500 Kuburan Massal Berusia 4.600 Tahun Ditemukan di Kota Tertua di Dunia, Ada Kerangka Manusia yang Masih Utuh
Pemakaman ini ditemukan di situs kota kuno peradaban Indus di India.
500 Kuburan Massal Berusia 4.600 Tahun Ditemukan di Kota Tertua di Dunia, Ada Kerangka Manusia yang Masih Utuh
Para ilmuwan menemukan pemakaman kuno yang luas di India, berlokasi di salah satu situs kota tertua di di dunia. Situs ini menggambarkan bagaimana kehidupan dan kematian masyarakat India kuno.
Tahun 2019, ketika para ilmuwan mulai menggali gundukan tanah berpasir di dekat desa terpencil di wilayah Kutch, di negara bagian Gujarat, India, mereka tidak menyangka akan menemukan hal mengejutkan.
Sumber: BBC
"Ketika kami memulai penggalian, kami mengira itu adalah pemukiman kuno. Dalam seminggu, kami baru menyadari bahwa itu adalah kuburan," kata Rajesh SV, seorang arkeolog dari Universitas Kerala yang memimpin penggalian tersebut.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno di wilayah Segzabad? Arkeolog dari Universitas Tehran menemukan sisa-sisa tengkorak bocah berasal dari 3.000 tahun lalu selama penggalian di sebuah situs pemakaman kuno di wilayah Segzabad, Provinsi Qazvin, di Iran.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Bagaimana arkeolog mengungkap bukti baru tentang peperangan kuno? Mereka menemukan total 107 cedera pada tengkorak, sebagian besar terletak di bagian atas tengkorak dan kemungkinan besar terkait dengan hantaman benda tumpul, seperti pukulan tongkat batu atau pentungan kayu.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di kuburan massal Spanyol? Lebih dari 5.000 tahun lalu, pria, wanita, dan anak-anak yang mengalami luka di kepala dan luka akibat panah dikuburkan di kuburan massal Spanyol.
-
Mengapa arkeolog mengambil sampel tanah di kuburan kuno? Selama penggalian, arkeolog juga mengambil sampel tanah untuk dikirim dan dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan data tentang lingkungan dan flora, selain analisis antropologi tulang-tulang.
Foto: ABHAYAN GS/BBC
Selama tiga musim penggalian, dengan melibatkan lebih dari 150 ilmuwan India dan internasional, terungkap setidaknya 500 kuburan bangsa Indus, salah satu peradaban perkotaan tertua di dunia. Namun, baru 200 kuburan yang telah digali dari situs seluas 40 hektar itu.
Foto: ABHAYAN GS/BBC
Masyarakat Indus juga dikenal sebagai peradaban Harappa, yang mencakup petani dan pedagang yang tinggal di kota-kota berdinding bata bakar. Peradaban ini muncul sekitar 5.300 tahun yang lalu di wilayah yang sekarang menjadi barat laut India dan Pakistan. Selama seratus tahun sejak penemuan awal peradaban ini, para peneliti telah mengidentifikasi hingga 2.000 situs di India dan Pakistan.
Menurut perkiraan para ilmuwan, lahan pemakaman luas di dekat desa Khatiya di Gujarat ini mungkin merupakan "kuburan pra-perkotaan" terbesar yang pernah ditemukan dari masyarakat Indus. Mereka menduga lahan pemakaman ini digunakan selama sekitar 500 tahun, mulai dari tahun 3200 SM hingga 2600 SM, menjadikan kuburan tertua di sini berusia sekitar 4.600 tahun.
Selama penggalian, ditemukan satu kerangka manusia pria yang utuh dan sejumlah sisa-sisa tulang, termasuk pecahan tengkorak, tulang, dan gigi.
- Puluhan Kuburan Misterius Berusia 6.500 Tahun Ditemukan di Dekat Kutub Utara, Tapi Tak Ada Kerangka Manusia
- 10 Makam Berusia 3.000 Tahun Ditemukan di Tengah Hutan, Bentuknya Seperti Kerucut Terpotong
- Sidik Jari Berusia 5.000 Tahun Ditemukan pada Tembikar Kuno, Pemiliknya Bukan Sosok Sembarangan
- 'Kota Abadi' Berusia 7.000 Tahun Ditemukan di Turki, Ada Jembatan Batu dan Mozaik Indah
Foto: ABHAYAN GS/BBC
Selain itu, para ilmuwan menemukan berbagai artefak pemakaman, seperti lebih dari 100 gelang dan 27 manik yang terbuat dari cangkang, vas keramik, mangkuk, piring, periuk, kendi kecil, gelas kimia, pot tanah liat, cangkir air, botol, dan toples. Beberapa manik bahkan terbuat dari batu semi mulia, yaitu lapis lazuli.
Foto: ABHIYAN GS/BBC
Keunikan kuburan-kuburan ini terletak pada saluran pemakaman yang dilapisi batu pasir yang mengarah ke arah yang berbeda. Ada yang berbentuk oval, sementara yang lain berbentuk persegi panjang. Ada juga kuburan-kuburan kecil untuk anak-anak. Meskipun mayoritas tulang telah larut akibat tanah yang bersifat asam, tubuh-tubuh tersebut ditemukan dalam posisi telentang.
Menurut Brad Chase, seorang profesor antropologi di Albion College, Michigan, "Ini adalah temuan yang sangat signifikan." Ia mengungkapkan bahwa meskipun beberapa pemakaman pra-perkotaan telah ditemukan di Gujarat, tapi ini adalah yang terbesar, dan oleh karena itu memiliki potensi untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang masyarakat pra-perkotaan di wilayah tersebut.
Penggalian sebelumnya di situs-situs Indus di wilayah Punjab Pakistan saat ini memberikan beberapa petunjuk tentang praktik pemakaman masyarakat Indus. Pemakaman mereka sederhana dan tidak mewah seperti pemakaman elit di Mesir dan Mesopotamia. Tidak ada permata atau senjata yang ikut dikuburkan. Mayat biasanya dibungkus dalam kain kafan dan ditempatkan dalam peti mati kayu berbentuk persegi panjang. Sebelum peti mati diturunkan ke dalam liang kubur, sering kali diisi dengan persembahan-persembahan tembikar, menurut Jonathan Mark Kenoyer dari University of Wisconsin-Madison, seorang sarjana peradaban Lembah Indus.
Beberapa orang dimakamkan dengan perhiasan pribadi seperti gelang, manik-manik, dan jimat. Perempuan dimakamkan dengan cermin tembaga, dan orang dewasa dimakamkan dengan berbagai jenis wadah yang terkait dengan penyajian dan penyimpanan makanan, dan beberapa wanita dewasa dimakamkan dengan gelang kerang di lengan kirinya. Namun, bayi dan anak-anak biasanya tidak dimakamkan dengan tembikar atau perhiasan.
Meskipun belum ada bukti kekayaan yang substansial dalam kuburan-kuburan ini, profil kesehatan menunjukkan bahwa sebagian besar individu dalam masyarakat Indus ini memiliki kondisi gizi yang baik dan sehat, meskipun beberapa menunjukkan tanda-tanda radang sendi dan stres fisik.
Para ilmuwan masih belum menemukan permukiman yang terkait langsung dengan kuburan ini, tetapi mereka tetap berusaha mencari tahu. Studi lebih lanjut tentang kimia dan pengujian DNA pada sisa-sisa manusia ini diharapkan akan memberikan wawasan lebih lanjut tentang kehidupan dan kematian orang-orang India kuno.
Misteri peradaban Indus yang lebih luas juga masih belum terpecahkan, termasuk dekripsi tulisan mereka. Musim dingin ini, para ilmuwan berencana untuk menggali situs di sebelah utara kuburan dekat Khatiya dengan harapan menemukan pemukiman potensial yang bisa memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini. Jika pemukiman tersebut ditemukan, maka salah satu bagian dari teka-teki peradaban Indus dapat terpecahkan. Jika tidak, mereka akan terus menggali dalam upaya mencari jawaban.