Sejumlah Hal yang Penting Diketahui Orangtua dalam Pemberian MPASI Anak
Merdeka.com - Air Susu Ibu merupakan makanan pokok bagi bayi yang berperan sangat penting demi masa mendatang. Bagi terbentuknya anak yang tangguh di masa mendatang, selain ASI, makanan pendamping ASI (MPASI) juga memiliki andil yang tidak kalah luar biasa.
DR dr Tan Shot Yen,M.hum, pakar gizi yang menyelesaikan pendidikan Profesi Kedokteran Negara FKUI di tahun 1991 tersebut mengatakan bagi seorang ibu, memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) merupakan sebuah perjalanan berharga yang tak akan bisa diulang.
"Di situ ibu bertumbuh dan anak pun tentu saja bertumbuh," kata dr Tan beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Apa manfaat ASI bagi ibu? Tak hanya bagi bayi, ASI juga memiliki sisi positif bagi ibu karena bisa memperkecil risiko terkena kanker ovarium daripada wanita lain yang memilih tidak memberikan ASI pada anaknya.
-
Mengapa MPASI diperlukan? Saat bayi tumbuh, ada saatnya ketika ASI saja tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka. Inilah saat yang tepat untuk memulai Makanan Pendamping ASI (MPASI).
-
Kenapa ASI penting buat bayi? ASI (Air Susu Ibu) merupakan sumber asupan nutrisi terbaik bagi bayi sejak lahir hingga berusia enam bulan. Seperti dikutip dari laman Kemenkes.go.id, ASI memiliki banyak manfaat yaitu mencegah terserang penyakit, membantu perkembangan otak dan fisik bayi, mengatasi trauma saat persalinan, dan mencegah kanker payudara.
-
Bagaimana cara memberikan MPASI pada bayi? Memberikan makanan bayi bukanlah hal yang sembarangan. Dengan memahami tahapan perkembangan, pilihan makanan yang tepat, dan cara persiapan yang benar, Anda dapat memberikan MPASI secara optimal untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi.
-
Kenapa MPASI tinggi kalori penting untuk bayi? Jika bayi Anda sudah mulai mengonsumsi makanan padat tetapi menolak mengonsumsi sebagian besar jenis makanan yang Anda berikan, hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya.
-
Bagaimana cara ASI membantu ibu dan bayi? Kegiatan menyusui bisa membangun kedekatan jiwa antara ibu dan buah hati. Bonding antara ibu dan bayi yang mendapatkan ASI juga lebih baik dibandingkan yang tidak mendapatkan asupan ASI.
Menyiapkan MPASI, kata dr Tan, tak harus dilakukan dengan mewah dan berlebihan. Tak perlu dibedakan menu sang bayi dan menu keluarga.
"Apa yang dimakan orangtua ya itu yang dimakan bayi, misal hari ini menu di rumah sayur labu ya bayinya beri labu juga, cuma pengolahannya dipisah," jelasnya.
MPASI rumahan alias homemade baik untuk perkembangan anak.
"Anak bisa merasakan makanan item demi item secara utuh, jadi kalau ada hati ayam, wortel, tempe, maka anak merasakan makanan yang sesungguhnya alih-alih yang pabrikan. Bonusnya, saat anak belajar makan, MPASI rumahan membuat anak lebih mudah mengunyah karena tekstur bisa diikuti oleh ibunya," kata dia.
Menu MPASI yang Tepat
Saat pertama kali memberikan MPASi kepada bayi, di usia enam bulan, sebaiknya bayi langsung diberi menu empat bintang plus lemak tambahan.
Menu empat bintang adalah menu makanan pendamping ASI yang terdiri dari 4 unsur gizi, yaitu karbohidrat, protein hewani, protein nabati, dan sayuran.
"Berbasis bukti, MPASI awal enggak perlu menu tunggal, misal bayi cuma dikasi buah dulu yang dikerok sebagai pengenalan. Ternyata ini malah enggak bisa ngikutin kebutuhan anak dan perkembangan anak, yang ditakutkan berat badan bisa turun dengan cepat," jelasnya.
Menurut penulis buku "Anak Sehat Indonesia" itu, ketika anak bayi menginjak usia 6 bulan, kandungan zat besi dalam ASI sudah sangat rendah sehingga tak mencukupi kebutuhan bayi.
"Jadi begitu usia bayi 6 bulan zat besi sudah kosong banget, jadi kalau tidak kita tunjang dari hati ayam dari daging, ikan, telur, tentu anak enggak akan dapat zat besi cukup," katanya.
Jika zat besi tak tercukupi maka akan muncul sebuah lingkaran setan.
"Begitu zat besi kurang anak akan anemia, kalau anemia maka anak rewel dan enggak mau makan itu sebabnya banyak anak GTM (gerakan tutup mulut) dan malas bawaannya ngantuk."
Jika anak GTM maka ibu akan stres sehingga tidak menemukan kebahagiaan saat mendampingi anak bertumbuh. Mengolah MPASI Mengolah MPASi dimulai dari menakar porsi.
Porsi Makan Anak
Dokter Tan menyarankan porsi makan bayi bisa diukur menggunakan genggaman tangan bayi.
"Satu genggaman tangan bayi adalah banyaknya karbohidrat yang perlu dia konsumsi sekali makan. Besar telapak tangan dan tebalnya adalah jumlah protein, satu rauk tangan bayi adalah porsi buah dan satu rauk tangan lagi adalah sayur, mentah ya, lalu nanti dimasak. Untuk lemak, sebesar satu jempol bayi," jelasnya.
Bayi nyatanya juga tak memerlukan bumbu-bumbu aromatik apalagi gula dan garam.
"Bumbu bawang dan lain-lain itu tidak perlu, bayi enggak butuh itu," kata dia.
Sementara untuk garam, dikhawatirkan akan membebani kinerja ginjal bayi jika diberikan terlalu banyak. Menurut panduan gizi nasional di Jepang, bayi usia 9 bulan diperbolehkan mengkonsumsi garam sekira 0,120 gram.
"Ada juga penelitian, begitu anak kenal asin nanti kalau besar dia akan cenderung mencari kudapan yang tidak sehat seperti kerupuk, mie instan dan lain sebagainya, maka jangan bangunin macan tidur deh," jelas Tan.
Untuk gula, sebaiknya bayi tak perlu diberi gula karena tubuh manusia pada dasarnya tak membutuhkan gula.
"Tubuh manusia itu butuhnya karbohidrat. Karbohidrat diolah oleh tubuh jadi gula. Seperti halnya protein yang masuk ke tubuh diolah jadi asam amino, tapi kita enggak makan asam amino kan?" ujarnya,
"Jadi hati-hatilah saat memberikan bumbu tambahan pada MPASi. Bayi itu bukan orang dewasa mini yang seleranya sama dengan selera mamanya. Anak GTM dikasi bumbu ya tetap GTM wong dia kembung, atau tumbuh gigi," sambung Tan.
Pengolahan MPASI yang Tepat
Dokter Tan juga mengingatkan saat mengolah MPASI sebaiknya dilakukan menggunakan wadah yang baik dan tak perlu mahal.
"Enggak usah pakai food processor, diulek lalu saring saja. Pakai pancinya juga yang besi, stainless atau enamel saja enggak usah yang marble atau granit. Asal jangan alumunium ya, hati-hati pakai wadah alumunium," katanya.
Setelah diolah, jika MPASI hendak disimpan di freezer sebagai stok, maka disarankan untuk dipasteurisasi cepat terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi bakteri dan kuman.
"Caranya, didihkan air lalu matikan api saat sudah mencapai 75 derajat dan dalam keadaan terbuka masukkan ke dalam kukusan, tutup lalu hitung 15 detik, angkat dan masukkan ke dalam kulkas. Itu bisa tahan tiga hari," katanya.
Disarankan wadah penyimpanan MPASI bukanlah plastik melainkan wadah yang terbuat dari kaca. Bayi yang sehat, menurut dr Tan adalah bayi yang pertumbuhannya senantiasa mengalami kenaikan.
"Bisa dilihat dari grafik tumbuh kembangnya kan. Makanya setiap bulan anak itu harus ditimbang, diukur tingginya dan lingkar kepalanya," ujar dr Tan.
Balita yang sehat pertumbuhannya harus memiliki tren yang naik dan sesuai target.
"Kalau stagnan atau terjun bebas bahaya," jelasnya.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara menyimpan MPASI perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas makanan.
Baca SelengkapnyaPemberian MPASI disarabkan bisa penuhi kebutuhan gizi seimbang anak sejak awal.
Baca SelengkapnyaWHO baru saja mengeluarkan panduan rekomendasi terkait pemberian MPASI pada anak.
Baca SelengkapnyaResep MPASI untuk menaikkan berat badan, cocok untuk bayi setelah sakit.
Baca SelengkapnyaPemberian MPASI harus dilakukan pada usia yang tepat karena kesalahan bisa memicu munculnya masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaPedoman Gizi Seimbang dari Kemenkes RI memberikan komposisi yang tepat, termasuk MPASI lengkap dan sederhana, seperti padat energi, protein, dan zat gizi mikro
Baca SelengkapnyaDalam memberi MPASI pada bayi, penting untuk mengetahui tahapan pemberian makanan seiring pertumbuhan mereka.
Baca SelengkapnyaPastikan MPASI anak Anda diisi dengan makanan-makanan berkalori yang tepat.
Baca SelengkapnyaAir Susu Ibu (ASI) memiliki kandungan yang bisa membantu tumbuh kembang bayi secara optimal.
Baca SelengkapnyaMPASI bagi bayi perlu diberikan dengan berbagai makanan sehat termasuk buah-buahan.
Baca SelengkapnyaKekurangan ASI dapat menyebabkan bayi lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi.
Baca SelengkapnyaMemperlancar ASI bisa dilakukan dengan sejumlah cara dan pengetahuan yang memadai.
Baca Selengkapnya