46 Tahun Tanam Pohon di Gurun, China Berhasil Bikin Tembok Hutan Buatan Sepanjang 3.000 Kilometer
Proyek itu bertujuan memperlambat perluasan gurun dan mengurangi badai pasir.
China membuat terobosan baru dengan menyulap Gurun Taklamakan menjadi padang hijau pepohonan yang bertujuan untuk memperlambat perluasan gurun dan mengurangi badai pasir yang merusak.
Proyek hutan buatan ini dikenal sebagai Program Three-North Shelterbelt atau Inisiatif Tembok Hijau Besar. Proyek ini merupakan bagian dari upaya negara tersebut untuk memerangi proses penggurunan dan melindungi wilayah kering yang rentan.
-
Apa yang ditemukan di Gua Baiyan, China? Ilmuwan menemukan makhluk aneh dengan delapan mata dan alat kelamin berbentuk "kait" di dalam sebuah gua di Provinsi Guizhou, China.
-
Bagaimana cara China membuat batu bata dari tanah bulan? Salah satu cara pembuatan batu bata ini melibatkan pemanasan bahan tiruan hingga lebih dari 1.000 derajat Celsius melalui induksi elektromagnetik dalam tungku sintering. Proses ini menggabungkan material menjadi struktur padat, sehingga dapat menghasilkan batu bata sepanjang 18 sentimeter hanya dalam waktu 10 menit.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Apa yang ditemukan di gurun pasir China yang membuat para ahli bingung? Para ahli telah mempersempit asal usul mumi misterius yang ditemukan di gurun pasir Tiongkok, dan hasilnya cukup mengejutkan.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Apa yang unik dari burung prasejarah yang ditemukan di China? Imparavis attenboroughi ditemukan di wilayah timur laut Tiongkok pada sekitar 120 juta tahun yang lalu atau pada masa Kapur Awal.Burung ini termasuk dalam kategori Enantiornithes atau yang lebih dikenal sebagai 'burung yang berlawanan', sebutan ini merujuk pada struktur sendi bahu mereka yang berbeda dengan burung-burung modern.
Proyek penghijauan ini dimulai pertama kali pada tahun 1978, sejak saat itu para pekerja telah menanam lebih dari 30 juta hektar pohon. Praktik penanaman ini telah menciptakan “sabuk hijau” yang membentang sejauh 3.000 kilometer di sekitar gurun di wilayah Xinjiang Barat Laut.
Inisiatif penanaman pohon ini telah meningkatkan cakupan hutan di China secara signifikan. Proyek ini telah menutupi lebih dari 25% lahan di negara itu pada tahun 1949. Sementara itu, tutupan lahan telah tumbuh dari 1 persen menjadi 5 persen selama empat dekade terakhir.
Tantangan melawan penggurunan
Meski proyek tembok hijau ini telah mendapat banyak pujian atas meningkatnya jumlah tutupan lahan. Para kritikus menyebutkan bahwa banyak dari pohon yang ditanam mati dan gagal bertahan hidup.
Menanggapi hal tersebut, Zhu Lidong, pejabat kehutanan dari Xinjiang tetap mengupayakan proyek tersebut agar tetap berjalan. Ia mengusulkan untuk memulihkan hutan poplar tersebut dengan mengalihkan banjir.
Selain itu, para pejabat juga merencanakan jaringan hutan baru untuk melindungi lahan pertanian dan kebun buah di sepanjang tepi barat gurun untuk memperkuat pertahanan wilayah tersebut terhadap penggurunan.
Data resmi dari Biro China menunjukan 26,8% lahan di China masih tergolong gurun. Upaya ini merupakan penurunan kecil dari 27,2% yang tercatat satu dekade lalu.
Upaya China di Gurun Taklamakan memberikan gambaran sekilas tentang tantangan dan kemungkinan pemulihan lingkungan dalam skala besar. Lebih lanjut para ahli mengungkapkan penanaman pohon saja masih tidak cukup untuk memerangi penggurunan. Perlu adanya peningkatan pengelolaan lahan dan pemanfaatan teknik inovatif.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti