Bertahan di Tengah Pandemi Lewat Pemanfaatan Teknologi Digital
Merdeka.com - Pemerintah telah mengambil langkah untuk membatasi kegiatan masyarakat melalui Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna menghambat penyebaran virus corona Covid-19. Hal ini berdampak pada melambatnya roda perekonomian masyarakat.
Menurunnya kegiatan ekonomi akibat pembatasan aktivitas di luar rumah ini sangat dirasakan oleh masyarakat kelas bawah, termasuk para pedagang kecil. Banyak warung yang terpaksa tutup karena tidak ada pembeli yang datang. Mereka pikir, daripada rugi, lebih baik tidak jualan.
Namun rupanya, tidak semua pedagang kecil merasakan dampak negatif dari pandemi Covid-19. Ada warung dan pedagang kecil yang ternyata masih bisa bertahan. Contohnya warung makan Lauk Sambal Bude Ndut yang ada di Jalan Haji Muala, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
-
Bagaimana perempuan pemilik warung itu mendapatkan uang? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.'Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,' ucap perempuan tersebut.
-
Bagaimana Ibu Sujiati bantu teman-temannya? 25 Rekan sejawatnya pun ikut membantu produksi kerajinan kulit di rumah Ibu Sujiati dan memasarkan produk-produknya kepada calon pembeli.
-
Apa yang dilakukan pemilik restoran? 'Kami hanya menerima manusia dan hewan. Meskipun hanya kucing dan anjing sekalipun,' ujar pemilik toko.
-
Apa yang menjadi usaha Ibu Haji Putri Arofah? Walaupun sehari-hari menjalani rutinitas sebagai ibu rumah tangga, namun ia juga ingin menghasilkan uang sendiri. Pada akhirnya ia kini punya usaha produksi kain batik dengan omzet mencapai Rp300 juta per bulan.
-
Apa yang menjadi kunci sukses usaha Ibu dan Anak ini? 'Walaupun bahan bumbu mahal, saya tetap masak enak,' ujarnya. Widari mengaku senang jika pembeli yang makan masakannya senang.
-
Siapa pemilik warung unik di Sumedang ini? Sementara itu sang pemilik warung Mak Edah mengatakan bawah kawasan ini memang memiliki pemandangan yang indah.
Warung makan milik Ibu Suriyah (54) ini tetap laris di tengah pandemi corona, bahkan omzetnya justru meningkat 30 persen. Masakan yang ada di warung Lauk Sambel Bude Ndut sebenarnya tidak jauh beda dengan warung makan lainnya, meski ada menu andalan seperti sambal udang dan sambal cumi.
Bu Suriyah©2020 Merdeka.comUsut punya usut, keberhasilan Ibu Suriyah mempertahankan usahanya lebih disebabkan dia bisa memanfaatkan perkembangan teknologi. Meski hanya kelasan warteg, warung Lauk Sambal Bude Ndut ini melakukan penjualan secara online serta rajin mempromosikan diri melalui media sosial. Jadi, meski para pelanggannya tidak bisa ke luar rumah, Ibu Suriyah tetap bisa memenuhi kebutuhan mereka melalui pemesanan online.
Untuk mendukung penjualan secara online tersebut, Ibu Suriyah juga memanfaatkan aplikasi dompet digital sebagai metode pembayaran. Dia mengakui, kehadiran dompet digital semakin memudahkan dalam melakukan transaksi nontunai.
"Saya merasa lebih mudah dan aman bertransaksi nontunai, apalagi saat pandemi seperti sekarang. Pelanggan tidak perlu kasih uang tunai. Saya juga tidak perlu cari uang kembalian," ujar Ibu tiga anak ini.
Ibu Suriyah yang mulai membuka warung makan Lauk Sambel Bude Ndut lima tahun lalu, merasa bersyukur karena mengenal teknologi lebih dulu sebelum ada pandemi. Dia juga merasa senang bergabung dengan komunitas yang diinisiasi oleh YCAB dan DANA yang aktif mendorong pemanfaatan teknologi untuk perbaikan ekonomi.
Sebelum membuka warung makan Lauk Sambel Bude Ndut, Ibu Suriyah sejak 1991 sudah beberapa kali mencoba usaha makanan, mulai dari memenuhi pesanan untuk gereja, berjualan di depan sekolah, kemudian catering, dan pernah juga membuka warteg di kantin rumah sakit. Namun, karena kurang modal, Ibu Suriyah melanjutkan usahanya dengan berjualan di rumah.
Warung makan Lauk Sambel Bude Ndut saat ini merupakan sumber pemasukan bagi keluarga Ibu Suriyah, semenjak suaminya tidak lagi berjualan keliling karena kondisi fisiknya yang tidak memungkinkan. Ibu Suriyah senang karena kini warung makannya sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarganya sehari-hari, serta membantu orang-orang di sekitarnya.
Ibu Suriyah adalah salah satu dari banyaknya pemilik warung yang mampu bertahan dengan kehadiran teknologi di masa pandemi Covid-19. Pengalaman Ibu Suriyah juga sejalan dengan kontribusi DANA untuk memperjuangkan seluruh elemen bangsa dalam memerangi pandemi global Covid-19, di mana DANA menghadirkan fitur pendataan warung yang menjadi gerakan sosial #BelanjadiWarungTetangga dari Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) untuk mendorong terus bergulirnya perekonomian rakyat di tengah penyebaran Covid-19.
Gerakan #BelanjaDiWarungTetangga menjadi bentuk solidaritas masyarakat yang dapat dilakukan melalui aplikasi dompet digital DANA. Pengguna DANA dapat berpartisipasi dengan mengakses miniprogram Siap Siaga Covid-19, memilih opsi 'Daftarkan Warung Sekitar Kamu', lalu mendaftarkan nama dan nomor telepon pemilik warung, jenis usaha, serta alamat tempat usaha mereka, atau bisa langsung mengunjungi tautan berikut. Dengan melakukan pendataan ini, pengguna DANA telah ikut serta dalam aksi nyata menyelamatkan warung-warung di sekitar mereka dan turut menggerakkan perekonomian nasional. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita Exs Barista, Kini Sukses Jualan Sayur di Pasar Tradisional.
Baca SelengkapnyaIbu Musirah merupakan contoh nyata bahwa keterbatasan tidak seharusnya membuat kita membatasi diri.
Baca SelengkapnyaPencapaian tertingginya saat ini adalah menjadi supplier salah satu minimarket, total sudah 21 cabang minimarket.
Baca SelengkapnyaIa adalah pionir IKM bawang goreng di Kabupaten Bojonegoro
Baca SelengkapnyaSiapa sangka, tekadnya membangun bisnis di dunia digital memberikan kesempatan pada Benny raih omzet ratusan juta!
Baca SelengkapnyaBerkat kerja kerasnya membangun usaha di masa pandemi Covid-19, omzetnya kini mencapai Rp150 juta dan terjual sampai Dubai.
Baca SelengkapnyaBerkat riset dan inovasi, Dinova Store masih terus bertahan hingga saat ini. Bahkan, Sri masih mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi anak muda.
Baca SelengkapnyaBanyak pengusaha yang gulung tikar dan mengalami stres.
Baca SelengkapnyaEra digitalisasi membuka pintu bagi transformasi yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan. Termasuk dalam dunia bisnis mikro dan keuangan perorangan.
Baca SelengkapnyaBerkat dukungan PENA, usaha katering semakin berkembang hingga pendapatan berkali-kali lipat yang sebelumnya tidak terbayang.
Baca SelengkapnyaHadirnya ekonomi digital tidak melulu demi pemasukan negara. Manfaat ini juga dirasakan masyarakat yang ingin mengubah nasib hidupnya menjadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaSeorang wanita paruh baya pilih berjualan di tengah hutan dan gunung selama 24 jam sehari untuk penuhi kebutuhan keluarganya.
Baca Selengkapnya