Ilmuwan Temukan Sarang Tertua di Dunia Berusia 29 Juta Tahun, Masih Lengkap dengan 50 Telur Serangga
Ini merupakan temuan langka dan kemungkinan satu-satunya fosil sarang dengan telur yang masih lengkap yang pernah ditemukan.
Ini merupakan temuan langka dan kemungkinan satu-satunya fosil sarang dengan telur yang masih lengkap yang pernah ditemukan.
-
Di mana fosil tengkorak berusia 300.000 tahun ditemukan? Ahli arkeologi menemukan kerangka rahang bawah berumur 300.000 tahun di Hualongdong, China.
-
Kapan fosil tengkorak kelelawar yang ditemukan itu berusia? Tengkorak berukuran 1,8 cm ini merupakan penemuan yang penting, berusia sekitar 50 juta tahun dengan bentuk tiga dimensi yang utuh.
-
Di mana fosil hewan purba ditemukan di Sumedang? Dua fosil hewan purba yakni gading gajah dan tempurung kura-kura belum lama ini ditemukan di Desa Jembarwangi, Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
-
Dimana fosil hewan purba ini ditemukan? Potongan fosil tulang rahang hewan tersebut ditemukan di ladang opal di bagian utara New South Wales, bersama dengan bukti beberapa spesies monotreme purba lainnya yang kini telah punah.
-
Bagaimana para ahli paleontologi meneliti pertumbuhan dan perkembangan spesies paus purba ini? Melalui analisis detail gigi dan tulang Tutcetus menggunakan pemindaian CT (CT-Scan), tim merekonstruksi pertumbuhan dan perkembangan pola spesies ini.
-
Kapan fosil hewan purba ini ditemukan? Fosil-fosil tersebut ditemukan sekitar 25 tahun yang lalu oleh ahli paleontologi Elizabeth Smith dan putrinya Clytie ketika mereka sedang memeriksa sisa-sisa tambang opal.
Ilmuwan Temukan Sarang Tertua di Dunia Berusia 29 Juta Tahun, Masih Lengkap dengan 50 Telur Serangga
Ilmuwan menemukan sarang tertua di dunia di Oregon, Amerika Serikat. Lokasi penemuan sarang serangga berusia 29 juta tahun ini dulunya merupakan hutan purba beriklim sedang.
Sarang ini masih berisi 50 butir telur berbentuk lonjong, yang tak sempat menetas. Sarang dan telur ini telah membatu menjadi fosil dan termineralisasi. Temuan ini menjadi catatan reproduksi serangga yang belum pernah dilihat oleh ahli paleontologi sebelumnya.
Sumber: CNN
Berdasarkan hasil CT-scan mikro, sarang dan telur ini milik belalang.
Foto: Nick Famoso/National Park Service
- Ilmuwan Temukan Spesies Baru Kecoak dari Fosil Berusia 180 Juta Tahun, Punya Warna Sayap Unik
- Ilmuwan Temukan Spesies Baru Lalat Gergaji dari Fosil Berusia 16 Juta Tahun, Serangga Mirip Tawon yang Telah Punah
- Ilmuwan Temukan Sayatan Pada Fosil Mamut Berusia 39.000 Tahun, Ungkap Jejak Manusia Pertama di Kutub Utara
- Ilmuwan Ungkap Hewan Berusia 500 Juta Tahun Punya 30 Pasang Kaki Berduri, Masih Keluarga dengan Kepiting dan Monyet Laut
Temuan ini mengonfirmasi bahwa dalam ekosistem purba, belalang telah ada dan berkembang pada masa itu dan beberapa jenis belalang mengubur telur mereka di bawah tanah.
Dalam catatan penemuan fosil, telur serangga merupakan hal yang sangat jarang dan telur yang masih lengkap dengan sarangnya jauh lebih langka. Ini kemungkinan satu-satunya fosil telur belalang yang pernah ditemukan. Temuan ini juga memberikan pandangan terhadap reproduksi belalang pada Zaman Oligosen, 33,9 juta sampai 23 juta tahun lalu, menurut peneliti dalam jurnal Parks Stewardship Forum.
Manajer Program Paleontologi dan Kurator Museum di John Day Fossil Beds National Monument, Dr. Nick Famoso mengatakan yang juga membuat penemuan ini lebih luar biasa adalah karena ditemukan di habitat yang jarang terdapat fosil. Lokasi penemuan sarang dan telur belalang ini di Mitchell, Oregon, yang dikelola Badan Taman Nasional.
Fosil halus seperti spesimen ini biasanya tersimpan di endapan danau bersama dengan materi tumbuhan. Tempat-tempat seperti itu cenderung anoksik, atau miskin oksigen, dan relatif statis, jelas Famoso. Di sana, fosil dapat terbentuk dengan tenang, tidak tersentuh arus atau bakteri. Namun jutaan tahun yang lalu, ada sungai atau aliran sungai yang melewati lokasi ini. Namun demikian, kondisi di sekitar gumpalan telur ini tepat untuk tetap terkubur dan menjadi fosil tanpa terganggu dalam kondisi yang hampir sempurna, meskipun terdapat lingkungan dinamis dengan aliran air di dekatnya, kata Famoso.
“Mereka adalah spesies pertama yang diakui sebagai anggota orthopteran – belalang dan kerabatnya – dalam catatan fosil, yang patut dicatat," kata ahli paleobiologi dan wakil kepala penelitian di Museum Sejarah Alam Universitas Oxford, Dr. Ricardo Perez-de la Fuente, yang tidak terlibat dalam penelitian.