Ilmuwan Yakin Telah Temukan Lokasi Asal Usul Manusia, di Sini Tempatnya
Hingga kini pertanyaan di mana asal usul manusia masih membuat ilmuwan berbeda pendapat.
Meskipun ada banyak kemajuan dalam pengetahuan dan teknologi, asal-usul manusia selalu menjadi misteri bagi para ilmuwan.
Namun, pertanyaan ini tampaknya dapat dijawab oleh Vanessa Hayes, seorang profesor ahli genetika di Garvan Institute of Medical Research di Sydney.
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti lukisan gua tersebut? Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Indonesia Adhi Augus Oktaviana menggunakan teknik yang disebut pencitraan seri U ablasi laser, yang menurut mereka dalam penelitian tersebut adalah “aplikasi baru dari pendekatan ini”.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di luar angkasa? Tim astronom pimpinan ilmuwan di Caltech, Amerika Serikat melaporkan penemuan air di luar angkasa. Mereka mengaku menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Mengapa penting bagi manusia untuk menuntut ilmu? Dengan berbekal ilmu pengetahuan, manusia mampu membuktikan kekuasaan dan kebesaran Allah SWT.
Hayes dan timnya berhasil menganalisis sebanyak 1.217 sampel DNA dari ibu ke anak yang menunjukkan asal-usul kehidupan manusia. DNA tersebut berasal dari orang-orang yang tinggal di Afrika bagian selatan.
“Kita telah lama mengetahui bahwa manusia modern berasal dari Afrika sekitar 200.000 tahun yang lalu, tetapi yang tidak kita ketahui hingga penelitian ini adalah di mana tepatnya," ujar Hayes, seperti dilansir laman Indy100.
Hayes dan timnya menggunakan DNA untuk melacak garis keturunan ibu tertua dari manusia dan menemukan bahwa garis keturunan ini dapat ditelusuri kembali ke “rumah leluhur” yang menyebar dari Namibia hingga Botswana dan masuk ke Zimbabwe.
Menimbulkan tanda tanya
Dengan bantuan bukti geologis, arkeologis dan fosil, mereka mampu menentukan lokasi asal leluhur manusia lebih jauh lagi. Daerah itu kemungkinan terletak di sebelah selatan sungai Zambezi yang dapat menopang kehidupan manusia selama 70.000 tahun.
Namun kesimpulan dari penelitian tersebut menimbulkan pertanyaan dan keraguan di kalangan ahli lainnya.
Seorang ahli genetika di Universitas Pennsylvania, Sarah Tishkoff mengatakan kepada The Guardian, ”Bagaimana mereka bisa tahu bahwa tidak ada garis keturunan kuno di wilayah lain jika wilayah lain tidak disertakan dalam penelitian?”
Tidak mungkin untuk membuat kesimpulan tentang asal geografis manusia modern di Afrika hanya berdasarkan pola variasi dalam populasi modern. Hal ini karena manusia bermigrasi dalam jarak yang jauh keluar dari Afrika dan melintasi dunia dalam 80.000 tahun terakhir.
Ilmuwan lainnya, Chris Stringer, yang mempelajari asal-usul manusia di Museum Sejarah Alam di London, menambahkan “Saya benar-benar berhati-hati dalam menggunakan distribusi genetik modern untuk menyimpulkan secara pasti di mana populasi leluhur hidup 200.000 tahun yang lalu, khususnya di benua yang sebesar dan serumit Afrika.
Meski begitu, penelitian tersebut tidak dapat menangkap sepenuhnya kompleksitas asal usul mosaik manusia, jika data lain dipertimbangkan.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti