Dibantu 6.500 Relawan, Arkeolog Temukan 1.000 Kuburan Kuno
Keberhasilan ini menandakan pentingnya melibatkan relawan dalam arkeologi.
Para arkeolog bersama 6.500 relawan menemukan sekitar 1.000 gundukan kuburan kuno di Belanda hanya dalam waktu empat bulan. Keberhasilan ini menandakan pentingnya melibatkan relawan dalam arkeologi.
Pada tahun 2018, proyek Heritage Quest diluncurkan untuk melibatkan warga dalam mengidentifikasi fitur arkeologi pada citra lidar di Belanda tengah.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di Belanda? Biji tanaman ini ditemukan di dalam tulang hewan di pemukiman Romawi yang disebut Houten-Castellum di Belanda.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Belgia? Para arkeolog dari TraceoLab di Universitas Liège, Belgia menemukan pelempar tombak tertua.
-
Apa yang membuat arkeolog kagum tentang kota kuno ini? Reruntuhannya menawarkan wawasan tentang perencanaan dan rekayasa yang digunakan untuk membangunnya.
-
Apa yang ditemukan oleh arkeolog di bawah gedung parlemen Belanda? Dua hari setelah memulai proyek penggalian di bawah bekas Kapel Pengadilan di Binnenhof, The Hague, Belanda, arkeolog menemukan tiga tengkorak, sebuah koin perunggu, dan sisa-sisa bangunan kapel.
-
Apa yang ditemukan para arkeolog di Nijmegen? Arkeolog menemukan sebuah mangkok beling yang masih utuh berusia 2.000 tahun saat melakukan penggalian di Kota Nijmegen, Belanda, tahun lalu.
Melalui keterlibatan ribuan orang secara online, gundukan pemakaman prasejarah dapat diidentifikasi di seluruh wilayah dalam waktu singkat. Namun, keakuratan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dipertanyakan karena mayoritas sukarelawan bukanlah arkeolog profesional.
“Meskipun volume data melebihi ekspektasi kami, kami menghadapi tantangan utama yang umum terjadi pada proyek ilmu pengetahuan warga: seberapa andal deteksi yang dilakukan oleh para sukarelawan?” jelas penulis utama penelitian ini, Dr. Quentin Bourgeois dari Universitas Leiden, dikutip dari laman Phys.org, Jumat (18/10).
Untuk menilai keakuratan data, penulis melakukan survei darat terhadap 380 situs yang diidentifikasi selama penelitian, memeriksanya secara langsung untuk menentukan apakah situs tersebut sebenarnya adalah kuburan prasejarah. Hasilnya dipublikasikan di jurnal Antiquity.
Hitungan Bulan
Dr. Bourgeois mengatakan hasilnya jelas.
"Ilmu pengetahuan warga berhasil. Kami menemukan korelasi langsung antara jumlah sukarelawan yang mengidentifikasi objek arkeologi potensial dan kemungkinannya menjadi gundukan kuburan prasejarah," ujarnya.
- Arkeolog Temukan Kota Kuno 1.000 SM yang Tak Pernah Disangka Keberadaannya
- Arkeolog Amatir Temukan Kepala Wanita Berukir di Kolam Pemandian Kuno dari Abad ke-4, Begini Wujudnya
- Arkeolog Temukan 'Kerajaan Tersembunyi' di Kota Romawi Kuno Berusia 2200 Tahun, Ada 57 Situs yang Saling Terhubung
- Arkeolog Temukan Kuburan Anak-Anak Berusia 2.700 Tahun, Isinya Patung Dewi yang Sedang Menari
Hal ini menunjukkan pentingnya keterlibatan sukarelawan dalam proyek arkeologi, sehingga memungkinkan identifikasi fitur arkeologi jauh lebih cepat dibandingkan yang dapat dilakukan oleh para profesional saja.
“Hal yang membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi para arkeolog profesional untuk mencapainya, dapat dicapai dalam hitungan bulan berkat kombinasi teknologi lidar dan partisipasi warga,” tambah Dr. Bourgeois.
Hal ini juga mempunyai implikasi terhadap pembuatan kebijakan warisan budaya, karena pemerintah daerah dapat menerapkan ilmu pengetahuan warga (citizen science) untuk mengidentifikasi situs warisan budaya untuk dilindungi dengan cepat dan hemat biaya. Di masa depan, penulis berencana untuk menggabungkan partisipasi sukarelawan dengan pembelajaran mesin, untuk mengidentifikasi situs arkeologi dalam skala yang lebih besar.