Arkeolog Amatir Temukan Kompas Ahli Astronomi Nicolaus Copernicus, Terkubur 500 Tahun di Bawah Taman Istana
Copernicus juga dikenal sebagai ahli matematika, fisika, penerjemah, gubernur, diplomat, ekonom, dan pastor Katolik.
Arkeolog amatir menemukan kompas dari abad ke-16 di Frombork, Polandia utara, yang dikenal karena merupakan kota asal ahli astronomi Nicolaus Copernicus.
Ini adalah kompas jenis yang sama yang pernah ditemukan di Polandia dan kemungkinan milik Copernicus, menurut ahli dari museum di wilayah tersebut. Copernicus adalah ilmuwan yang menyatakan bahwa Matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi.
-
Siapa yang menentang teori Copernicus tentang tata surya? Ia menentang teori Ptolemeus yang didukung Gereja bahwa Bumi berada di pusat alam semesta, dengan matahari dan bintang-bintang berputar mengelilinginya.
-
Apa yang diukir di nisan makam Copernicus? Makamnya ditandai dengan nisan granit hitam yang diukir dengan peta tata surya.
-
Siapa yang meningkatkan teori Copernicus dengan membantah teori bahwa planet-planet bergerak dalam lingkaran sempurna? Kepler, di sisi lain, percaya bahwa bukannya bulat sempurna, tetapi planet-planet mengambil bentuk elips dengan matahari berada di salah satu fokus elips tersebut.
-
Apa yang Copernicus ungkapkan di bukunya "On the Revolutions of the Heavenly Spheres"? Di dalam buku ini, dia menyatakan bahwa bukannya kepada Bumi, sebetulnya planet-planet di tata surya berorbit kepada Matahari.
-
Bagaimana Copernicus membuktikan teorinya? Copernicus telah mendalilkan bahwa Bumi berputar pada porosnya sekali sehari dan mengelilingi matahari setahun sekali.
-
Kenapa teori Copernicus diklaim sebagai ajaran sesat oleh Vatikan? Sebelum pada 1616, Vatikan mencap teori Copernicus yang menyatakan bahwa matahari, bukan bumi, adalah pusat alam semesta sebagai ajaran sesat.
Dua kelompok penggemar arkeologi tersebut, diawasi oleh arkeolog profesional, menemukan kompas tersebut di taman kanonik Frombork.
"Penemuan menakjubkan ini tidak hanya membawa kita kembali ke masa ketika Copernicus membuat penemuan besarnya, tapi juga membuka kemungkinan-kemungkinan baru untuk memahami metode kerjanya," jelas salah satu kelompok arkeologi amatir, Misja Skarb, kepada Notes from Poland, dikutip dari Greek Reporter, Jumat (9/8).
Kelompok ini memilih titik pencariannya di taman Frombork karena ada legenda yang mengatakan bahwa sebuah terowongan digunakan oleh Copernicus, menghubungkan tempat kerjanya dengan katedral kota, menurut Dawid Stenc dari Misja Skarb di saluran YouTube kelompok tersebut.
Kelompok arkeolog amatir ini mulai pencarian mereka menggunakan survei radar penembus tanah. Mereka lalu menemukan sebuah pojok dari bangunan tua di mana pernah tinggal seorang biarawan atau rahib dan juga pintu masuk menuju ruang bawah tanahnya yang runtuh. Penemuan kompas itu tidak diduga dan mengejutkan anggota kelompok tersebut.
Pegawai di Museum Nicolaus Copernicus di Frombork, Zorjana Polenik mengatakan kepada wartawan, kompas itu terbuat dari campuran tembagas dan berasal dari abad ke-16. Polenik mengatakan kompas tersebut bisa jadi milik Copernicus.
- Arkeolog Temukan Observatorium Astronomi Kuno di Mesir
- Arkeolog Tak Sengaja Menemukan Kompas Berusia 500 Tahun Diduga Milik Copernicus
- Arkeolog Kaget, Pengamatan Astronomi Sudah Dilakukan Sejak 3.000 Tahun Lalu dari Puncak Piramida Batu, Begini Caranya
- Teorinya Terbukti, Nisan Makam Ilmuwan ini Dihiasi Ukiran Tata Surya yang Begitu Indah
Buku Terlarang
Copernicus dibesarkan dalam keluarga yang berbahasa Jerman. Dia kemudian kuliah di Universitas Krakow, sekarang Universitas Jagiellonian, dan menjadi fasih berbahasa Polandia.
Dia tinggal di Flombork selama 30 tahun, di mana dia menjabat sebagai kanon di katedral. Selama berada di sana, ia melakukan banyak observasi astronomi. Dia meninggal di Frombork pada tahun 1543 dan dimakamkan di katedral.
Menurut Ancient Hypoteheses di X, selain sebagai astronom, Copernicus juga seorang ahli matematika, fisika, penerjemah, gubernur, diplomat, ekonom, dan pastor katolik. Dia tidak dipersekusi karena pandangannya yang menyebut Matahari sebagai pusat alam semesta kemungkinan karena dia meninggal tidak lama setelah bukunya diterbitkan.
Setelah kematiannya, karya-karyanya mendapat penolakan dan dimasukkan dalam daftar Indeks Buku-Buku Terlarang Gereja.