Ilmuwan Ungkap Mengapa Orang Cenderung Tak Bisa Tidur di Tempat Baru Pada Malam Pertama, Ini Penjelasannya
Penelitian ini dilakukan ilmuwan di Universitas Brown pada tahun 2016.
Sebagian besar dari Anda mungkin pernah merasakan kesulitan untuk tidur ketika berada di lingkungan baru. Hal ini ternyata telah dijelaskan dalam sebuah penelitian yang mengungkapkan alasannya. Dalam studi yang dilakukan pada tahun 2016, ilmuwan dari Universitas Brown, Amerika Serikat, menemukan penyebab dari fenomena yang dikenal sebagai efek malam pertama saat kita berada di luar zona nyaman.
Masalah ini berkaitan dengan kewaspadaan manusia yang mirip dengan hewan. Berdasarkan penemuan ini, para peneliti mempublikasikan hasilnya dalam jurnal Current Biology, seperti yang dikutip dari Mentalfloss, Rabu (11/12).
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di Texas? Penelitian yang dipimpin para ilmuwan Universitas Texas di Austin dan dipublikasikan dalam jurnal The Anatomical Record awal tahun ini mengungkapkan spesies baru, Garzapelta muelleri, dari kelompok reptil yang dikenal sebagai aetosaurus.
-
Siapa Nurul Hikmah? Pada Rabu (24/7) lalu, sebanyak 991 mahasiswa program pascasarjana UGM menjalani upacara wisuda. Di antara mereka ada Nurul Hikmah (25). Dia berhasil lulus dari Program Studi Magister Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi UGM, dengan IPK sempurna 4.00.
-
Kenapa penting mempelajari Ilmu Tajwid? Membaca tanpa tajwid dapat mengubah arti kata karena ada aturan yang ditetapkan untuk membedakan huruf yang sama.
-
Apa yang diuji oleh ketiga ilmuwan tersebut? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
-
Kenapa para ilmuwan tertarik meneliti di bawah es kutub utara? Penelitian mereka menunjukkan bahwa di bawah Samudra Arktik terdapat dasar laut berlumpur yang ditutupi oleh ganggan dalam jumlah yang banyak.
-
Apa yang diyakini oleh sejumlah ilmuwan tentang tata surya kita? Sejumlah Ilmuwan Meyakini Ada Planet Tersembunyi di Tata Surya Ini Ilmuwan ingin menggali potensi keberadaan planet lain di dalam tata surya.
Tidur menjadi misteri bagi para peneliti. Banyak hewan melakukan aktivitas ini, tetapi alasan di balik kebutuhan tersebut masih belum sepenuhnya jelas. Dalam konteks bertahan hidup, dapat menjadi masalah serius bagi hewan jika mereka lengah selama beberapa jam setiap harinya. Namun, bukannya berevolusi untuk tidak tidur, beberapa spesies hewan telah mengembangkan kemampuan untuk tidur dengan satu mata tetap terbuka. Di antara spesies yang melakukan tidur gelombang lambat unihemispheric (USWS) adalah lumba-lumba hidung botol, singa laut selatan, ayam peliharaan, dan paus beluga, di mana hanya separuh otak yang tidur pada satu waktu.
Anda bisa menyaksikan fenomena ini jika melihat sekelompok bebek yang sedang tidur. Bebek yang berada di ujung barisan akan membuka mata yang menghadap ke luar. Mata tersebut terhubung dengan bagian otak yang masih aktif. Dengan cara ini, meskipun mereka sedang tidur, kehadiran predator dapat memicu alarm di otak dan memberi sinyal kepada bebek untuk segera bertindak.
Seperti yang bisa Anda bayangkan, kondisi setengah tidur dengan kewaspadaan ini menjadi keuntungan tersendiri di lingkungan yang berbahaya dan tidak terduga. Sayangnya, otak Anda mungkin menganggap kamar hotel atau apartemen baru sebagai tempat yang berisiko. Hal ini benar: para ilmuwan telah menemukan adanya USWS pada manusia, atau lebih tepatnya, mereka menemukan fenomena yang disebut USWS Lite.
Perilaku Otak
Para peneliti meneliti aktivitas gelombang lambat (SWA), yaitu jenis perilaku otak yang dapat mengindikasikan kedalaman tidur seseorang. Mereka melakukan pengamatan terhadap SWA di empat jalur otak berbeda selama dua sesi tidur, sambil melacak dampak gangguan di sekitar ruangan terhadap kedalaman tidur. Meskipun tujuan awal mereka bukan untuk membandingkan belahan otak, hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan.
Pada malam pertama, para subjek menunjukkan tingkat kewaspadaan yang lebih tinggi pada belahan kiri otak mereka. Selain itu, belahan kiri juga lebih responsif terhadap suara-suara asing yang mungkin dianggap mengancam.
- Penelitian Buktikan bahwa Mimpi Buruk Bisa Muncul pada Mereka yang Kesepian
- Ilmuwan Ungkap di Usia Berapa Manusia Merasa Paling Bahagia dan Puas dalam Hidupnya
- Penelitian Temukan Bahwa Sel Otak Ternyata Berusaha Menebak Masa Depan Saat Tidur
- Cara Mengatasi Anak yang Sering Tidur Larut Malam, Ketahui Penyebabnya
Namun, setelah satu minggu ketika subjek kembali ke laboratorium untuk tidur, terjadi peningkatan simetri dalam aktivitas otak mereka. Hal ini menunjukkan bahwa subjek sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan yang lebih familiar. SWA yang tercatat menunjukkan tingkat kewaspadaan mereka menjadi seimbang, tanpa perbedaan signifikan antara kedua belahan otak.
Sistem Miniatur Seperti Ikan Paus
Hasil penelitian menunjukkan, partisipasi kita dalam USWS memiliki relevansi penting. Yuka Sasaki, salah satu rekan penulis, menyatakan bahwa "otak kita mungkin memiliki sistem miniatur yang dimiliki paus dan lumba-lumba."
Dia juga menambahkan, para pelancong yang sering bepergian mungkin tanpa sadar melatih otak mereka untuk mengatasi FNE. Menurutnya, otak kita "sangat fleksibel," dan "jadi, orang yang sering berada di tempat baru belum tentu memiliki tidur yang buruk secara teratur."
Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman baru dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang.
Ke depannya, tim peneliti berencana untuk melakukan eksperimen yang bertujuan untuk mematikan FNE. Dengan langkah ini, diharapkan orang-orang dapat menikmati tidur malam pertama yang lebih baik. Penelitian ini sangat penting untuk memahami bagaimana lingkungan baru mempengaruhi tidur kita. Dengan demikian, pemahaman yang lebih baik tentang FNE dapat membantu kita menemukan cara untuk meningkatkan kualitas tidur saat berada di tempat yang tidak dikenal.