Nasib Bakal Berubah Itu Nyata, Wawan Dulu Diremehkan Kini Jadi Tempat Masyarakat Bergantung Hidup
Saat ini Wawan memiliki usaha produksi peralatan keamanan lintasan kereta api.
Kini, mereka yang sempat menaruh rasa pesimis terhadap masa depan Wawan, justru bergantung hidup melalui Wawan.
Nasib Bakal Berubah Itu Nyata, Wawan Dulu Diremehkan Kini Jadi Tempat Masyarakat Bergantung Hidup
Nasib Bakal Berubah Itu Nyata, Wawan Dulu Diremehkan Kini Jadi Tempat Masyarakat Bergantung Hidup
Dihujani rasa pesimis dari orang-orang sekitar, membuat Isdianto Setiawan alias Wawan tetap bergeming mencapai impiannya, memiliki usaha sendiri.
Kini, mereka yang sempat menaruh rasa pesimis terhadap masa depan Wawan, justru bergantung hidup melalui Wawan.
"Mereka yang bilang 'bakal jadi apa Wawan kalau kerja begitu' Kini alhamdulillah mereka bekerja bersama saya. Saya tidak dendam, justru ucapan seperti itu yang menjadi motivasi saya," ucap Wawan dikutip melalui akun YouTube Pecah Telur, Minggu (21/1).
Saat ini Wawan memiliki usaha produksi peralatan keamanan lintasan kereta api. Hampir seluruh perlintasan kereta api menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan Wawan.
Sebelum berada di posisi ini, Wawan bekerja di sebuah perusahaan swasta. Ketika dia mendapat sebuah proyek di Lampung dan Madiun, Wawan melihat peralatan keamanan perlintasan kereta api seperti palang kereta api, sinyal, lampu lalu Lintas kereta api, dan simbol lainnya, menjadi peluang baik untuk usaha.
Wawan sempat mengusulkan agar perusahaan tersebut turut menyasar perlintasan kereta api. Sayangnya, tempat kerja Wawan saat itu tidak sependapat.
Wawan mengalami gejolak batin. Dia ingin mencoba usaha dengan memproduksi peralatan keamanan perlintasan kereta api. Selama Masih bekerja, di sela-sela waktu, Wawan mencatat alamat Dinas Perhubungan se-Indonesia.
Dia mengirimkan proposal terkait pengadaan peralatan keamanan perlintasan kereta api, kepada Dinas Perhubungan.
Sedikitnya, ada 80 Dinas Perhubungan yang dia tujuan untuk mengirimkan proposal. Tiga bulan berjalan, tak ada respons apapun dari semua proposal yang dia sebar.
"Ternyata mengirimkan kesalahan saya belum berbadan hukum, kemudian saya juga tidak melampirkan rincian anggaran dan sebagainya. Saya pikir ini sama seperti menjual panci, ternyata tidak, saya belajar lagi," kata dia.
Satu waktu, dia melihat nomor perusahaan yang tertempel di sebuah lampu lalu lintas. Harapan mulai hadir saat perusahaan tersebut memberi janji akan menghubungi Wawan jika membutuhkan proyek yang sesuai dengan bidang Wawan.
Akan tetapi, Wawan kembali harus menahan sabar karena belum ada satu pun tawaran proyek yang masuk. Wawan pun mengambil langkah ekstrem dengan resign dari pekerjaannya agar tidak mengganggu fokusnya mencari proyek yang bisa dia kerjakan.
Sekitar tahun 2007-2008, tawaran proyek mulai berdatangan.
Popularitas bisnisnya yang memproduksi peralatan keamanan perlintasan kereta api mulai didengar di berbagai kota.
"Walaupun kami dari desa, tapi semua produk pintu palang pintu perlintasan kereta api yang sebidang semuanya akhir-akhir ini mengambil dari Wantech," pungkasnya .
Bisnis Wawan terus berkembang hingga saat ini dia telah memiliki sekitar 150 karyawan yang mayoritas berasal dari Blitar, kampung halaman Wawan.