Mengharukan, Kisah Seorang Single Parent Banting Tulang Hidupi Keluarga hingga Jadi CEO Ojek Online Baru di Indonesia
Bisnisnya mulai berekspansi ke berbagai sektor, mulai dari layanan bersih-bersih hingga layanan antar.
Tulungagung, kota kecil di Jawa Timur, menjadi saksi perjalanan inspiratif seorang perempuan bernama Lutfi.
Sebagai seorang ibu tunggal dengan satu anak, Lutfi menghadapi banyak rintangan dalam hidupnya. Namun, tantangan tersebut tidak menghalangi dirinya untuk membangun sebuah usaha ojek online yang kini dikenal sebagai Zendo.
-
Apa yang dilakukan driver ojol? Driver ojol tersebut memberikan helm pribadinya kepada pengendara yang ditegur saat berhenti di lampu lalu lintas. Aksi perhatian driver ojol itupun langsung ramai mendapat beragam komentar dari warganet.
-
Apa itu ojek? Mengutip dari Jurnal Ojek dari Masa ke Masa Kajian secara Manajemen Sumber Daya Manusia karya Neneng Fauziah, mengatakan bahwa istilah ‘ojek’ berasal dari kata ‘obyek’.
-
Siapa yang membantu sang driver ojol? Warga di lokasi yang mengetahui seketika bereaksi. Mereka kompak memberi bantuan dengan membeli orderan sang ojol.
-
Siapa yang menjadi driver taksi online? 'Kami jual aset, dan suami berusaha cari kerja lagi. Karena pandemi, akhirnya dia jadi driver taksi online,' ungkap Ira.
-
Bagaimana cara driver ojek online melewati jalan tikus? Melintas di jalan tikus tak boleh ugal-ugalan. Sopan santun tetap dijaga. "Kanan kiri rumah orang, ada anak-anak yang main, bapak-bapak duduk pinggir jalan. Harus permisi ."
-
Bagaimana driver ojol membantu? Kemudian, seorang driver ojol datang dari arah belakang dan langsung memberikan helm pribadinya. Hal tersebut juga disadari oleh petugas Dishub yang memantau.'Terima kasih kepada bapak ojol yang sudah memberikan helm kepada mbaknya.
Sebagai anak pertama dari dua bersaudara, Lutfi memiliki tanggung jawab besar dalam keluarganya. Adiknya, yang merupakan seorang difabel tuna daksa, membutuhkan perhatian khusus.
Kondisi ini memaksa Lutfi untuk mencari cara agar tetap bisa menghidupi keluarganya, terutama setelah menjadi orang tua tunggal.
Di tengah keterbatasan, dia tinggal di Bagu, Tulungagung, dan merawat anaknya yang bernama Zen. Dari nama inilah bisnisnya, Zendo, terlahir.
Awal Mula Zendo
Mengutip dari Youtube Pecah Telur, pada tahun 2014, setelah berhenti dari pekerjaannya sebagai karyawan swasta dan honorer, Lutfi memutuskan untuk memulai bisnis.
Dia meminta nasihat dari dosennya tentang bagaimana menjalankan usaha yang dapat bertahan lama. Saran tersebut menjadi titik balik bagi Lutfi. Ia menanamkan niat yang kuat dan berdoa agar diberi petunjuk untuk memulai bisnis yang abadi dan bermanfaat.
Berbekal pengalaman menggunakan ojek online saat berada di luar kota, Lutfi menyadari bahwa layanan serupa belum ada di Tulungagung.
Pada 31 September 2014, dia meluncurkan "Zen Delivery Order" dengan modal sederhana yakni motor, uang Rp100.000, dan ponsel Blackberry yang hampir rusak.
"Kiblat saya dulu ketika tahun 2015 bikin bisnis ini, saya naik gojek. Kemudian saya mikir, ini di Tulang Agung belum ada. Amati, tiru, kemudian modifikasi. Semakin ke sini kita semakin custom," kata Lutfi dikutip Kamis (16/1).
Saat itu, layanan ini sangat baru bagi masyarakat Tulungagung. Lutfi harus mengedukasi orang-orang tentang konsep bisnisnya, membeli dan mengantarkan barang dengan tambahan ongkir yang terjangkau.
Hari pertama tidak ada pesanan. Namun, lima hari kemudian, teman-temannya mulai mencoba layanannya.
Dari satu pesanan, berkembang menjadi dua, dan akhirnya mulai dikenal oleh lebih banyak orang. Awalnya, Lutfi menjalankan semua sendiri menjadi admin, driver, hingga berkomunikasi langsung dengan pelanggan.
"Misal beli nasi goreng Rp10.000, ya Rp10.000. Pada saat itu ongkirnya dekat, Rp3.000 saja. Hari pertama, tidak ada yang order. Orang tidak tahu ini apa. Tapi teman saya ada yang tanya, ini bisnis apa? Kamu misal mau beli makanan, Pak beliin kamu di rumah, kemudian tambahin bayar ongkir ke saya Rp3.000. Ini siapa yang ngojek? Ya saya," jelas dia.
"Ya sudah, saya coba. Itu H+5. Jadi tanggal 4 Oktober, itu teman saya SD. Saya masih ingat benar. Dari situ saya minta testimoni. Besoknya ada yang order lagi. Teman saya juga. Dari sini Rp8.000. Cuma saya minta ongkir Rp8.000 pada saat itu. Itu orang kedua. Terus ini hanya beli makanan. Kamu mau belanja di pasar atau di supermarket? Bisa banget. Pokoknya saya edukasi," tambah dia.
Perkembangan Bisnis
Dengan kegigihan dan kerja keras, Lutfi tidak hanya mengembangkan Zen Delivery Order, tetapi juga mulai menawarkan layanan lain.
Bisnisnya berekspansi ke sektor cleaning service dengan nama "Zindu Cleaning Service" dan layanan pijat bernama "Zindu Massage." Inovasi ini menunjukkan fleksibilitas dan adaptasi Lutfi terhadap kebutuhan masyarakat.
Zendo berkembang menjadi bisnis yang menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang. Lutfi mempekerjakan driver dan tim cleaning service.
Meskipun bisnisnya masih berbasis pada komunikasi melalui WhatsApp tanpa aplikasi khusus, Lutfi mampu menjaga hubungan baik dengan pelanggan dan timnya melalui komunikasi yang terbuka dan transparan.
Namun, perjalanan ini tidak selalu mulus. Tantangan datang dari karyawan yang belum siap menghadapi pekerjaan lapangan yang berat, serta modal awal yang terbatas.
Meskipun begitu, Lutfi tidak menyerah. Ia terus memperbaiki sistem, mengedukasi timnya, dan memastikan kualitas layanan tetap terjaga.
Nilai Kehidupan dan Motivasi
Lutfi tumbuh dalam keluarga sederhana. Ayahnya adalah seorang buruh, sedangkan ibunya mengabdikan hidup untuk merawat adik Lutfi yang difabel.
Meski memiliki keterbatasan ekonomi, orang tua Lutfi selalu berusaha memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya. Hal ini menjadi inspirasi bagi Lutfi untuk bekerja keras demi masa depan anaknya.
"Alhamdulillah kalau gagal sekali, dua kali, tiga kalinya itu bisa. Ibu saya bukan wira swasta. Karena adik saya seorang dihidup, hidup ibu saya adalah untuk adik saya itu," jelas dia.
Bagi Lutfi, Zendo bukan sekadar bisnis, tetapi juga sarana untuk membantu orang lain.
Dia ingin menciptakan peluang kerja bagi banyak orang, sekaligus memastikan kebutuhan keluarganya tercukupi. Meski omzetnya belum sebesar perusahaan besar, ia bersyukur atas pencapaian yang diraihnya.
Visi Zendo Ke Depan
Kini, Lutfi terus mengembangkan Zendo dengan visi yang lebih besar. Ia berharap bisnis ini dapat menjangkau lebih banyak pelanggan dan memberikan dampak yang lebih luas.
Dengan prinsip kerja keras, inovasi, dan kebermanfaatan, Lutfi percaya bahwa Zendo dapat menjadi bisnis yang tidak hanya menghidupi dirinya, tetapi juga banyak orang di sekitarnya.
Perjalanan Lutfi mengajarkan kita bahwa keberanian untuk memulai, ketekunan dalam menghadapi rintangan, dan niat baik untuk membantu sesama dapat menjadi kunci sukses dalam hidup.
Zendo bukan sekadar bisnis, tetapi cerminan semangat dan perjuangan seorang ibu yang ingin memberikan yang terbaik bagi keluarganya.
"Bapak saya adalah seorang buruh, angkat-angkat kayak gitu. Tapi bapak ibu saya itu selalu berusaha apapun untuk pendidikan anaknya itu diusahakan. Ibu saya itu mengorbankan semua hidupnya, seluruh hidupnya sampai beliau meninggal itu untuk ngurusin adik saya," pungkas Lutfi.