NASA Siapkan Hadiah Rp 47 Miliar Bagi yang Mampu Pecahkan Masalah Sampah dalam Misi ke Bulan
Badan Antariksa Amerika Serikat NASA saat ini tengah bekerja keras memecahkan masalah besar untuk misi ke bulan.
Di bulan selain beberapa robot luar angkasa, limbah manusia berupa urine dan kotoran manusia, serta bungkus makanan kemasan atau sampah lainnya yang dibuat manusia selama misi luar angkasa akan menjadi masalah yang serius.
Dilansir dari laman Greek Reporter, untuk menangani masalah tersebut NASA telah memulai sebuah kompetisi yang disebut LunaRecycle Challenge, kompetisi tersebut merupakan bagian dari program Artemis untuk pengelolaan sampah di bulan.
-
Siapa yang menuntut NASA? Keluarga Alejandro Otero menuntut lebih dari 80.000 dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,3 miliar kepada NASA setelah sampah antariksanya menembus atap rumah keluarga yang berada di Florida, AS tersebut.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Apa yang menjadi masalah di Bulan yang ingin diselesaikan NASA? Kurangnya gravitasi menyebabkan butiran kecil melayang ketika terganggu dan tetap berada di udara lebih lama. Jika masalah ini dapat diselesaikan tanpa harus memindahkan material konstruksi dari Bumi, hal ini akan menjadi langkah penghematan biaya yang besar bagi NASA.
-
Apa yang NASA uji coba? NASA sedang menguji Komunikasi Optik Luar Angkasa (DSOC) – menggunakan laser inframerah untuk mengirim pesan kembali ke Bumi.
-
Siapa astronot Indonesia yang nyaris ikut misi NASA? Sosok inspiratif ini bernama Pratiwi Sudarmono, yang pada Oktober tahun 1985 terpilih oleh badan antariksa Amerika Serikat, NASA, untuk bergabung dalam misi pesawat ulang-alik ke luar angkasa.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
NASA menawarkan hadiah hingga USD 3 juta atau setara Rp 47 miliar bagi mereka yang berhasil menemukan cara cerdas untuk mengelola sampah di luar angkasa.
Kompetisi LunaRecycle Challenge memiliki dua tahap, pada tahap 1, tim harus membuat desain nyata dan model virtual peralatan yang dapat mengelola limbah selama misi 365 hari di Bulan paling lambat 31 Maret 2025.
NASA akan mengirimkan rincian teknis dan desain untuk menangani berbagai jenis limbah seperti kemasan makanan, limbah manusia, dan bahan lainnya.
Dikembangkan di Bumi
Setelah itu, NASA akan menyeleksi ide-ide terbaik paling lambat Mei 2025. Tim yang menang akan mendapatkan sekitar Rp 9,5 miliar untuk desain fisik terbaik dan 6,3 miliar untuk model virtual terbaik.
Desain terbaik akan maju ke Tahap 2, di mana tim akan membangun model kerja sistem mereka. Pada tahap ini, nominal hadiah akan meningkat menjadi Rp 22 miliar untuk desain kerja terbaik dan 9,5 miliar untuk model virtual terbaik.
- NASA Berhasil Nyalakan Mesin Pesawat Tua Ruang Angkasa Voyager 1 dari Jarak 24,6 Miliar Kilometer
- NASA Tak Bisa Pastikan Kepulangan Dua Astronot yang “Terjebak” di Stasiun Ruang Angkasa
- Sebentar Lagi Bumi Bakal Dihiasi Bintang Buatan Manusia Mirip Aslinya
- NASA Temukan 4 Objek Unik Penghuni Luar Angkasa, dari Planet Pengembara hingga Berlian
Tujuan utama LunaRecycle Challenge ini utamanya adalah untuk mengatasi masalah pengelolaan limbah selama misi ke bulan.
Meski begitu, NASA juga ingin teknologi tersebut dapat dikembangkan juga di Bumi agar memberikan manfaat lebih luas.
Lebih jauh, NASA berharap tantangan ini akan menginspirasi proses yang tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga mengurangi limbah berbahaya atau menciptakan teknologi portabel yang dapat diterapkan dalam skala global.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti