Hampir Tewas di Tangan Rekan Sendiri, Mirza Muhrosni Kini Bangkit dengan 160 Outlet Ayam Geprek
Nyawa Mirza terancam saat berselisih paham dengan rekan bisnisnya.
Kisah hidup pendiri usaha ayam geprek sukses yang kini memiliki 160 outlet di Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadi cermin perjuangan dan keberanian luar biasa. Kesuksesannya bukan hanya hasil dari kerja keras, tetapi juga perjuangan bertahan hidup dari ancaman maut, kesulitan ekonomi, hingga kerugian bisnis yang besar.
Kesuksesan besar yang kini diraih Mirza Muhrosni memiliki masa lalu kelam. Dia pernah diculik dan disekap oleh rekan bisnisnya sendiri karena kesalahpahaman atau persoalan hasil usaha.
-
Dimana ayam geprek mozzarella dijual? Terlebih bisnis kuliner ayam geprek memang sedang menjamur, sehingga peluang usaha ayam geprek mozarella begitu menjanjikan.
-
Bagaimana Rusdi berjualan mi ayam? Berjualan dengan Gerobak Dorong Mengutip kanal YouTube Boengkoes, Senin (15/1), Rusdi biasanya berjualan mi ayam dengan gerobak dorong. Rusdi biasa berjualan secara berpindah-pindah, mulai dari SD Raffles, sampai lapangan yang mengadakan pasar ramai.
-
Apa yang viral tentang penjual ayam goreng? Video yang menampilkan sosok ini menjadi viral di TikTok, memicu keingintahuan netizen tentang identitas asli sang gadis.
-
Dimana Rusdi jualan mi ayam? Adalah Rusdi, penjual mi ayam dengan harga murah yang membuka lapak di Jalan Wijaya Kusuma, Jati Makmur, Kecamatan Pondok Gede, Kabupaten Bekasi.
-
Bagaimana ayam goreng tepung mempengaruhi suasana hati? Namun, konsumsi makanan yang digoreng dapat memicu pertumbuhan bakteri berbahaya dalam usus, menyebabkan peradangan, dan mengganggu produksi serotonin.
-
Kenapa Ragawi memilih fokus di peternakan ayam? Dengan berhenti bekerja, Ragawi semakin fokus menekuni dunia peternakan.
Peristiwa ini terjadi pada malam hari, ketika Mirza diajak bertemu di bandara. Di sana, dia mendapati dirinya dikepung oleh empat orang bersenjata.
“Saya hampir ditusuk di tempat. Untung salah satu anak buah mereka berhasil mencegahnya,” kenang Mirza dalam tayangan YouTube Kasisolusi, dikutip Rabu (20/11).
Dia kemudian disekap di sebuah rumah di kawasan Tanjung Priok. Kejadian ini menjadi pengalaman paling kelam dalam hidupnya, meninggalkan trauma yang mendalam dan pelajaran berharga tentang pentingnya berhati-hati dalam memilih mitra bisnis.
Dari Berhenti Kuliah hingga Jualan Tenda
Mirza lahir dari keluarga sederhana. Ketika keluarganya mengalami kesulitan keuangan, dia memutuskan untuk berhenti kuliah demi membiayai pendidikan adiknya.
Dari situ, Mirza mulai berbisnis kecil-kecilan, salah satunya menjual ayam bakar di pinggir jalan dengan menggunakan tenda. Saat itu dia sempat merasa malu, namun dia harus terus melakukannya demi mengubah nasib.
Dia pun mencoba berbagai bisnis, dari menjual cilok hingga minyak urut. Meski banyak kegagalan, dia terus mencari peluang baru.
Namun, cobaan terbesar datang saat dia terjun ke bisnis umrah. Salah memilih mitra dan kebijakan yang keliru membuat bisnis itu runtuh, meninggalkan utang besar, dan hampir menghancurkan keluarganya.
Terhantam Krisis Ekonomi
Ketika istrinya hendak melahirkan anak kedua, Mirza tidak memiliki uang untuk membayar biaya rumah sakit. Dalam keadaan putus asa, dia meminta bantuan seorang mentor bisnis, yang akhirnya meminjamkan uang sebesar Rp6 juta untuk menutupi biaya persalinan.
“Itu adalah titik terendah dalam hidup saya. Saya bahkan tidak bisa melihat anak kedua saya lahir karena tidak memiliki cukup uang untuk pulang ke kampung,” ceritanya.
Namun, pengalaman itu justru menjadi titik balik dalam hidupnya. Dia bertekad untuk bangkit dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya.
Strategi Bisnis yang Membawa Kesuksesan
Setelah melalui berbagai kegagalan, Mirza mulai membangun kembali bisnisnya dengan konsep baru. Dia fokus pada bisnis ayam geprek, yaitu Geprekin, dengan sistem take away untuk menekan biaya operasional.
Sebelum memulai, Mirza melakukan riset mendalam selama tiga bulan. Dia mengamati perilaku konsumen, mencatat data penjualan kompetitor, hingga mempelajari tren pasar.
“Dari riset, saya menemukan bahwa mayoritas pelanggan lebih memilih takeaway daripada dine-in. Jadi, saya memutuskan untuk fokus pada model bisnis yang sederhana, dengan biaya operasional rendah,” jelas Mirza.
Strategi tersebut rupanya membuahkan hasil. Dari 8 cabang awal yang dia buka, 4 di antaranya sukses besar, sementara sisanya dia tutup karena tidak memenuhi ekspektasi.
Membangun Jaringan 160 Outlet dan Membuka Lapangan Kerja
Kesuksesan Mirza tidak hanya membawa keuntungan finansial bagi dirinya, tetapi juga berdampak besar pada masyarakat. Hingga kini, jaringan ayam gepreknya telah membuka lapangan kerja bagi lebih dari 7.000 lulusan SMA.
Menurut Mirza, salah satu misinya adalah membantu mereka yang membutuhkan pekerjaan dan mendukung perekonomian keluarga. Sebab, banyak karyawan yang bekerja untuk membantu orang tua dan menghidupi keluarganya.
Di balik 160 outlet ayam geprek yang dia bangun, terdapat perjuangan melawan keterpurukan, ancaman nyawa, dan tantangan bisnis yang berat. Oleh karena itu, Mirza kini aktif berbagi ilmu dan pengalaman kepada pengusaha muda. Mirza percaya bahwa siapapun bisa sukses asalkan mau belajar dari kegagalan dan tidak mudah menyerah.
Reporter Magang: Thalita Dewanty