Prasasti Lucem (Poh Sarang), Maklumat Kebhinekaan di Indonesia Ribuan Tahun Silam
Merdeka.com - Prasasti adalah salah satu peninggalan sejarah yang sangat berharga karena berisi tulisan yang bisa dibaca dan mampu menggambarkan kehidupan pada masa lalu di wilayah tersebut.
Salah satunya adalah Prasasti Lucem yang berada di Pohsarang, Desa Titik, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Prasasti ini merupakan peninggalan sejarah pada abad ke-11 Masehi.
Prasasti itu bertuliskan aktivitas penanaman pohon Boddhi dan pohon Beringin sebagai tanda selesainya pembangunan sebuah jalan di wilayah tersebut. Simak ulasannya.
-
Dimana prasasti itu ditemukan? Arkeolog di Turki menemukan prasasti atau lempengan batu saat melakukan penggalian di kastil Silifke yang terletak di atas bukit di Provinsi Mersin.
-
Di mana prasasti itu ditemukan? Prasasti seberat setengah ton yang berisi 13 baris tulisan itu ditemukan tim penggali di kawasan Mersin setelah proyek penggalian dilakukan selama 12 bulan.
-
Kapan prasasti itu ditemukan? Peninggalan ini ditemukan kembali pada tahun 1913 selama penggalian rel kereta api di dekat kota kuno Yibna di Palestina.
Prasasti Lucem
©2023 Merdeka.com/arkenas.kemdikbud.go.id
Prasasti Lucem atau Lusem adalah sebuah prasasti yang ditemukan di Kabupaten Kediri dan saat ini menjadi salah satu destinasi wisata religi di Gereja Puhsarang.
Prasasti ini ditulis dengan huruf Kadiri Kwadrat (Kadiri Block Letter) dengan menggunakan bahasa Jawa Kuna dan dipahat di sebuah batu alam utuh (Natuursteen) yang bertuliskan angka tahun 934 Saka atau 1012 Masehi.
Berdasar dari angka tahun yang tertulis, prasasti Lucem diperkirakan ditulis pada masa Raja Dharmawangsa Teguh, yang berkuasa pada masa Kerajaan Kadiri.
Pasalnya, huruf yang digunakan untuk menulis prasasti Lucem itu adalah huruf khas yang berasal dari Masa Kadiri yang tidak dikenal pada masa-masa kerajaan Jawa Kuno lainnya.
Isi Prasasti
©2023 Merdeka.com/arkenas.kemdikbud.go.id
Prasasti Lucem terdiri dari empat baris dengan bagian terpanjangnya mencapai 190 cm, sedangkan ukuran masing-masingnya adalah 17x50 cm. Salah satu pembaca prasasti ini adalah seorang epigraf bernama Prof. MM. Sukarto Kartoatmodjo.
Prasasti tersebut bertuliskan “934 tewek ning hnu bineheraken da Mel samgat Lucem mpu Ghek sang apanji tepet i pananem boddhi waringin,”
Mengutip dari laman Kemdikbud, arti dari kalimat di atas adalah: “Pada tahun Saka 934 (1012 Masehi) ketika itu sebuah jalan dibenahi oleh Samgat (hakim) dari Lucem (bernama) Pu Ghek sembilan (titik) ditandai dengan melakukan penanaman (pohon) Boddhi (dan) Beringin,”
Maklumat Kebhinekaan
©2023 Merdeka.com/arkenas.kemdikbud.go.id
Sejarawan mengatakan bahwa isi dari prasasti tersebut merupakan maklumat kebhinekaan yang rupanya sudah dijalin oleh masyarakat Jawa Kuno di Indonesia sejak ribuan tahun silam.
Indikasinya adalah adanya penanaman pohon Boddhi dan Beringin sebagai tanda selesainya pembangunan jalan. Penanaman pohon tersebut rupanya merupakan upaya melestarikan lingkungan dan sekaligus mendukung aktivitas keagamaan di daerah tersebut.
Pohon Boddhi dan Beringin
©2023 Merdeka.com/arkenas.kemdikbud.go.id
Boddhi dipilih karena dalam ajaran Buddha, pohon tersebut dikategorikan sebagai pohon yang sakral. Hal tersebut berkaitan erat dengan kehidupan Sang Buddha yang ketika bertapa menerima pencerahan di bawah pohon Boddhi.
Adapun pohon Beringin dikaitkan dengan Kalpataru atau pohon kahyangan yang sudah dikenal sejak tahun 3000 SM di Mesir, Mesopotamia, Iran, dan sekitarnya. Pohon Kalpataru juga dipuja pada zaman Hindu, Buddha, dan Jaina karena diyakini sebagai tempat tinggal pada Dewa.
Penanaman pohon Boddhi dan Beringin adalah sebuah indikasi adanya kebhinekaan dari ajaran-ajaran yang ada dan sudah ditanamkan sejak ribuan tahun silam di Kerajaan Kadiri. (mdk/mff)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prasasti itu diduga dipindahkan ke Belanda antara tahun 1822-1825.
Baca SelengkapnyaPrasasti ini sering dikaitkan dengan penemuan situs kampung kuno di Liyangan
Baca SelengkapnyaDulunya kawasan lereng Merapi-Merbabu menjadi tempat orang-orang zaman dulu menimba ilmu
Baca SelengkapnyaKepercayaan orang-orang sekitar pun tumbuh dan mengakar kuat di benak mereka jika merusak salah satu peninggalan sejarah tersebut, maka dia akan menerima nasib
Baca SelengkapnyaMenurut buku Badan Pusat Statistik (2010) Indonesia memiliki sejarah panjang yang mencakup periode sebelum kemerdekaan. Terutama beberapa kota tertua.
Baca SelengkapnyaPrasasti Wanua Tengah ditemukan pertama kali pada tahun 1890. Keberadaannya menjadi penting karena memuat 12 nama raja yang pernah bertahta di Mataram Kuno
Baca SelengkapnyaPrasasti yang menandai lahirnya Kabupaten Trenggalek ini sangat berarti bagi masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaPrasasti yang saat ini berada di Skotlandia ini berisi banyak rangkuman catatan sejarah.
Baca SelengkapnyaDi prasasti ini menceritakan proyek besar di zaman Kerajaan Pajajaran.
Baca SelengkapnyaSisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Baca Selengkapnyasitus ini ditemukan secara tidak sengaja oleh kelompok transmigran pada 1957.
Baca SelengkapnyaKediri merayakan hari jadinya yang ke-1145 di tahun 2024.
Baca Selengkapnya