Alat Musik Berusia 4.500 Tahun Ditemukan Terbuat dari Tulang Manusia
Sebuah makam berisi tulang paha manusia berusia 4.500 tahun ditemukan di Wiltshire, dekat Stonehenge, Inggris.
Sebuah makam berisi tulang paha manusia berusia 4.500 tahun ditemukan di Wiltshire, dekat Stonehenge, Inggris.
Alat Musik Berusia 4.500 Tahun Ditemukan Terbuat dari Tulang Manusia
Analisis awal menggunakan radiokarbon dan pemindaian CT mengungkap terdapat sebuah tradisi untuk mempertahankan dan merawat sisa-sisa jasad manusia sebagai benda suci selama beberapa generasi.
Tulang paha manusia tersebut kemudian diolah menjadi alat musik yang diukir dan diasah secara teliti. Selain itu, dalam kuburan tersebut juga ditemukan benda lainnya seperti kapak batu, piring tulang, dan gading gajah. Kini, benda-benda bernilai sejarah tersebut dipamerkan di Museum Wiltshire.
-
Dimana tulang manusia ditemukan? Tulang manusia yang ditemukan pekerja proyek di sekitar lokasi pembangunan memorial Living Park Rumoh Geudong di Gampong Bilie Aron, Glumpang Tiga, Pidie, beberapa waktu lalu.
-
Dimana letak makam tunggal tersebut? Tak jauh dari titik awal tanjakan, ada sebuah makam tunggal di sebelah kanan jalan.
-
Dimana letak Makam Kembang Kuning? Ereveld (makam untuk orang Belanda) Kembang Kuning adalah salah satu kompleks pemakaman termegah di Kota Surabaya, Jawa Timur.
-
Kapan makam tersebut ditemukan? Kemunculan makam tersebut berawal pada tahun 2022.
-
Apa isi kalimat yang ditemukan di dinding makam itu? Kalimat itu membuat Agostini bertanya-tanya, terutama bagaimana bahasa Persia Pertengahan dapat ditemukan di wilayah Beit She’arim. bagi orang-orang Yahudi setelah pengepungan dan penghancuran Kota Yerusalem pada 70 Masehi. Banyak orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain datang ke wilayah itu. Beit She’arim pun menjadi tempat tinggal berbagai suku bangsa.
Sumber: Sciencefocus
Ahli mengatakan alat musik itu menunjukan benda itu milik seseorang yang dimakamkan dikuburan tersebut.
Profesor Joanna Brück, peneliti utama dalam studi ini, mengatakan: "Meskipun fragmen tulang manusia dimasukkan sebagai barang pemakaman bersama orang mati, mereka juga disimpan di rumah-rumah orang yang masih hidup, dikubur di bawah lantai rumah, dan bahkan diletakkan secara terbuka”.
Sumber: Sciencefocus
merdeka.com
Hal ini menunjukan pada Zaman Perunggu, sisa-sisa manusia bukan merupakan sesuatu yang menjijikkan.
Profesor Joanna Brück
- Arkeolog Temukan Permukiman Berusia 3.000 Tahun di Lokasi Galian Pipa, Lebih Unik dari Stonehenge
- Manusia Ternyata Suka Dengarkan Lagu Sedih, Ilmuwan Jelaskan Alasannya
- Arkeolog Temukan Karya Seni Hewan Tertua di Dunia Berusia 130.000 Tahun, Begini Sosok Makhluknya
- Sedang Cari Bangkai Kapal Karam, Arkeolog Malah Temukan Susunan Batu Misterius Mirip Stonehenge Berusia 9.000 Tahun
Dokter Thomas Booth dan Profesor Brück yang melakukan penelitian di Universitas Bristol, mengatakan, dalam masyarakat sekuler modern, sisa-sisa manusia dianggap sebagai objek yang kuat, dan hal ini juga berlaku pada Zaman Perunggu.
"Namun, mereka memperlakukan dan berinteraksi dengan orang mati dengan cara yang tak terbayangkan mengerikan bagi kita hari ini," kata Dr. Booth.
"Orang-orang tampaknya merawat sisa-sisa orang yang telah memainkan peran penting dalam hidup mereka atau komunitas mereka, sehingga mereka memiliki sisa-sisa peninggalan untuk diingat dan mungkin menceritakan kisah tentang mereka."
Dr Thomas Booth, Universitas Bristol
Sumber: Sciencefocus
Sudah ada bukti orang-orang yang tinggal di Inggris pada Zaman Perunggu melakukan berbagai ritual pemakaman, termasuk pemakaman utama, ekskarnasi, kremasi, dan mumifikasi.
Namun, penelitian ini mengungkapkan orang mati tidak hanya ditemui dalam konteks pemakaman, tetapi sisa-sisa manusia secara teratur dijaga dan beredar di antara orang yang masih hidup.
Manusia zaman perunggu memiliki kebiasaan menyimpan sisa-sisa manusia sebagai benda suci dan mengubahnya menjadi hal-hal seperti alat musik.
Meskipun hal ini terlihat aneh dan mengerikan, akan tetapi dengan cara inilah mereka menunjukan cara menghormati dan mengenang orang yang sudah meninggal.