Arkeolog Temukan Tiga Tengkorak Bangsa Viking Berbentuk Lonjong dan Gigi Dikikir, Alasannya Ternyata Unik
Tengkorak sengaja dibikin lonjong dengan tujuan khusus.
Tengkorak sengaja dibikin lonjong dengan tujuan khusus.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Jerman Timur? Para arkeolog yang melakukan penggalian di Jerman Timur menemukan kuburan berusia 4.200 tahun, dekat Oppin di Saxony-Anhalt yang berisi kerangka seorang pria yang diyakini berisiko menjadi “zombie”.
-
Bagaimana para arkeolog menemukan permukiman Viking? Pemindaian dilakukan menggunakan kendaraan kecil seperti mobil golf. Kendaraan ini dilengkapi dengan alat georadar dan diawaki oleh para arkeolog. Saat melewati lahan pertanian yang luas, mobil ini mengirimkan sinyal ke dalam tanah untuk mencari reruntuhan yang terkubur di bawah ladang di pulau Klosterøy.
-
Di mana arkeolog menemukan mata panah milik Bangsa Viking? Artefak Viking ini ditemukan saat tim arkeolog melakukan survei di pegunungan bersalju. Arkeolog Norwegia dari proyek "Secrets of the Ice" menemukan mata panah zaman Viking saat melakukan survei di Pegunungan Jotunheimen.
-
Apa yang diungkap oleh penelitian ilmuwan tentang asal-usul kecoak Jerman? Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Texas A&M AgriLife mengungkap asal-usul kecoak Jerman, Blatella germanica dan evolusinya terhadap habitat manusia.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan Jerman? Para ilmuwan Jerman berhasil menemukan dan mendeskripsikan sebuah spesies sejenis bintang laut berusia 155 juta tahun, jenis Brittle Star atau bintang rapuh yang sedang dalam pertengahan regenerasi pada separuh tubuhnya.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Norwegia? Arkeolog di Norwegia menemukan anak panah berusia 1.300 tahun.
Arkeolog Temukan Tiga Tengkorak Bangsa Viking Berbentuk Lonjong dan Gigi Dikikir, Alasannya Ternyata Unik
Arkeolog Jerman menemukan bahwa tengkorak tiga wanita Viking abad pertengahan yang ditemukan di Laut Baltik, Pulau Gotland, Swedia, menunjukkan bukti adanya prosedur aneh untuk memanjangkan tengkorak mereka.
Proses tersebut memberi penampilan yang unik dan khas, menurut sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Current Swedish Archaeology. Selain itu, bukti pria Viking dari pulau tersebut mungkin sengaja mengikir gigi mereka, penemuan ini menyoroti peran modifikasi tubuh dalam budaya Viking.
Dua orang berusia antara 25 dan 30 tahun.
Sedangkan yang ketiga adalah seorang wanita berusia antara 55 dan 60 tahun.
- Arkeolog Temukan Makam Dua Bocah Laki-Laki Berusia 1.600 Tahun, Dikubur Bersama Hewan dan Perhiasan Emas
- Arkeolog Temukan Kolam Renang di Sebuah Vila Mewah Milik Sosialita Romawi Kuno, Dilengkapi Mosaik dari Marmer
- Arkeolog Temukan Sisir Bangsa Viking, Terbuat dari Tanduk dan Tulang Hewan, Begini Bentuknya
- Arkeolog Kaget Temukan Tengkorak Manusia yang Dipahat dan Bolong Bekas Dibor, Ternyata Dulu Disembah
Ketika orang mendengar tentang modifikasi tubuh Viking, mereka mungkin berpikir tentang tato Viking, terutama sejak serial History Channel Viking mempopulerkan gagasan tersebut. Namun, apakah orang Viking sebenarnya memiliki tato masih menjadi perdebatan. Tato tidak disebutkan dalam beberapa kisah dan puisi Norse yang masih ada, meskipun ciri-ciri fisik tidak biasa lainnya sering disebutkan, seperti bekas luka.
Satu-satunya bukti nyata berasal dari catatan perjalanan abad ke-10 oleh seorang musafir dan pedagang Arab bernama Ahmad Ibnu Fadlan, yang dalam catatan perjalanannya, “Mission to the Volga”, menggambarkan pedagang Viking Swedia (Rusiyyah) yang ia temui di wilayah Volga Tengah Rusia.
“Mereka gelap mulai dari ujung jari kaki hingga leher—pohon, gambar, dan sejenisnya,” tulis Ibnu Fadlan, dikutip dari laman Ars Technica, Rabu (12/6).
Namun tidak ada bukti arkeologis yang kuat, karena kulit manusia biasanya tidak bertahan selama berabad-abad setelah penguburan bangsa Viking.
Pada 1980-an, para arkeolog mencatat "tanda-tanda aneh" pada gigi tengkorak laki-laki Zaman Viking yang tampak seperti gigi yang sengaja dikikir.
Sekitar 130 contoh tengkorak Norse dengan gigi kikir telah ditemukan, 80 persennya berasal dari Gotland.
Tanda tersebut biasanya terdapat pada gigi depan atas dan memiliki alur horizontal dengan pola garis lurus, meskipun terkadang ada juga tanda berbentuk bulan sabit.
Penelitian 2005 oleh ahli osteologi Caroline Arcini dari Museum Sejarah Nasional Swedia menyimpulkan tanda-tanda tersebut "dibuat dengan terampil" dan kecil kemungkinan orang-orang tersebut telah mengikir gigi mereka sendiri dan membuat tanda itu sendiri.
Ada budaya lain yang diketahui melakukan modifikasi gigi, tetapi hal ini tidak lazim terjadi di Eropa abad pertengahan, dan bangsa Viking biasanya tidak melakukan perawatan gigi.
Prosedurnya akan sangat menyakitkan, namun Arcini tidak menemukan bukti praktik tersebut merupakan bagian dari inisiasi atau ritus peralihan bagi para pemuda, dan kemungkinan besar para pemuda tersebut adalah pejuang, anggota elit masyarakat, atau budak.
Mengingat konsentrasi pria-pria tersebut berasal dari Gotland, dia berpendapat adat istiadat itu berasal dari pulau tersebut atau gigi dikikir di tempat lain.
Matthias Toplak (Museum Viking Haithabu) dan Lukas Kerk (Universitas Munster), rekan penulis studi terbaru ini, berpendapat bahwa pengikiran gigi mungkin merupakan cara untuk mengidentifikasi sesama anggota kelompok pedagang tertutup.
Tiga wanita abad ke-11 dengan tengkorak lonjong menawarkan teka-teki yang lebih membingungkan. Tengkorak-tengkorak itu digali dari tiga kuburan berbeda di Gotland, dikuburkan sekitar paruh kedua abad ke-11, lengkap dengan perhiasan tetapi hanya sedikit barang kuburan. Dua orang berusia antara 25 dan 30 tahun, sedangkan yang ketiga adalah seorang wanita berusia antara 55 dan 60 tahun.
Mengingat ketiga penguburan tersebut relatif berdekatan secara kronologis, penulis menyimpulkan ketiga wanita tersebut kemungkinan besar memiliki latar belakang yang sama yang melibatkan praktik modifikasi tengkorak. Namun, hanya ada sedikit petunjuk mengapa modifikasi tersebut dilakukan.
Menurut Toplak dan Kerk, terdapat bukti pemanjangan tengkorak dipraktikkan di berbagai budaya kuno dan abad pertengahan, dari Amerika Selatan dan Asia Tengah hingga Eropa Tenggara. Prosesnya biasanya melibatkan pengikatan kepala anak kecil (perempuan) di bawah usia 3 tahun dengan kayu atau kain.