Buya Yahya Tegaskan, Sedekah dari Uang Korupsi Sama dengan Wudhu dengan Air Kencing
Buya Yahya mengingatkan bahwa sedekah yang dilakukan untuk menebus dosa tidak akan diterima oleh Allah jika dana yang digunakan berasal dari tindakan korupsi.
Korupsi semakin merajalela di masyarakat, menimbulkan berbagai masalah moral dan sosial yang merugikan banyak pihak. Dalam konteks ini, KH Yahya Zainul Ma'arif, yang lebih dikenal dengan sebutan Buya Yahya, memberikan penjelasan tegas mengenai dampak korupsi dalam kehidupan umat Islam. Dalam sebuah ceramah yang diunggah di kanal YouTube @kawiakulisusu, Buya Yahya mengingatkan bahwa bersedekah dengan harta yang diperoleh dari korupsi tidak akan diterima oleh Allah.
Menurut beliau, meskipun niatnya baik, sumber harta yang haram akan menghalangi pahala dari amal tersebut.Buya Yahya menjelaskan dengan sangat jelas bahwa sedekah yang dilakukan dengan uang haram, seperti uang yang didapatkan dari hasil korupsi, sama saja dengan berwudu menggunakan air kencing. "Akankah suci? Tidak," tegas beliau, menyatakan bahwa harta yang diperoleh secara ilegal hanya akan mendatangkan keburukan.
-
Siapakah Mbah Buyut Modjo? Sosok yang dimakamkan di sini dikenal dengan sebutan Mbah Buyut Modjo. Mengutip Instagram @lovesuroboyo, ia adalah sesepuh yang melakukan babat alas di wilayah Kaliasin, Kota Surabaya.
-
Siapa Syekh Ibrahim Asmoroqondi? Pria bernama asli Syekh Ibrahim as-Samarqandi ini disebut Makdum Ibrahim Asmoro atau Maulana Ibrahim Asmoro dalam Babad Tanah Jawi.
-
Bagaimana Islam masuk ke Sidoarjo? Mengutip situs resmi Pemkab Sidoarjo, masuknya Islam ke Sidoarjo diperkirakan setelah kedatangan Sunan Ampel ke Ampel Denta Surabaya.
-
Siapa sosok Buya Haji Ahmad Rasyid? Nama Buya Haji Ahmad Rasyid Sutan Mansur atau dikenal dengan A.R. Sutan Mansur menjadi salah satu tokoh berpengaruh di Indonesia. Beliau merupakan salah satu tokoh besar Muhammadiyah di Minang dan berkecimpung di dunia politik semasa perjuangan kemerdekaan.
-
Siapa Briptu Mustakim? Briptu Mustakim adalah seorang polisi yang berhasil menarik perhatian banyak orang berkat penampilannya yang menawan. Banyak yang berkata bahwa ia mirip dengan beberapa aktor ternama seperti Ali Syakieb dan Herjunot Ali.
-
Apa arti dari kata "Islam"? "Mengutip dari situs mui.or.id, kata Islam berasal dari kata dari “aslama”, “yuslimu”, “islaaman” yang berarti tunduk, patuh, dan selamat. Islam berarti kepasrahan atau ketundukan secara total kepada ajaran-ajaran Islam yang diberikan oleh Allah SWT."
Pesan ini menegaskan bahwa meskipun sedekah itu dilakukan dengan tujuan amal, jika sumbernya tidak halal, maka tidak akan mendatangkan kebaikan atau berkah, bahkan bisa mengundang dosa, simak untuk lebih jelasnya, dilansir Merdeka.com dari berbagai sumber, Jum'at(03/01/2025).
Memberikan Sedekah dari Uang Hasil Korupsi adalah Tindakan yang Tidak Tepat
Buya Yahya menekankan bahwa meskipun seseorang memiliki niat baik untuk beramal, hasil dari tindakan yang diperoleh secara tidak sah tetap tidak dapat diterima oleh Allah. Ia menegaskan, "Sedekah kok dari duit korupsi, tapi saya ingin dapat pahala? Oh gampang, pahalanya jangan korupsi, sudah pahalanya itu wajib." Dalam pernyataannya, Buya Yahya mengajak individu yang terlibat dalam praktik korupsi untuk bertobat terlebih dahulu sebelum melanjutkan amal seperti sedekah.
"Taubatnya bagaimana? Anda kalau masih berusaha dengan haram, berhenti dulu," ujarnya. Ia melanjutkan, "Jangan mikir sedekah dulu, berhenti dulu. Tapi yang bantu pondok, banyak yang lain. Anda taubat dulu, beres." Buya Yahya menekankan bahwa langkah awal yang harus diambil adalah taubat agar harta yang digunakan untuk beramal benar-benar bersih.
Menurutnya, lebih baik jika seseorang bertobat dengan sungguh-sungguh dan kemudian menata hidupnya kembali daripada memaksakan diri untuk bersedekah dengan harta yang masih terkontaminasi oleh keharaman. "Saya lebih senang kalau anda tobat, selesai. Yang bantu orang lain nanti, bersihkan dulu harta Anda, baru bangun untuk bantu ke pondok. Kan enak begitu," ungkapnya.
Buya Yahya juga menekankan pentingnya membersihkan harta dari unsur haram untuk menjaga keberkahan dalam hidup. Pesan yang disampaikan dengan tegas adalah bahwa harta yang diperoleh secara haram, meskipun digunakan untuk tujuan baik seperti sedekah, tetap tidak akan mendatangkan kebaikan atau pahala. "Haram tetap haram, tidak bisa dibenarkan," jelasnya. Dengan demikian, ia mengajak setiap orang untuk memikirkan kembali sumber harta yang mereka miliki sebelum melakukan amal.
- Naudzubillahi Min Dzalik, ini Dosa Istri ke Suami dan Sebaliknya Paling Dibenci Allah Menurut Buya Yahya
- Bolehkan Berdoa Tanpa Memahami Artinya? Begini Penjelasan dari Buya Yahya
- Buya Yahya Ungkap Siksa Neraka Paling Ringan, Tetap Mengerikan Ubun-Ubun Sampai Mendidih
- Doa Mustajab Pelunas Utang dan Amalannya, Bisa Diamalkan saat Waktu Fajar dan Sholat Subuh
Hasil dari Korupsi yang Digunakan untuk Sedekah Tidak akan Mendapatkan Pahala
Bagi Buya Yahya, untuk meraih pahala dari sedekah, langkah pertama yang harus diambil adalah menghentikan semua bentuk tindakan korupsi atau perbuatan yang haram. "Dari uang korupsi disedekahkan, itu tidak menjadi pahala, tidak ada kebaikan," ungkapnya. Ia menekankan pentingnya untuk berhenti dari korupsi agar dapat memperoleh pahala yang besar.
"Kalau pengin dapat pahala, berhentilah dari korupsi. Maka itu pahalanya gede, gede, dan gede," kata Buya Yahya dengan tegas. Setelah seseorang benar-benar bertobat dan memastikan bahwa harta yang dimilikinya bersih, barulah sedekah yang dilakukan bisa mendatangkan pahala yang signifikan. "Baru setelah bersih harta Anda, maka nanti bersedekah," ujarnya.
Pesan yang disampaikan Buya Yahya mengingatkan umat Islam untuk selalu menjaga harta yang diperoleh dengan cara yang halal dan bersih. Ia juga menekankan bahwa kesalahan dalam memperoleh harta akan terus membekas dan tidak bisa ditutupi hanya dengan amal. "Harta yang haram, meskipun disedekahkan, tidak akan pernah menjadi pahala," jelasnya.
Pernyataan Buya Yahya ini memberikan pemahaman yang mendalam bahwa amal perbuatan kita harus dilakukan dengan niat yang tulus dan dari sumber yang halal. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa setiap amal yang dilakukan akan mendapatkan keberkahan dari Allah, baik untuk diri kita maupun bagi orang lain yang menerima manfaat dari amal tersebut.