Peneliti Temukan Jejak Kaki Berusia 120 Juta Tahun Pada Lapisan Batuan Laut
Peneliti Temukan Jejak Kaki Berusia 120 Juta Tahun Pada Lapisan Batuan Laut
Menurut Anthony Martin, seorang paleontolog di Universitas Emory di Atlanta, Georgia, jejak ini memberikan wawasan ilmiah yang berharga.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Mengapa cicak jatuh? Ketika sedang berjalan di dinding yang terlalu kasar, cicak akan mengangkat tubuhnya. Akibatnya, kaki cicak tidak bisa menahan berat tubuh cicak dan akan membuatnya tidak bisa menempel sehingga rentan terjatuh.
-
Apa artinya "kajian"? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mengkaji artinya belajar, mempelajari, memeriksa, memikirkan, menguji, atau menelaah.
-
Apa itu kue keranjang? Kue keranjang adalah kue khas Imlek yang terbuat dari tepung ketan, gula, dan air yang dikukus dalam cetakan bambu.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Apa saja khasiat cengkih dalam jamu? Cengkih memiliki kandungan antioksidan dan senyawa aktif yang sangat tinggi. Rempah ini dapat membantu menurunkan kadar asam urat dan kolesterol, mengurangi peradangan, melawan radikal bebas, serta meningkatkan fungsi hati dan mencegah osteoporosis.
Peneliti Temukan Jejak Kaki Berusia 120 Juta Tahun Pada Lapisan Batuan Laut
Peneliti menemukan jejak kaki burung tertua yang pernah ditemukan di Australia. Temuan ini menunjukkan burung-burung itu pernah hidup di bagian selatan superbenua Gondwana di masa sekitar 120 juta tahun lalu atau Kretaseus Awal.
Fosil jejak kaki burung ini ditemukan di Formasi Wonthaggi di Victoria, Australia. Keberadaannya menjadi penting karena sebelumnya hanya ada sedikit bukti tentang keberadaan burung Kretaseus di Australia, terbatas pada materi skelet, bulu, dan dua jejak.
Pada saat itu, Australia merupakan bagian dari Gondwana dan terletak lebih selatan, mendekati Kutub Selatan.
- Baru Punah 600 Tahun Lalu, Jejak Kaki Burung Purba Ini Ditemukan Berusia 3,6 Juta Tahun
- Patung Satu Keluarga Berusia 8.500 Tahun Ditemukan, Ungkap Kehidupan Masa Lalu di Turki
- Kerangka Utuh Berusia 2.700 Tahun Ini Masih Pakai Perhiasan Mewah, Penyebab Kematiannya Terungkap
- Jejak Penyakit TBC Paling Awal Menjangkiti Manusia 9.000 Tahun Lalu, Buktinya Ditemukan di Permukiman Purba Bawah Laut
Menurut Anthony Martin, seorang paleontolog di Universitas Emory di Atlanta, Georgia, jejak ini memberikan wawasan ilmiah yang berharga.
Selain menjadi jejak tertua di Australia, mereka juga menjadi jejak burung tertua di Belahan Bumi Selatan, yang mencakup sebagian besar dunia Kretaseus.
Penelitian ini mencatat 27 jejak kaki burung dengan berbagai ukuran dan bentuk, memberikan bukti beberapa spesies burung purba tinggal di wilayah tersebut, termasuk beberapa burung terbesar yang dikenal dari Kretaseus.
Identifikasi dilakukan berdasarkan ciri-ciri avian, seperti memiliki tiga ruas pada kaki, dengan digit yang tipis dan cakar yang tajam.
Jejak burung ini ditemukan pada lapisan batuan laut yang pada masa lampau mungkin adalah dataran banjir kutub kuno. Hal ini menggambarkan wilayah ini mungkin menjadi bagian dari rute migrasi selama musim panas kutub, menurut penelitian tersebut.
Pentingnya temuan ini tidak hanya terletak pada fakta bahwa burung telah tinggal di Australia setidaknya 120 juta tahun yang lalu, tetapi juga memberikan wawasan tentang bagaimana burung-burung purba menyebar di berbagai daratan dan bioma.
Fosil burung Kretaseus sangat langka di wilayah selatan, berbeda dengan benua utara yang telah memberikan berbagai fosil burung purba.
Para peneliti berharap temuan ini akan mendorong penelitian lebih lanjut dan menginspirasi pencarian lebih banyak bukti tentang burung Kretaseus di Belahan Bumi Selatan.
Ini akan membantu pemahaman kita tentang sejarah evolusi burung dan peran mereka dalam mengubah dunia pada periode tersebut.