI yang tidak disesuaikan.
"Ibu tidak paham setelah diberi MPASI, (bertanya) 'Kok bayi saya menyusunya kurang ya dok ya'. Jelas, namanya sudah makan, pasti frekuensi menyusuinya sudah akan berkurang," ujar Dian.
Belum berhenti di sana, Dian mengungkapkan bahwa dirinya masih menemukan orangtua yang gagal memberikan MPASI pada anak lantaran susu yang diberikan terlalu banyak.
"Masih saya temui banyak orangtua gagal memberikan MPASI, karena apa? Susu masih diberikan banyak-banyak pada saat MPASI. Akhirnya mereka gagal dalam pemberian makan. Anak GTM. Bayi menolak dikasih makan. Kenyang terus, karena susunya kebanyakan," kata Dian.
Dian menjelaskan, berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) UKK Nutrisi Metabolik, pemberian cairan per hari untuk bayi adalah 100 ml. Takaran itu kemudian harus dikalikan dengan berat badan.
"Contoh nih, bayinya berat 8 kilo di 6 bulan, jadi dia butuh 800 ml air per hari. Jadi ASI atau susu formula hanya butuh 600 ml itu maksimal. Jadi tolong dong 200 ml nya adalah cairan bebas diantaranya air putih, kuah sayur, air kaldu," kata Dian.
"Jadi jangan banyak nyusu, harus belajar banyak MPASI. Makanan padat (harus) diperkenalkan," tegasnya.
Reporter: Diviya AgathaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam memberi MPASI pada bayi, penting untuk mengetahui tahapan pemberian makanan seiring pertumbuhan mereka.
Baca SelengkapnyaPemberian MPASI harus dilakukan pada usia yang tepat karena kesalahan bisa memicu munculnya masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaPerkembangan sensorik dan motorik anak menjadi faktor utama dalam menentukan kapan mereka siap untuk naik ke tahapan tekstur MPASI berikutnya.
Baca SelengkapnyaJenis serta waktu pemberian makanan saat bayi mulai MPASI perlu diperhatikan oleh orang tua.
Baca SelengkapnyaSebelum mulai bersekolah ada hal yang harus dipersiapkan orangtua agar bisa dilakukan anak.
Baca SelengkapnyaFlavour window atau jendela rasa merupakan waktu ketika indera perasa anak berkembang sangat pesat.
Baca SelengkapnyaPengenalan anak denganberbagai jenis makanan bisa jadi langkah awal agar mereka tidak pilih-pilih makanan.
Baca SelengkapnyaPemberian MPASI disarabkan bisa penuhi kebutuhan gizi seimbang anak sejak awal.
Baca SelengkapnyaTujuh makanan ini dikenal sehat, tapi ternyata bisa berbahaya jika dikonsumsi oleh bayi, apa saja makanan itu ya? simak berikut ini.
Baca SelengkapnyaMelalui permainan dan aktivitas yang sesuai dengan usia, orang tua dapat membantu mengoptimalkan kemampuan sensorik dan motorik anak.
Baca SelengkapnyaKetika anak sudah siap membaca, biasanya terdapat sejumlah tanda yang muncul dan perlu disadari.
Baca SelengkapnyaPola asuh yang diterapkan oleh orang tua bisa mempengaruhi kebiasaan makan anak, termasuk mendorong anak untuk memilih-milih makanan.
Baca Selengkapnya