Ilmuwan Temukan Ramuan Halusinogen Mesir Kuno, Tersimpan Dalam Vas Bunga Berusia 2.200 Tahun
Ramuan ini menyebabkan orang yang meminumnya bisa berhalusinasi.
Peneliti menemukan sisa-sisa ramuan halusinogen Mesir kuno di dalam sebuah vas bunga berusia 2.200 tahun. Temuan ini menjadi bukti ritual halusinogen yang mungkin membantu orang Mesir kuno menghidupkan kembali kisah mitos di mana dewa kurcaci menipu dewi langit.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan pada 13 November di jurnal Scientific Reports, tim ilmuwan melaporkan temuan mereka dan menyatakan ramuan tersebut mungkin menyebabkan halusinasi pada mereka yang meminumnya. Vas bunga di mana ramuan tersebut ditemukan bergambar Bes, dewa kerdil Mesir kuno yang dikaitkan dengan persalinan, kegembiraan, dan musik, seperti dikutip dari Live Science, Selasa (19/11).
-
Bagaimana artefak-artefak kuno itu ditemukan? Berbagai artefak ini merupakan hasil penggalian terbaru (2022-2023) oleh Departemen Arkeologi Negara Bagian Tamil Nadu (TNSDA) yang baru saja selesai.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Bagaimana artefak di makam tersebut dapat membantu memahami peradaban Mesir Kuno? Kementerian Pariwisata dan Kepurbakalaan Mesir yang mengumumkan temuan ini pada 23 Juli lalu menyampaikan, artefak ini bisa memberikan pemahaman lebih luas terkait "rahasia peradaban Mesir kuno", termasuk praktik penguburan pada masa itu dan juga peran kota pesisir tersebut dalam perdagangan dengan negara lain di zaman kuno.
-
Kapan artefak-artefak kuno itu ditemukan? Berbagai artefak ini merupakan hasil penggalian terbaru (2022-2023) oleh Departemen Arkeologi Negara Bagian Tamil Nadu (TNSDA) yang baru saja selesai.
-
Bagaimana para ilmuwan memastikan asal usul senjata-senjata kuno itu? "Beberapa kilogram besi berkarat penuh lumpur tanpa bentuk dibungkus dengan aman dan dibawa keluar dari hutan untuk dibersihkan dan memastikan asal usul temuan ini," jelas Darius Kopciowski dari Konservator Monumen Provinsi Lublin.
-
Mengapa artefak ini menarik perhatian para ilmuwan? Dikutip dari Arkeonews, Selasa (23/7), monumen yang berasal dari seorang pematung kuno ini menarik perhatian para ilmuwan dari Astana dan rekan-rekannya di luar negeri.
Tim melakukan analisis kimia terhadap residu organik di dalam vas dan menemukan jejak rue liar (Peganumharmala), teratai Mesir (Nymphaea nouchali var. caerulea), dan tanaman dari genus Cleome, yang semuanya secara tradisional terbukti memiliki zat psikotropika dan khasiat obat. Para ilmuwan juga mendeteksi sisa-sisa biji wijen, kacang pinus, licorice dan anggur, yang menurut mereka bahan-bahan ini “umumnya digunakan untuk membuat minuman tersebut supaya terlihat seperti darah".
Peneliti juga menemukan sisa-sisa cairan manusia seperti ludah dan darah, menunjukkan orang Mesir kuno meminum ramuan tersebut. Tim mengatakan ada kemungkinan cairan manusia dimasukkan sebagai bahan ke dalam ramuan tersebut.
Tim menggunakan berbagai teknik untuk mengidentifikasi bahan-bahan dalam ramuan tersebut, yang residunya tertinggal di vas. Metode-metode ini termasuk ekstraksi DNA purba, serta spektroskopi inframerah transformasi fourier, suatu teknik yang menggunakan cahaya inframerah untuk menentukan bahan penyusun suatu senyawa.
Minuman Berwarna Darah
Temuan ini membuat tim berpikir orang-orang di Mesir kuno sedang mencoba menciptakan kembali “Mitos Mata Matahari.” Dalam ceritanya, Bes menenangkan Hathor, dewi langit yang diasosiasikan dengan kesuburan, ketika dia sedang dalam suasana haus darah dengan "menyajikannya minuman beralkohol, dibubuhi obat nabati, dibuat mirip darah hingga tertidur lelap".
Mungkin juga minuman halusinogen tersebut digunakan oleh orang-orang yang mencoba meramal masa depan seperti prediksi soal kehamilan dan lain-lain.
- Ilmuwan Temukan Lubang Pembuangan Dipenuhi Kerangka Mamut Berusia 100.000 Tahun, 61 Fosil Sudah Digali dari Kedalaman 20 Meter
- Ilmuwan Temukan Hiu Berumur 500 Tahun
- Ilmuwan Ungkap Makanan Terakhir yang Masih Ada di Dalam Perut Mumi Berusia 2.400 Tahun, Ternyata Hidangan Lezat dan Bergizi
- Ilmuwan Pertama Kali Temukan Fosil Kromosom Purba, Masih Utuh dan Tersusun Rapi dalam Kulit Mamut Berbulu Berusia 52.000 Tahun
“Para ahli Mesir percaya orang-orang mengunjungi Bes Chambers di Saqqara ketika mereka ingin memastikan kehamilannya berhasil karena kehamilan di dunia kuno penuh dengan bahaya,” jelas Branko van Oppen, kurator seni Yunani dan Romawi di Tampa Museum of Art dan salah satu penulis makalah tersebut.
"Jadi, kombinasi bahan-bahan ini mungkin digunakan dalam ritual sihir yang menimbulkan penglihatan mimpi dalam konteks masa melahirkan yang berbahaya ini."