Arkeolog Temukan Sidik Jari Bocah di Bejana Tanah Liat Berusia 4.500 Tahun, Ungkap Praktik Eksploitasi Tenaga Kerja Zaman Purba
Anak-anak ini diduga dimanfaatkan kerajaan menjadi tenaga kerja.
Arkeolog menemukan sidik jari seorang bocah berusia sekitar 7 atau 8 tahun di bejana tanah liat kuno. Bejana ini diperkirakan berusia 4.500 tahun, ditemukan di situs arkeologi di Tel Hama, Suriah.
Para arkeolog menganalisis 450 bejana tembikar yang dibuat di Tel Hama, sebuah kota di tepi Kerajaan Ebla, salah satu kerajaan terpenting di Suriah pada Zaman Perunggu Awal. Hasilnya, dua pertiga dari bejana tembikar tersebut dibuat oleh anak-anak – berusia sekitar tujuh dan delapan tahun.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di makam kuno di wilayah Segzabad? Arkeolog dari Universitas Tehran menemukan sisa-sisa tengkorak bocah berasal dari 3.000 tahun lalu selama penggalian di sebuah situs pemakaman kuno di wilayah Segzabad, Provinsi Qazvin, di Iran.
-
Artefak apa yang baru ditemukan oleh para arkeolog? Para arkeolog menemukan patung kuda pertama yang dibuat manusia. Patung berbentuk kuda kecil tersebut terbuat dari gading mammoth ini telah ada sejak Zaman Paleolitikum Atas, 35.000 tahun lalu.
-
Mengapa arkeolog mengambil sampel tanah di kuburan kuno? Selama penggalian, arkeolog juga mengambil sampel tanah untuk dikirim dan dianalisis lebih lanjut untuk mendapatkan data tentang lingkungan dan flora, selain analisis antropologi tulang-tulang.
-
Siapa yang memimpin tim arkeolog yang menemukan artefak-artefak kuno di Turkistan? Pemimpin ekspedisi Aleksandr Podushkin, arkeolog di Universitas Ozbekali Zhanibekov, mengatakan negara bagian Kangju adalah sebuah federasi yang terdiri dari berbagai macam orang, termasuk, pada saat itu, kelompok-kelompok nomaden Sarmatian, Xiongnu, dan Saki (yang mungkin saja merupakan orang Skit).
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
Anak-anak ini diduga dieksploitasi untuk keperluan kerajaan, seperti dikutip dari Arkeonews, Rabu (16/10).
Ketua tim penelitian, Akiva Sanders dari Universitas Tel Aviv mengatakan, penelitian ini membuka wawasan baru terkait kehidupan anak-anak yang hidup di era Kerajaan Elba, salah satu kerajaan tertua di dunia.
“Kami menemukan, pada puncak kejayaannya, sekitar tahun 2400 hingga 2000 SM, kota-kota yang terkait dengan kerajaan tersebut mulai bergantung pada pekerja anak untuk produksi industri tembikar. Anak-anak tersebut bekerja di bengkel-bengkel kerja yang dimulai pada usia tujuh tahun, dan dilatih secara khusus untuk membuat cangkir-cangkir yang seragam – yang digunakan di kerajaan dalam kehidupan sehari-hari dan pada jamuan makan kerajaan,” jelas Sanders.
Seperti diketahui, sidik jari seseorang tidak berubah sepanjang hidupnya. Oleh karena itu, ukuran telapak tangan dapat diperkirakan secara kasar dengan mengukur kepadatan tepi sidik jari – dan dari ukuran telapak tangan, usia dan jenis kelamin orang tersebut dapat diperkirakan.
Produksi Gelas
"Kami ingin menggunakan sidik jari pada tembikar tersebut untuk memahami bagaimana proses seperti urbanisasi dan sentralisasi fungsi pemerintahan mempengaruhi demografi industri keramik. Di kota Hama, yang merupakan pusat produksi keramik kuno, kita awalnya melihat pembuat tembikar berusia sekitar 12 dan 13 tahun, dengan separuh pembuat tembikar berusia di bawah 18 tahun, dan jumlah anak laki-laki dan perempuan sama banyaknya," jelas Sanders.
- Arkeolog Temukan Bekas Lahan Pertanian Berusia 5.000 Tahun, Berisi Kapak Sampai Sisa Benih Tanaman
- Arkeolog Temukan Bukti Manusia Purba di Zaman Batu Sudah Mulai Bertani 5.400 Tahun Lalu, Ada Lumbung Sampai Sisa Tanaman
- Arkeolog Temukan 4 Kerangka Manusia di Kuil Berusia 3.800 Tahun, Diyakini Pengikut Ajaran Penyembah Air
- Arkeolog Temukan Anak Panah Berusia 3.600 Tahun di Gunung, Sosok Pemiliknya Terungkap
“Statistik ini berubah seiring terbentuknya Kerajaan Ebla ketika kita melihat para pembuat tembikar mulai memproduksi lebih banyak gelas untuk jamuan makan. Dan karena semakin banyak pesta berbahan bakar alkohol yang diadakan, cangkir-cangkir tersebut sering kali pecah – dan oleh karena itu cangkir-cangkir tersebut perlu dibuat lebih banyak lagi," paparnya.
“Kerajaan tidak hanya semakin bergantung pada pekerja anak, namun anak-anak juga dilatih untuk membuat cangkir-cangkir tersebut semirip mungkin satu sama lain. Ini adalah fenomena yang juga kita lihat dalam revolusi industri di Eropa dan Amerika: sangat mudah untuk mengontrol anak-anak dan mengajari mereka gerakan-gerakan khusus untuk menciptakan standardisasi dalam kerajinan tangan.”
Bikin Patung
Peneliti juga menemukan, anak-anak tersebut membuat patung-patung kecil dan miniatur wadah untuk diri mereka sendiri.
“Anak-anak ini saling mengajari cara membuat patung dan bejana mini, tanpa keterlibatan orang dewasa,” kata Sanders.
“Dapat dikatakan bahwa cangkir-cangkir tersebut diciptakan oleh anak-anak – dan mungkin termasuk anak-anak terampil dari bengkel pembuatan cangkir. Tampaknya dalam patung-patung ini anak-anak mengekspresikan kreativitas dan imajinasinya.”
Temuan para arkeolog ini dipublikasikan dalam jurnal Childhood in the Past.