Arkeolog Temukan Kasus Down Syndrome Sudah Ada Sejak Abad ke-13 SM, Penderitanya Dikubur dengan Kalung Khusus
Bukti kasus down syndrome ditemukan pada kerangka seorang bayi dari abad ke-13 SM.
Bukti kasus down syndrome ditemukan pada kerangka seorang bayi dari abad ke-13 SM.
-
Kapan tengkorak gadis Yunani kuno ini ditemukan? Tengkorak ini berasal dari sekitar tahun 400 sampai 300 SM.
-
Apa yang ditemukan di lengan tentara Yunani kuno itu? Pada 2013, profesor Yunani dan Ketua Antropologi di Universitas Adelphi, Anagnostis Agelarakis, membawa beberapa bagian dari kerangka prajurit Yunani kuno yang terluka itu dari Yunani Utara ke Pusat Medis Yahudi Long Island (LIJ), dengan izin dari Badan Arkeologi Yunani.Kerangka prajurit ini ditemukan saat penggalian arkeologi dilakukan Badan Arkeologi Yunani.Ahli radiologi LIJ, Helise Coopersmith melakukan rontgen pada potongan tulang prajurit tersebut, yang jenazahnya berusia lebih dari 2.500 tahun. Mata panah perunggu tertanam di ulna kiri (tulang utama di lengan bawah).
-
Di mana tengkorak gadis Yunani kuno tersebut ditemukan? Tengkorak tersebut ditemukan bersama serangkaian kerangkan perempuan dan gadis lainnya di Pemakaman Utara, Patras, yang merupakan pemakaman zaman Helenistik.
-
Apa yang ada di dalam guci Yunani kuno tersebut? Guci kuno ini dilapisi dengan lembaran tipis yang terbuat dari timah dengan ukiran kutukan yang ditujukan untuk korbannya. Saat ditemukan, didalam guci berisi tulang-tulang ayam yang dipotong bersama dengan sebuah koin.
-
Bagaimana bentuk barbel zaman Yunani Kuno? Batu-batu yang digunakan merupakan batuan berbahan batupasir mereh berbentuk balok yang diukir dua lekukan ke dalam. Lekukan ini dibuat supaya membentuk pegangan sehinggga dapat dugunakan sebagai pemberat bebas.
-
Bagaimana patung dewa dan dewi Yunani kuno ditemukan? Patung kepala ditemukan saat penggalian baru-baru ini di dasar danau di kota kuno Aizanoi.
Arkeolog Temukan Kasus Down Syndrome Sudah Ada Sejak Abad ke-13 SM, Penderitanya Dikubur dengan Kalung Khusus
Down syndrome bukan kelainan yang baru ditemukan pada zaman modern, tetapi sudah ada sejak abad ke-13 SM. Bukti kasus down syndrome ini ditemukan di Pulau Aegina, Yunani dan menjadi bukti kasus down syndrome pertama di Yunani kuno.
Pada abad ke-13 SM terdapat hasil analisis DNA pada kerangka bayi berusia 12-16 bulan asal Mycenaean. Hasil analisis menunjukkan bahwa bayi tersebut menderita down syndrome.
Sumber: Greek Reporter
Sindrom ini adalah suatu kondisi genetik di mana seseorang dilahirkan dengan salinan tambahan kromosom 21. Artinya, mereka memiliki total 47 kromosom, bukan 46. Hal ini dapat memengaruhi perkembangan otak dan tubuh mereka.
Setelah kematiannya, bayi itu dimakamkan dengan kalung yang terbuat dari 93 manik-manik faience dan vitreous, serta enam manik-manik cornelian, sebuah temuan yang menunjukkan perawatan yang diterimanya dalam hidup dan mati.
Penggalian yang dimulai sejak tahun 2005 oleh Departemen Sejarah dan Arkeologi Universitas Nasional dan Kapodistrian Athena (EKPA) telah menghasilkan temuan yang menarik. Direktur penggalian, Profesor Emeritus Arkeologi di EKPA, Naya Polychronakou-Sgouritsa, menjelaskan bahwa pemukiman Lazarids berkembang selama periode Istana abad ke-14 dan ke-13 SM, memainkan peran penting dalam peristiwa di Teluk Argosaronic.
- Arkeolog Temukan 33 Makam Kuno Berusia 2600 Tahun di Mesir, Berisi Mumi yang Menderita Penyakit Menular
- Arkeolog Temukan Makam Dua Bocah Laki-Laki Berusia 1.600 Tahun, Dikubur Bersama Hewan dan Perhiasan Emas
- Arkeolog Temukan Makam 'Wali Kota' Zaman Batu Berusia 6.800 Tahun, Dikubur Bersama Gigi Babi Hutan
- Arkeolog Temukan Mumi Anak Tertua di Dunia, Posisinya Meringkuk & Masih Pakai Kalung dari Cangkang Telur Burung Unta
"Temuan ini menunjukkan perkembangan pemukiman Lazarids dalam dua abad periode Istana dan peran pentingnya dalam peristiwa-peristiwa pada masa itu," ujarnya kepada Kantor Berita Makedonia Athena (AMNA).
Penelitian mendalam dilakukan untuk mengungkap keadaan bayi perempuan tersebut. Dr. Eleanna Prevedorou, seorang ahli bioarkeologi, menyatakan bahwa bayi tersebut mengalami kondisi yang menyebabkan rasa sakit yang serius.
Kerangka bayi penderita down syndrome yang meninggal pada abad ke-13 SM.
“Dia adalah seorang gadis kecil yang menghabiskan sebagian besar, jika tidak seluruh, hidupnya dalam keadaan sakit dan menderita rasa sakit yang hebat,” ungkap Prevedorou.
Analisis genetik di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusioner, Jerman, mengonfirmasi bahwa anak itu juga menderita down syndrome. Namun, masih belum jelas sejauh mana masalah kesehatan yang parah berhubungan dengan sindrom ini.
Naia Polychronakou-Sgouritsa menegaskan temuan ini penting karena merupakan kasus down syndrome pertama yang tercatat di Yunani Kuno. Namun, dia juga menyadari bahwa kemungkinan masih ada kasus lain yang belum terungkap.
Temuan ini membuka jendela baru dalam pemahaman tentang kondisi kesehatan dan perawatan medis di Yunani Kuno.