4 Fakta Menarik Bubur Asyura, Tradisi Setiap 10 Muharram yang Masih Ada di Sumut
Merdeka.com - Bulan Muharram merupakan bulan yang spesial bagi umat Islam. Bulan ini dirayakan sebagai pergantian tahun bagi para muslim.
Tak hanya itu, di hari ke-10 Bulan Muharram, umat Islam merayakan Hari Asyura. Di hari ke-10 ini, umat Islam mempunyai tuntunan untuk menjalankan puasa sunnah. Namun, Hari Asyura juga diperingati dengan cara lain, yang paling terkenal adalah dengan membuat Bubur Asyura.
Meski tradisi memasak Bubur Asyura semakin langka, namun ada satu desa di Sumatra Utara (Sumut) yang masih melestarikan tradisi ini. Tepatnya di Desa Stabat Lama Barat, Dusun Pantai Luas, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat.
-
Di mana tradisi Bubur Suro dilakukan? Masyarakat Jawa Barat memiliki tradisi yang disebut Bubur Suro.
-
Apa tradisi leluhur yang masih dijalankan di Lebak Bitung? Warga di Kampung Lebak Bitung di Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi, masih menjaga adat dan tradisi para pendahulunya di masa lampau.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Apa kuliner khas Sumatera Utara yang populer saat Ramadan? Bubur pedas jadi salah satu sajian kuliner yang kerap diburu masyarakat Sumatra Utara ketika Ramadan saat buka puasa.
-
Dimana budaya masak di hawu masih ada? Sebagian masyarakat Sunda di Jawa Barat dan Banten masih mempertahankan cara memasak tradisional.
-
Kenapa bubur pedas populer di Sumatera Utara? Hal ini dikarenakan Bubur Pedas memiliki cita rasa yang unik dan khas. Dalam setiap suapannya mengandung rempah-rempah yang kuat serta dipercaya memiliki khasiat yang baik bagi tubuh.
Warga desa ini masih terus menjaga tradisi ini agar tidak hilang. Berikut fakta-fakta menarik mengenai Bubur Asyura.
Dimasak dalam Porsi Besar
Sumber: Instagram/@humassumut ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari respositori.usu.ac.id, Bubur Asyura selalu dimasak dalam porsi yang sangat besar. Hal ini lantaran, biasanya bubur ini nantinya akan disajikan ke masyarakat dalam satu desa.
Bubur yang dimasak setiap setahun sekali ini dibuat dengan sekitar 44 macam bahan campuran, diantaranya beras, ubi kayu, kentang, santan, ikan teri, ikan asin, daging ayam dan ramuan rempah-rempah lainnya.
Dibuat secara Gotong Royong
Sumber: Instagram/@humassumut ©2020 Merdeka.com
Untuk proses pemasakannya sendiri, biasanya dilakukan sepanjang hari. Mulai dari pagi hingga matahari terbenam.Bubur Asyura selalu dimasak dengan cara gotong royong oleh warga desa setempat yang mempunyai waktu untuk membantu dalam proses pembuatan bubur ini. Semua warga yang ingin membantu untuk pembuatan Bubur Asyura diperbolehkan datang tanpa di tentukan atau dibatasi orangnya.
Buburnya Didoakan
Sumber: Instagram/@humassumut ©2020 Merdeka.com
Dilansir dari jurnalasia, setelah Bubur Asyura selesai dimasak, bubur ini akan didoakan lebih dulu sebelum dikonsumsi. Sebelum dibagikan ke masyarakat, bubur yang telah dimasak tadi kemudian di tempatkan di dalam satu wadah besar yang kemudian didoakan oleh seorang ustaz.
Ajang Merekatkan Tali Silaturahmi
Sumber: Instagram/@humassumut ©2020 Merdeka.com
Tradisi memasak bubur Asyura setiap tanggal 10 Muharram memang masih terus dipertahankan di berbagai daerah di Indonesia. Momen ini menjadi semakin spesial, selain dimasak secara bergotong-royong, momen ini pun menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan menumbuhkan jiwa sosial. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Membuat olahan bubur Asyura sudah menjadi tradisi tersendiri di beberapa daerah.
Baca SelengkapnyaBagi umat Islam, tanggal 10 Muharram dianggap sebagai hari spesial. Banyak peristiwa besar yang terjadi pada tanggal itu.
Baca SelengkapnyaBubur Asyura tidak hanya bagian dari tradisi menyambut Tahun Baru Islam, tapi juga memiliki makna mendalam sebagai bentuk rasa syukur atas keselamatan & berkah.
Baca SelengkapnyaDalam menyambut bulan penuh berkah, masyarakat Pasaman Barat memiliki salah satu tradisi unik yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Baca SelengkapnyaIntip tradisi sambut hari Maulid Nabi yang berlangsung di Pulau Sumatra setiap tahunnya.
Baca SelengkapnyaRatusan warga setempat menggelar kenduri desa dengan menghadirkan 9 jenis tumpeng.
Baca SelengkapnyaKue kukus berwarna putih bertekstur lembut beraroma tape dan gurih yang dimakan dengan gula merah cair itu dikenal dengan nama kue apam putih khas Pandeglang.
Baca SelengkapnyaBubur pedas jadi salah satu sajian kuliner yang kerap diburu masyarakat Sumatra Utara ketika Ramadan saat buka puasa.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini rutin dilakukan setelah Idulfitri tepatnya pada 8 Syawal.
Baca SelengkapnyaSebelum arak-arakan gunungan, warga terlebih dahulu menggelar pengajian, pentas wayang kulit, hingga ziarah ke makam leluhur.
Baca SelengkapnyaKeberadaan Telaga Buret membuat sejumlah desa di Tulungagung tak pernah alami kekeringan.
Baca SelengkapnyaDi Garut, Jawa Barat, terdapat satu menu takjil yang unik dan banyak diburu masyarakat sebagai makanan pendamping untuk berbuka puasa.
Baca Selengkapnya