Arkeolog Rekonstruksi Wajah Wanita Neanderthal Berusia 75.000 Tahun, Begini Parasnya
Rekonstruksi dilakukan berdasarkan tengkorak yang ditemukan pada 2018.
Rekonstruksi dilakukan berdasarkan tengkorak yang ditemukan pada 2018.
-
Siapa yang menemukan kerangka manusia Neanderthal? Pada 1986, seorang ahli paleontologi amatir bernama Miguel Aznar mendonasikan kotak tersebut ke museum. Kotak ini berisi kerangka manusia Neanderthal yang dikumpulkan oleh Aznar pada akhir tahun 1970-an di Cova Simanya, sebuah gua yang terletak di luar Barcelona.
-
Apa ciri khas wajah Neanderthal? Neanderthal mudah dikenali karena ciri wajah mereka yang khas. Dilihat dari fitur wajah, Neanderthal memiliki dahi miring dengan alis besar dan melengkung, hidung lebih lebar dan menonjol, tengkorak lebih memanjang, dagu lebih kecil, serta gigi depan lebih besar dibandingkan dengan manusia modern.
-
Dimana kerangka manusia Neanderthal ditemukan? Pada 1986, seorang ahli paleontologi amatir bernama Miguel Aznar mendonasikan kotak tersebut ke museum. Kotak ini berisi kerangka manusia Neanderthal yang dikumpulkan oleh Aznar pada akhir tahun 1970-an di Cova Simanya, sebuah gua yang terletak di luar Barcelona.
-
Kapan kerangka manusia Neanderthal ditemukan? Pada 1986, seorang ahli paleontologi amatir bernama Miguel Aznar mendonasikan kotak tersebut ke museum. Kotak ini berisi kerangka manusia Neanderthal yang dikumpulkan oleh Aznar pada akhir tahun 1970-an di Cova Simanya, sebuah gua yang terletak di luar Barcelona.
-
Apa perbedaan paling mencolok antara wajah Neanderthal dan manusia modern? Ciri-ciri seperti dahi miring dengan alis yang besar dan melengkung, hidung yang lebih lebar, dan tengkorak yang sedikit lebih memanjang membedakan mereka dari manusia modern.
-
Bagaimana Neanderthal berburu? Mereka berburu binatang besar dan sedang menggunakan teknik perburuan penyergapan, yaitu bersembunyi sebelum melompat dan menusuk binatang dengan tombak.
Arkeolog Rekonstruksi Wajah Wanita Neanderthal Berusia 75.000 Tahun, Begini Parasnya
Tim arkeolog Inggris baru-baru ini berhasil merekonstruksi wajah seorang wanita Neanderthal berusia 75.000 tahun.
Wanita ini diberi nama Shanidar Z, diambil dari nama gua di Kurdistan Irak tempat tengkoraknya ditemukan pada 2018.
Sumber: South China Morning Post
Penemuan ini mendorong para ahli untuk menyelidiki lebih lanjut tentang wanita Neanderthal berusia sekitar 40 tahun yang dikuburkan dalam posisi berbaring di bawah penanda batu vertikal besar.
Tengkorak Shanidar Z, yang dianggap sebagai temuan Neanderthal paling terpelihara pada abad ini, telah mengalami kerusakan hingga setebal 2 cm, mungkin karena runtuhnya batu yang terjadi tak lama setelah kematiannya.
- Arkeolog Temukan 7.000 Tulang Berusia 7.000 Tahun di Dalam Gua, Ada Tengkorak Manusia Dengan Kepala Berlubang, Ternyata ini Penyebabnya
- Arkeolog Temukan Makam Dua Bocah Laki-Laki Berusia 1.600 Tahun, Dikubur Bersama Hewan dan Perhiasan Emas
- Neanderthal dan Manusia Pernah Kawin Silang 47.000 Tahun Lalu, Peneliti Ungkap Lokasi Pertemuan Pertama Mereka
- Mengubah Catatan Sejarah, Arkeolog Temukan Kerajinan Kayu Berusia 476.000 Tahun, Jauh Sebelum Homo Sapiens Muncul
Profesor Graeme Barker dari Institut Penelitian Arkeologi McDonald di Cambridge memimpin penggalian di gua Shanidar. Barker menyampaikan, timnya tidak pernah menyangka akan menemukan lebih banyak Neanderthal dan berusaha untuk menentukan tanggal penguburan Shanidar Z.
Penelitian juga menunjukkan tanda-tanda empati dalam perilaku Neanderthal, seperti perawatan terhadap individu yang sakit atau lumpuh, menunjukkan bahwa spesies ini mungkin lebih berempati daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Tengkorak Shanidar Z kemudian direkonstruksi untuk film dokumenter Netflix "Secrets of the Neanderthals". Proses rekonstruksi melibatkan lebih dari 200 potongan tengkorak yang rapuh dan mirip dengan biskuit yang dicelupkan ke dalam teh.
Tengkorak Shanidar Z Meskipun Neanderthal memiliki ciri-ciri fisik yang berbeda dengan manusia modern, seperti alis yang besar dan tidak adanya dagu, rekonstruksi wajah menunjukkan bahwa perbedaan ini mungkin tidak terlalu mencolok dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini mengingatkan kita akan perkawinan silang antara Neanderthal dan manusia modern, yang menyebabkan sebagian besar manusia modern memiliki DNA Neanderthal.