Peneliti Memindai Mumi Buaya Berusia 3.000 Tahun, Benda Mengejutkan Ditemukan di Perutnya
Buaya ini dijadikan persembahan terhadap dewa buaya Mesir kuno, Sobek.
Buaya ini dijadikan persembahan terhadap dewa buaya Mesir kuno, Sobek.
-
Apa yang ditemukan arkeolog di kotoran mumi? Penelitian ini mengungkap penduduk Karibia kuno memakan berbagai macam tanaman, tembakau, bahkan kapas.
-
Apa yang ditemukan oleh para arkeolog di Mesir Kuno? Pada awal milenium pertama, banyak mumi di Mesir ditemukan dengan potret seperti aslinya yang memperliahatkan mata mumi yang cerah, gaya rambut, dan perhiasannya.
-
Kenapa arkeolog meneliti kotoran mumi? Lewat penelitian kotoran mumi, arkeolog bisa mengetahui pola makan manusia ribuan tahun lalu.
-
Bagaimana para arkeolog mengetahui asal manik-manik di makam kuno? Arkeolog Moisés Valadez Moreno dari Institut Antropologi dan Sejarah Nasional Meksiko (INAH) mengungkapkan bahwa sebagian besar manik-manik ini berasal dari 186 mil (300 kilometer), arah timur menuju Teluk Meksiko.
-
Apa yang ditemukan oleh ilmuwan tentang air di Bumi? Penelitian yang bertujuan untuk menelusuri asal muasal air di bumi telah membawa para ilmuwan pada suatu penemuan yang benar-benar luar biasa—adanya samudera yang tersembunyi di dalam lapisan mantel bumi, 700 kilometer di bawah permukaan.
-
Apa temuan arkeolog yang penting dalam penggalian pangkalan militer Romawi kuno ini? Dalam penggalian itu arkeolog menemukan bagian Via Pretoria, jalan utama di markas tersebut dan juga podium berbentuk setengah lingkaran serta area jalan berbatu yang menjadi bagian dari bangunan besar untuk umum.
Peneliti Memindai Mumi Buaya Berusia 3.000 Tahun, Benda Mengejutkan Ditemukan di Perutnya
Para peneliti memindai mumi buaya berusia 3.000 tahun dan menemukan di dalam perut hewan purba itu ada kait perunggu.
Buaya sepanjang 2,2 meter itu mati sebelum bisa mencerna seekor ikan yang ditemukan utuh di sekitar kail di perutnya.
Kait yang ditemukan di dalam perut buaya dan proses pengawetannya mengindikasikan hewan ini sengaja ditangkap di alam liar dan dijadikan persembahan kepada dewa buaya Mesir, Sobek, seperti dilansir Science Alert.
Orang Mesir kuno yang mempersiapkan mumifikasi buaya ini tidak mengeluarkan isi perutnya, seperti mumifikasi jasad manusia.
- Berulangkali Menyesal, Anak Bunuh Ayah & Nenek di Cilandak Dikenal Sopan dan Penurut
- Usai Bunuh Ayah & Nenek, Pelaku Sempat Kejar Ibunya Sambil Bawa Pisau, Lolos dari Maut karena Lompat Pagar
- Bunuh Nenek Tetangga Gara-Gara Lahan, Ayah dan Dua Anaknya Dituntut Hukuman Mati
- Menegangkan, Detik-Detik Heru Gundul Evakuasi Buaya Muara di Bantul Milik Mendiang Pencinta Satwa
Kondisi ini mempermudah tim peneliti Inggris untuk mengungkap isi perut hewan buas ini.
“Penelitian sebelumnya lebih menyukai teknik invasif seperti membuka bungkusan dan otopsi, radiografi 3D memberikan kemampuan untuk melihat ke dalam tanpa merusak artefak penting dan menakjubkan ini,” jelas ahli arkeozoologi Universitas Manchester, Lidija McKnight.
Pemindaian mengungkapkan mengungkapkan batu-batu yang ditelan buaya ini untuk membantu pencernaannya yang bermasalah juga belum sampai ke dalam perutnya.
Mumi buaya tanpa isi perut lainnya yang diteliti pada tahun 2019 ditemukan dalam kondisi serupa, dengan perut masih penuh telur, hewan pengerat, serangga, serta sisa tulang dan bulu ikan.
Para peneliti menduga rentang waktu yang pendek antara waktu makan terakhir dan kematian buaya berarti mereka sengaja ditangkap –
diburu khusus untuk ritual keagamaan.
Orang Mesir kuno menyembah buaya besar sebagai representasi Sobek, dewa sungai Nil. Sebagai predator teratas, buaya ditakuti karena bahaya, dan simbolnya diyakini bisa melindungi dari bahaya dan melindungi berbagai tempat dari pengaruh negatif.
Buaya juga dianggap tanda kesuburan mungkin karena perlakuan lembut yang ditunjukkan reptil ini pada anak-anaknya. Jadi populasi buaya yang sehat dianggap sebagai pertanda baik bagi berkembangnya pertanian.
Hasil temuan para peneliti ini diterbitkan dalam jurnal Digital Applications in Archaeology and Cultural Heritage.