Tak Cuma Gajah Mada, Majapahit juga Punya Jenderal Perang di Laut Sangat Ditakuti Musuh
Di balik kehebatan Majapahit, ada pemimpin militer hebat yang memimpin pasukan hebat. Di era Raja Hayam Wuruk, ada dua jenderal perang sakti dan ditakuti.
Di balik kehebatan Majapahit, tentu ada pemimpin militer hebat yang memimpin pasukan hebat pula. Di era Raja Hayam Wuruk, ada dua jenderal perang yang begitu sakti dan ditakuti. Siapakah dia?
Tak Cuma Gajah Mada, Majapahit juga Punya Jenderal Perang di Laut Sangat Ditakuti Musuh
Siapa yang tak tahu Kerajaan Majapahit. Kerajaan yang berdiri di tanah Jawa pada abad 13 hingga 16 Masehi itu memiliki pengaruh yang begitu besar di zamannya. Di era kepemimpinan Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi dan Raja Hayam Wuruk, dikenal sebagai masa keemasan Majapahit. Bahkan, wilayah kekuasaan Majapahit begitu luas yang disebut sebagai Nusantara. Majapahit adalah kerajaan Hindu-Buddha terakhir dan dianggap sebagai monarki terbesar dalam sejarah Indonesia. Menurut Negarakertagama, kekuasaannya terbentang dari Jawa, Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Filipina (Kepulauan Sulu), Manila (Saludung), Sulawesi, Papua, dan lainnya.
Era Kejayaan Majapahit Kepemimpinan Hayam Wuruk
Mengutip buku 'Kumpulan Cerita Majapahit' karya Ayuhanafiq, RB.Abd. Gani, Evi Sudyar, terbitan Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto 2020, era Raja Hayam Wuruk jadi puncak kejayaan Majapahit. Perekonomian yang berjalan baik membuat Majapahit dikenal sebagai negara kuat dan diakui kerajaan tetangga.
Majapahit juga memiliki hubungan dagang dengan berbagai negara seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia. Pada saat itu teknologi transaksi dagang juga sudah diterapkan. Pada masa Majapahit telah menggunakan mata uang logam sebagai alat transaksi ekonomi.
Selain kekuatan ekonomi, Majapahit juga dikenal memiliki pertahanan militer yang sangat kuat dan sulit dikalahkan. Di balik kehebatannya itu, tentu ada pemimpin militer hebat yang memimpin pasukan hebat pula.
Di zaman Raja Hayam Wuruk, ada dua panglima perang Majapahit yang amat disegani dan ditakuti lawan. Satu panglima perang itu bertugas di darat dan satu lagi di laut.
Dalam buku 'Kumpulan Cerita Majapahit' karya penulis Ayuhanafiq, RB.Abd. Gani, Evi Sudyar disebutkan kedua tokoh militer Majapahit tersebut dikenal kuat dalam menjaga pertahanan laut dan darat. Hayam Wuruk mengandalkan dua angkatan militernya di darat dan laut kepada dua orang tersebut yakni Gajah Mada (Darat) dan Mpu Lembu Nala (Laut).
This is feedGajah Mada
Gajah Mada dilantik menjadi Mahapatih pada masa Ratu Tribhuwana Tunggadewi. Gajah Mada dikenal sangat pandai mengatur strategi baik operasi intelijen, penyerangan dan pertahanan darat. Gajah Mada hampir selalu memimpin berbagai peperangan Majapahit. Akibat kecerdasan dan kesaktiannya Majapahit sulit dikalahkan oleh kerajaan manapun.
Gajah Mada juga sering merakit senjata-senjata yang digunakan oleh seluruh prajurit militer Majapahit. Salah satu senjata yang terkenal adalah cetbang.
Sosoknya lekat dengan peristiwa terkenal yaitu Sumpah Palapa yang mana dirinya dan Majapahit berhasil menyatukan Nusantara.
This is feedMpu Nala
Laksamana Nala alias Mpu Lembu Nala adalah salah satu pemimpin militer yang sangat terkenal di era Kerajaan Majapahit. Mpu Nala merupakan Panglima Angkatan Laut pada masa itu. Di bawah kepemimpinannya, Angkatan Laut Majapahit berhasil menjadi yang terbesar dan terkuat di Asia Tenggara.
Mpu Nala dilantik di masa kepemimpinan Tribhuwana Tunggadewi dan disebut berjaga di Pelabuhan terbesar Majapahit kala itu, yakni Ujung Galuh (saat ini Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya). Setelah kematian Gajah Mada pada 1364 M, nama Mpu Lembu Nala (Mpu Nala) naik menggantikan menjadi Menteri Luar Negeri yang bertugas mengelola hubungan dengan daerah-daerah kekuasaan Majapahit di luar Jawa Timur (Nusantara).Menurut berbagai sumber, angkatan laut Majapahit memiliki jumlah pasukan sebanyak 40 ribu prajurit, bahkan sangat disegani oleh kekaisaran China.