Arkeolog Takjub dan Penasaran, 330 Makam Berusia 4.000 Tahun Berisi Peti Mati Berbentuk Perahu yang Dikubur Terbalik
Arkeolog Takjub dan Penasaran, 330 Makam dari 2000 SM Berisi Peti Mati Berbentuk Perahu yang Dikubur Terbalik
Pada 1939 seorang arkeolog asal Swedia Bergman Folke menemukan satu set makam kuno di Prvinsi Xinjiang, China, yang dikenal dengan Makam Xiaohe.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Apa yang membuat arkeolog kagum tentang kota kuno ini? Reruntuhannya menawarkan wawasan tentang perencanaan dan rekayasa yang digunakan untuk membangunnya.
-
Mengapa para arkeolog dibuat bingung dengan temuan di makam kuno ini? Foto: Kevin Church/BBC Penggalian telah mengungkap banyak hal terkait masyarakat kuno, tapi juga masih ada yang mengundang pertanyaan.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno Wuwangdun? Penggalian situs makam Wuwangdun di Provinsi Anhui, China timur, mengungkap temuan yang luar biasa—tumpukan daun dengan uratnya yang masih terlihat jelas.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno di wilayah Segzabad? Arkeolog dari Universitas Tehran menemukan sisa-sisa tengkorak bocah berasal dari 3.000 tahun lalu selama penggalian di sebuah situs pemakaman kuno di wilayah Segzabad, Provinsi Qazvin, di Iran.
-
Mengapa arkeolog heran dengan penemuan kota kuno ini? Meskipun kota ini berasal dari masa lampau, penemuan mengagumkan ini menunjukkan apa yang dapat diraih oleh pencapaian luar biasa dari semangat manusia.
Arkeolog Takjub dan Penasaran, 330 Makam Berusia 4.000 Tahun Berisi Peti Mati Berbentuk Perahu yang Dikubur Terbalik
Penggalian tersebut menemukan makam dari tahun 2200 SM yang berisi sisa jenazah orang dewasa dan anak-anak serta mumi yang dikubur dalam peti mati berbentuk perahu yang terbuat dari kayu dan dilapisi kulit sapi dan sebagian dilapisi tanah liat.
Dilansir dari Ancient Origins, penemuan ini menjadi penemuan luar biasa pada masa itu, namun 60 tahun setelah penemuan tersebut, makam itu terlupakan hingga ditemukan kembali pada tahun 2000 oleh seorang peneliti China.
Makam tersebut ditemukan kembali oleh kepala institut Arkeologi dan Peninggalan Budaya Xinjiang yang melanjutkan penggalian hingga rampung pada 2005. Penggalian tersebut menemukan 330 makam dalam lapisan yang berbeda.
Makam tersebut berisi orang dewasa dan anak-anak yang dibungkus dengan pakaian wol, serta 15 mumi utuh.
Meskipun separuh makam telah dicuri oleh penjarah makam, ini merupakan penemuan mumi terbanyak di dunia sejauh ini.
Meskipun separuh makam telah dicuri oleh penjarah makam,
- Arkeolog Temukan Prasasti Seukuran Telapak Tangan Berusia 3.300 Tahun, Isinya Tulisan Tentang Perang Dahsyat Zaman Kuno
- Arkeolog Temukan Makam Batu Romawi Kuno, Dijaga Dua Kepala Banteng Berhias Karangan Bunga
- Arkeolog Temukan Makam Bangsawan Berusia 1.200 Tahun, Dikubur Bersama Korban Tumbal dan Harta Karun
- Arkeolog Temukan Makam Kuda Zaman Kuno, Dikubur Secara Khusus oleh Peternak
ini merupakan penemuan mumi terbanyak di dunia sejauh ini.
Peti mati dari makam-makam yang ditemukan itu terbuat dari kayu yang berbentuk seperti perahu yang dikubur terbalik. Ini mirip dengan konsep perahu Mesir untuk membawa firaun ke negeri 'Dewa'.
Selain jenazah, kuburan tersebut juga berisi pakaian dan perhiasan yang ditaruh dalam keranjang kecil yang terbuat dari jerami.
Peti mati juga dibungkus dengan kulit sapi sehingga keranjang jerami di dalamnya masih terlihat segar meski sudah berusia ribuan tahun.
Selain peti mati dari kayu standar, para arkeolog juga menemukan empat peti mati kayu yang dilapisi tanah liat.
Peti-peti mati ini berbentuk persegi panjang dan ditutupi dengan lapisan tanah liat yang tebal
dan dikelilingi oleh enam sampai delapan tiang kayu.
Enam peti mati yang ditemukan berisi kayu yang berbentuk tubuh manusia, bukan mayat sungguhan. Semua peti mati kayu itu memiliki bentuk yang sama, milik laki-laki dan memiliki tanda 'X' merah. Selain mumi, beberapa peninggalan lain juga ditemukan termasuk topeng kayu dan ukiran lainnya.
Salah satu mumi yang ditemukan, dikenal sebagai Kecantikan Xiaohe yang menjadi terkenal karena keindahan hati dan wajahnya.
Mayat tersebut masih dalam kondisi yang utuh dan memiliki ciri-ciri kulit putih, mata bulat, bulu mata yang sempurna, berambut panjang, dan memiliki ciri-ciri yang cenderung mirip orang Eropa dibandingkan Tionghoa.
Penanggalan di daerah tersebut menunjukkan mumi itu berasal dari sekitar tahun 2000 SM dan tampaknya berasal dari Kaukasia. Namun analisis DNA pada jenazah menunjukkan terdapat campuran populasi dari Timur dan Barat.
Sementara mumi laki-laki ditemukan memiliki kromosom yang biasanya ditemukan di Eropa Utara dan Timur dan DNA ditemukan di Siberia.
Hingga saat ini perdebatan mengenai penduduk dan bahasa paling awal di Xinjiang, yang terletak di Asia Dalam masih terus berlanjut, dengan implikasi yang signifikan terhadap pemahaman sejarah tersebut.
Data genom dari temuan arkeologi di Cekungan Dzungarian dan Cekungan Tarim mengungkap nenek moyang dan praktik budaya yang berbeda.
Bertentangan dengan teori-teori sebelumnya, bukti menunjukkan budaya Cekungan Tarim berevolusi secara lokal, memadukan tradisi penggembala dan pertanian untuk beradaptasi dengan tantangan oasis sungai di Gurun Taklamakan.
Seperti apa budaya masyarakat Xiaohe, dari mana mereka berasal, dan bagaimana mereka bisa punah? Semua pertanyaan itu kini masih menjadi misteri. Sejarah memiliki banyak catatan hilangnya suatu peradaban tanpa penjelasan berarti dan Xioahe adalah salah satu di antaranya.