Apakah Ikan Bisa Tenggelam di Air? Jawaban Ilmuwan Ternyata Mengejutkan
Manusia dan hewan yang hidup di darat bisa tenggelam di dalam air, bagaimana dengan ikan dan hewan laut lainnya?
Manusia dan hewan yang hidup di darat bisa tenggelam di dalam air, bagaimana dengan ikan dan hewan laut lainnya?
Apakah Ikan Bisa Tenggelam di Air? Jawaban Ilmuwan Ternyata Mengejutkan
-
Bagaimana ikan asin diawetkan? Ikan asin adalah ikan yang diawetkan dengan cara diberi garam. Kandungan garam yang tinggi dalam ikan asin dapat menyebabkan dehidrasi pada bayi dan membuatnya merasa haus setelah mengonsumsinya.
-
Bagaimana mata ikan bisa terjadi di jari tangan? Salah satu penyebab utamanya adalah gesekan berulang kali yang terjadi saat menggunakan alat-alat yang memerlukan tekanan pada jari tangan, seperti memegang alat tulis, menekan keyboard komputer, atau menggunakan alat musik seperti gitar atau biola.
-
Dimana ikan sidat dapat ditemukan? Ikan sidat bisa ditemukan di berbagai jenis habitat air tawar dan air laut, dan memiliki beberapa varietas, termasuk sidat Eropa, sidat Amerika, dan sidat Jepang.
-
Bagaimana para ilmuwan merekam ikan siput ini di laut terdalam? Untuk menangkap rekaman makhluk unik ini, para ilmuwan menggunakan kamera otonom yang dikenal sebagai “pendarat”, yang dijatuhkan ke Palung Izu-Ogasawara.
-
Apa saja jenis sisik ikan? Jenis-jenis sisik ikan dapat diklasifikasikan menjadi lima berdasarkan bentuk dan bahan pembentuknya, yaitu placoid, cosmoid, ganoid, cycloid, dan ctenoid.
-
Kenapa mata ikan bisa muncul di jari tangan? Penyebab mata ikan di jari tangan seringkali disebabkan oleh aktivitas yang terus-menerus memberi tekanan pada kulit di sekitar jari tangan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan sekitar 236.000 orang tenggelam setiap tahunnya. Tidak hanya manusia, hewan juga bisa tenggelam jika tidak ada cara untuk melarikan diri saat mereka terjebak dalam air.
Lalu, bagaimana dengan hewan yang hidup di dalam air, seperti ikan? Apakah mereka juga bisa tenggelam?
“Tidak hanya manusia, hewan laut juga membutuhkan oksigen untuk hidup, yang membedakan adalah manusia mendapat oksigen dari udara, sedangkan hewan laut hidup dari oksigen terlarut,” jelas ilmuwan kelautan di Organisasi Perlindungan dan Konservasi Lingkungan Oceana, Frances Withrow, dikutip dari Live Science.
Sebagian besar ikan bernapas saat air bergerak melintasi insang mereka. Salah satu penyebab ikan mati adalah jika insang rusak dan air tidak dapat bergerak melewatinya. Secara teknis, mereka tidak tenggelam, tetapi mati karena tidak menghirup oksigen yang terserap–air–lalu mati lemas, kemudian tenggelam.
- Ilmuwan Temukan Gua dan Terowongan Tersembunyi di Dalam Lubang Bawah Laut Terdalam di Dunia
- Ilmuwan Teliti Tulang Fosil Ikan Berusia 375 Juta Tahun, Temuannya Bikin Kaget
- Ikan Paus Ini Hidup Sejak Zaman Purba, Punya Paruh Seperti Tang dan Telurnya Beracun
- Ikan Paus Ternyata Jago Nyanyi, Ilmuwan Ungkap Makna di Balik Lantunan Misteriusnya
Faktor penyebab lain berasal dari peralatan memancing dan penyakit. Patogen, terutama bakteri, dapat menempel pada insang, menghalangi insang sehingga tidak dapat menyaring oksigen dari air atau merusaknya hingga tidak berfungsi lagi.
“Ini sama seperti jika kita menderita penyakit pernapasan yang buruk, itu membuatnya–hewan–bekerja lebih keras untuk bernapas,” kata Withrow.
"Walaupun beberapa ikan dapat memompa air melalui insangnya saat istirahat. Banyak juga ikan yang harus dahulu berenang terus-menerus agar air mengalir melewati mereka. Jika mereka terjebak, seperti di jaring ikan. Alhasil mereka perlahan akan lemas dan mati," lanjutnya.
Hiu membutuhkan sirip untuk berenang. Beberapa nelayan menangkap hiu dan mengambil siripnya untuk dijadikan makanan, seperti sup sirip hiu, lalu melemparkan hiu itu kembali ke dalam air karena sisa tubuh hiu mungkin tidak berharga di pasaran.
"Ini sering kali merupakan aktivitas ilegal karena tidak berkelanjutan," kata Withrow.
"Tidak hanya tidak baik untuk populasi hiu secara umum, tetapi juga sangat kejam."
Hiu tidak bisa berenang saat dilempar ke laut, sehingga ia akan dimakan predator, mati kelaparan, atau mati lemas, dan tenggelam.
Di samping itu, hewan laut lain, seperti penyu dan lumba-lumba, mendapatkan udara atau oksigen dengan cara menghirupnya seperti manusia. Akan tetapi, mereka hanya bisa melakukannya saat sendang muncul ke permukaan. Peralatan penangkapan ikan dapat menjebak mereka di bawah air, sehingga mereka tidak dapat melakukannya.
Jaring insang apung, atau jaring raksasa yang mengapung di air dan tidak dirancang untuk menyasar spesies ikan tertentu, adalah penyebab utama.
"Bergantung pada ukuran jaring, ia akan menangkap apa pun yang berenang. Termasuk ikan, penyu, dan mamalia laut yang tidak ingin dijual oleh nelayan. Jenis peralatan memancing lainnya memiliki tali yang dapat menjerat hewan, seperti paus dan mencegahnya muncul ke permukaan," ujar Withrow.
“Sulit untuk mengetahui berapa banyak hewan laut yang mati lemas."
Namun, menurut International Whaling Commission, aksi membunuh 300.000 paus dan lumba-lumba terjadi di setiap tahun.
Terkadang, bukan karena wilayah lautan yang tidak memiliki cukup oksigen terlarut untuk mendukung ikan hidup di laut. Penyebab lain terjadi dari faktor populasi plankton mekar (algan bloom) yang banyak secara bersamaan setelah nutrisi yang cukup tersedia. Jadi plankton menggunakan semua oksigen dalam waktu singkat sehingga menyebabkan ikan di daerah tersebut mati lemas.
"Lautan selalu bercampur, tetapi dengan cara yang aneh. Jadi air tidak selalu dapat mengisi oksigen dengan cepat," kata Withrow.
Menurut penelitian US Geological Survey, ketika suhu laut meningkat karena perubahan iklim. Maka air menjadi hangat dan tidak menahan oksigen terlarut sebanyak air dingin. Dengan begitu banyak hewan di laut yang mati akibat jumlah oksigen yang menurun.